Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Barcelona dan Mitos Tuah Fase Semifinal Liga Champions

Gambar
Kemenangan Real Madrid atas Atletico Madrid dalam laga final Liga Champions musim 2013/2014 yang lalu selain mencatatkan sejarah La Decima bagi El Real juga memutus satu rangkaian catatan mitos bahwa klub yang berhasil menyingkirkan Barcelona di fase gugur dalam perjalanan menuju laga final akan menjadi juara. Mitos Barcelona selesai sudah saat Atletico Madrid yang menyingkirkan Barcelona di fase perempat final gagal menjadi juara….demikian yang disimpulkan oleh banyak orang. Namun jika kita telaah lebih teliti maka sesungguhnya mitos Barcelona ini belum benar-benar berakhir, bahkan mitos ini seakan-akan menemukan pola yang semakin jelas. Pola yang saya maksud adalah, klub yang menaklukkan Barcelona mempunyai peluang besar untuk menjadi juara Liga Champions dengan syarat klub tersebut menyingkirkan Barcelona di FASE SEMIFINAL…itu kuncinya. Benarkan demikian?...benar sekali. Jika anda termasuk penggemar hal-hal yang berbau mitos dalam sepakbola tentu menyadari bahwa s

Menakar Peluang Timnas Indonesia di AFF Cup 2014

Gambar
Kalau ada yang mengatakan bahwa timnas sepakbola Indonesia adalah tim papan atas di Asia Tenggara maka sebaiknya pertanyakan lebih detail lagi dasar alasannya menempatkan Indonesia pada posisi prestisius tersebut. Inggris, Jerman, Belanda, Prancis, Italia dan Spanyol seringkali dipandang sebagai tim sepakbola papan atas Eropa, tahukah anda apa persamaan dari keenamnya? Yah...keenam negara tersebut pernah meraih trofi kejuaraan sepakbola internasional yang bergengsi seperti Piala Eropa dan Piala Dunia. Inggris boleh jadi belum pernah meraih gelar juara Eropa, tetapi Inggris setidaknya tercatat sebagai salahsatu negara Eropa yang pernah mengangkat trofi Piala Dunia. Berbeda kasus dengan Belanda, meski tidak pernah meraih titel juara dunia dan terlanjur dicap sebagai sang juara tanpa mahkota akibat tiga kali gagal di laga final Piala Dunia, Belanda adalah salahsatu negara yang pernah mengangkat trofi Piala Eropa. Jangan tanyakan kepantasan tim papan atas Eropa pada Jerman, Italia, S

Motivasi Luar Biasa Mengantarkan Persib Menjadi Juara Liga Indonesia

Gambar
Bagaimana rasanya menjadi juara setelah menunggu sekitar 19 tahun? Tanyakan kepada pemain Persib, pengurus Persib, warga Jawa Barat dan Bobotoh bagaimana manisnya kenikmatan menjadi juara Liga Indonesia setelah terakhir kali menjadi juara pada musim 1994/1995. Yap…setelah menunggu begitu lama akhirnya penantian akan gelar juara itu tuntas saat Ahmad Jufriyanto melesakkan dengan mulus eksekusi penalti saat drama adu penalti tersaji dalam final Liga Indonesia melawan Persipura. Persib Bandung menjadi juara Liga Indonesia….dan memang pantas menyandang gelar juara tersebut. Selain meraih gelar juara dengan mengalahkan sang juara bertahan Persipura dan menaklukkan salahsatu kandidat juara Arema Cronus, Persib memang layak mengangkat trofi juara karena menjadi satu-satunya tim yang tampil konsisten sejak musim bergulir. Minimnya perubahan pada skuad musim ini berdampak makin kuatnya ikatan kebersamaan didalam tim sebagai modal mengarungi musim baru. Tren positif yang ditampilkan

Meraba Potensi Bayern Muenchen di Musim Kedua Pep Guardiola

Gambar
Kalau anda diminta memilih siapakah yang lebih baik antara Pep Guardiola atau Jupp Heynckes, siapakah yang ada pilih sebagai yang terbaik? Jika ada memilih Pep maka jawaban anda bisa jadi benar atau juga salah, bahkan ketika anda memilih Jupp Heynckes sekalipun...apa pasalnya? Siapa yang terbaik diantara keduanya tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Jika ukurannya adalah jumlah trofi juara yang sudah diraih maka Pep Guardiola lebih baik dengan raihan 18 trofi  berbanding 12 trofi yang diraih Heynckes (data sampai tahun 2014). Catatan fantastis bagi Pep karena Pep baru memulai karir kepelatihannya pada tahun 2007 dimana Heynckes sendiri memulai karir kepelatihannya pada 1979 atau disaat Guardiola belum mentas di level senior klub. Catatan yang mengantarkan Pep sebagai pelatih tersukses sepanjang sejarah Barcelona. Yah...di Barcelona...BUKAN di Bayern Muenchen...setidaknya sampai tahun 2014. Pep boleh saja sudah memenangi 5 gelar juara sejak kehadirannya di tanah Jerm

