Eric Djemba-Djemba, Contoh Transfer Buruk Terkini di Sepakbola Indonesia

Hasil gambar untuk eric djemba djemba 
Siapa tidak kenal Eric Djemba-Djemba?
Bagi pendukung sejati kompetisi Liga Inggris khususnya Machester United pasti kenal dengan pemain dari Kamerun ini.
Begitu juga dengan Bonek pendukung Persebaya pasti mengenalinya sebagai salahsatu transfer terburuk yang pernah dilakukan Persebaya.
Menariknya, Eric Djemba-Djemba sesungguhnya tidak pernah masuk dalam rancangan teknis pelatih Persebaya Ibnu Grahan.

Eric Djemba-Djemba sendiri boleh dikatakan bukan pemain yang hebat selain “punya nama” karena pernah berseragam MU dan Aston Villa.
Eric Djemba-Djemba mulai dikenal penggemar sepakbola dunia saat dirinya menerima penawaran untuk pindah dari Nantes ke salahsatu klub besar di Liga Inggris bahkan dunia, Manchester United pada 2003.
Tidak tanggung-tanggung, kepindahan pemain tengah ini digadang-gadang sebagai persiapan MU untuk meregenerasi lini tengah mereka yang saat itu masih dihuni kapten sekaligus dinamo permainan Roy Keane.
Wow…tentu bukan sembarang pemain yang ditunjuk oleh Manager sekelas Sir Alex Ferguson untuk melapisi Roy Keane, ada harapan yang begitu besar pada sosok Eric Djemba-Djemba.
Namun harapan tinggallah harapan.
Eric Djemba-Djemba tidak kunjung memperlihatkan kapabilitasnya sebagai penerus Roy Keane di lini tengah MU.
Praktis hanya dua musim Eric Djemba-Djemba bermain bagi MU.
Jumlah laga yang dimainkannya pun hanya 20, jumlah laga yang sangat minim untuk ukuran keberadaan seorang pemain selama dua musim di suatu klub.

Lepas dari MU, Eric Djemba-Djemba mencoba mengembalikan reputasinya di Aston Villa pada tahun 2005.
Naas, keadaan tidak membaik bagi Eric Djemba-Djemba di Aston Villa.
Jumlah kesempatan bermainnya semakin berkurang menjadi hanya 11 laga sebelum dipinjamkan ke klub di kasta kompetisi yang lebih rendah, Burnley pada 2007.
Ada cerita menarik saat kontrak Eric Djemba-Djemba berakhir di Aston Villa dimana dirinya menjadi satu-satunya pemain di tim senior Aston Villa yang tidak diikutkan dalam tur Aston Villa ke Amerika Utara saat itu sebelum dikabari perihal pemutusan kontraknya pada 2007.

Menelusuri perjalanan karir seorang Eric Djemba-Djemba ibarat menelusuri perjalanan seorang pemain yang tidak kunjung mencapai puncak performanya sebagai seorang pesepakbola professional.
Hanya segelintir prestasi yang layak dibanggakan dari seorang Eric Djemba-Djemba yaitu juara Piala Afrika 2002, runner up Piala Konfederasi 2003 serta bersama MU meraih  FA Cup 2003/2004 dan Community Shield 2003.
Sisanya? tidak ada lagi prestasi yang menjulang.
Bahkan ketika Eric Djemba-Djemba meneruskan karirnya ke liga Qatar, Liga Denmark, Liga Israel, Liga Rusia, Liga Skotlandia, Liga India bahkan sampai ke Liga Indonesia.
Tidak ada prestasi yang benar-benar bisa dibanggakan dalam catatan curriculum vitae seorang Eric Djemba-Djemba.
Tidak heran jika kehadirannya di Indonesia  mengundang tanya.

Keberadaan Eric Djemba-Djemba di Liga Indonesia melalui Persebaya Surabaya tidak memberikan kesan pertama yang positif setelah kebugarannya dipertanyakan, khususnya ketika Persebaya Surabaya menjalani beberapa kali latihan dan laga ujicoba.
Saat tampil di turnamen segitiga yang digelar di Stadion Galuh Ciamis, Jawa Barat, Maret 2015, pada laga pertama kontra tuan rumah PSGC Ciamis, Eric Djemba-Djemba sama sekali tidak diturunkan dan pertandingan melawan Persib Bandung, Eric Djemba-Djemba hanya bermain sebentar, keduanya karena alasan kondisi kebugaran yang tidak baik.
Ironis karena jika menilik umurnya yang “masih” 34 tahun, seharusnya Eric Djemba-Djemba masih menyimpan potensi sebagai pemain yang pernah menjadi bagian dari team Liga Inggris sekelas MU dan Aston Villa (saat Chelsea menjadi juara Liga Inggris musim ini, ada John Terry yang sudah berumur 34 tahun dan Didier Drogba yang sudah berumur 37 tahun dalam skuad Chelsea)

Konon keberadaan Eric Djemba-Djemba di klub dari Surabaya itu lebih dikarenakan pertimbangan pasar dan sponsor ketimbang teknis.
Oleh karenanya, sangat wajar jika kemudian pelatih Persebaya Ibnu Grahan sempat berbeda pendapat dengan manajemen Persebaya perihal keberadaan Eric Djemba-Djemba di dalam skuad asuhannya.
Secara teknis, Ibnu Grahan lebih membutuhkan seorang striker ketimbang gelandang namun apa daya manajemen Persebaya bersikeras menghadirkan Eric Djemba-Djemba.

Mungkin saat ini bagi Ibnu Grahan, satu-satunya hal yang dipandang positif dari berhentinya kompetisi Liga Indonesia adalah dirinya tidak perlu lagi repot-repot memikirkan bagaimana mengakomodasi Eric Djemba-Djemba dalam racikan teamnya menyusul kabar terakhir bahwa sang pemain dari Kamerun ini sudah tidak berada lagi dalam team akibat pemutusan kontrak karena ketidakjelasan kompetisi.
Eric Djemba-Djemba kadung gagal memanfaatkan kesempatan terbesar yang datang dalam karir sepakbolanya saat dirinya berseragam MU dan berlaga di Liga Inggris bersama Aston Villa.
Bahkan Daily Mail menempatkan Eric Djemba-Djemba sebagai salah satu transfer pemain terburuk dalam sejarah Liga Inggris.
Tentu bukan hal yang mengherankan jika dirinya nanti masuk buku sejarah sebagai transfer terburuk dalam sejarah Liga Indonesia dimana Persebaya akan tercatat sebagai pelaku sejarah tersebut.
Transfer Eric Djemba-Djemba juga seharusnya menjadi pelajaran bagi klub-klub di Indonesia untuk lebih berhati-hati saat memutuskan menggaet seorang pemain HANYA karena sang pemain pernah berseragam klub besar atau bermain di kompetisi elit eropa.

Tulisan ini juga dimuat di www.pasukandarahbiru.com (website pendukung Persib)

Komentar