Trio Eropa Melawan Trio Amerika Latin di Laga El Classico

Gambar
  Sesaat setelah Luis Suarez dipastikan berkostum Barcelona, para penggemar bola sedunia langsung membayangkan betapa dahsyatnya lini depan yang dimiliki oleh tim asal Catalan tersebut. Suarez melengkapi duo Messi dan Neymar yang sudah ada di Barcelona sekaligus membentuk trio latin di lini penyerangan Barca. Keberadaan Suarez juga menjustifikasi keberhasilan Barca mengumpulkan tiga penyerang paling hot saat ini dari tanah Amerika Latin. Kebetulan pula ketiganya mewakili tiga negara Amerika Latin paling sukses di Piala Dunia yaitu Argentina dengan Messi, Brazil dengan Neymar dan Uruguay dengan Suarez. Trio Amerika Latin...itu julukan untuk ketiganya sekaligus sebutan yang dijamin menghadirkan kengerian bagi para pemain belakang di seantero Eropa. Maka jelas sudah mengapa laga El Classico antara Real Madrid vs Barcelona yang akan mentas untuk pertamakalinya di musim 2014/2015 menjanjikan tensi tinggi dan pertarungan skill berkualitas diantara keduanya. Pasalnya jika Barcelona me

Belajar Dari Kegagalan Timnas U19

Gambar
Usai sudah perjuangan Evan Dimas dkk dalam usahanya menembus fase semifinal Piala Asia U 19 dan merebut tiket Piala Dunia U 20. Harapan begitu besar kepada anak-anak muda yang belum genap berusia 20 tahun itu selesai hanya dalam dua pertandingan awal. Persiapan sekitar setahun dengan puluhan laga ujicoba dari Tur Nusantara, laga di Timur Tengah, "ujicoba dadakan" di Brunei sampai usaha terakhir mengasah mental di Spanyol, semuanya hanya menghasilkan kegagalan yang membungkam semua harapan pecinta sepakbola tanah air. Digadang-gadang sebagai generasi emas sepakbola Indonesia, timnas U 19 tidak mampu berbuat banyak menjawab harapan jutaan supporter Indonesia. Mereka yang tidak mampu atau mungkin kita yang terlalu berharap banyak pada anak-anak muda ini? Saya mencoba mengingat kembali sewaktu saya berusia 19 tahun seperti Evan Dimas dkk. Saat saya seusia mereka, saya tidak merasakan beban sebesar yang dipanggul anak-anak muda seusia saya di timnas U 19. Paling banter sa

Menunggu Hasil Latihan Evan Dimas Dkk di Piala Asia U 19

Gambar
Menjalani tur nusantara sebanyak dua edisi untuk menjajal tim pra PON beberapa propinsi serta tim junior dari klub-klub yang ada di Indonesia. Menguji kekuatan dihadapan tim U 19 dari Oman dan Uni Emirat Arab. Secara mendadak turun di turnamen Hassanah Bolkiah Trophy melawan tim-tim Asia Tenggara seperti Kamboja, Malaysia dan Brunei Darussalam. Pucuk dicinta ulam tiba untuk akhirnya kesampaian berlaga melawan tim junior dari empat klub papan atas Spanyol seperti Atletico Madrid, Valencia, Barcelona dan Real Madrid. Demikianlah rangkaian persiapan timnas U 19 harapan publik sepakbola tanah air menyongsong Piala Asia U 19 di Myanmar pada Oktober 2014. Turun naik hasil ujicoba dirasakan oleh Evan Dimas dkk. Dimulai dari sejumlah kemenangan (hanya sedikit hasil imbang) pada tur nusantara jilid 1 dan 2 saat berhadapan dengan lawan-lawan yang diatas kertas memang seharusnya bisa dikalahkan tim garuda jaya. Kepercayaan diri atas hasil positif tur nusantara semakin meninggi ketika ti