Menunggu Hasil Latihan Evan Dimas Dkk di Piala Asia U 19


Hasil gambar untuk sepakbola
Menjalani tur nusantara sebanyak dua edisi untuk menjajal tim pra PON beberapa propinsi serta tim junior dari klub-klub yang ada di Indonesia.
Menguji kekuatan dihadapan tim U 19 dari Oman dan Uni Emirat Arab.
Secara mendadak turun di turnamen Hassanah Bolkiah Trophy melawan tim-tim Asia Tenggara seperti Kamboja, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pucuk dicinta ulam tiba untuk akhirnya kesampaian berlaga melawan tim junior dari empat klub papan atas Spanyol seperti Atletico Madrid, Valencia, Barcelona dan Real Madrid.
Demikianlah rangkaian persiapan timnas U 19 harapan publik sepakbola tanah air menyongsong Piala Asia U 19 di Myanmar pada Oktober 2014.

Turun naik hasil ujicoba dirasakan oleh Evan Dimas dkk.
Dimulai dari sejumlah kemenangan (hanya sedikit hasil imbang) pada tur nusantara jilid 1 dan 2 saat berhadapan dengan lawan-lawan yang diatas kertas memang seharusnya bisa dikalahkan tim garuda jaya.
Kepercayaan diri atas hasil positif tur nusantara semakin meninggi ketika timnas U 19 meraih hasil yang menjanjikan saat meladeni perlawanan tim seusia mereka dari Oman dan Uni Emirat Arab...gambaran kejayaan mulai terlihat.
Sempat merasakan kekalahan saat ditaklukkan Myanmar, sang tuan rumah piala Asia U 19, tidak ada komentar miring berlebihan mensikapi kekalahan tersebut.
Publik baru mulai merasakan sesak atas kekalahan timnas harapan ini saat hancur lebur pada turnamen Hassanah Bolkiah Trophy di Brunei Darussalam.
Alasan mental psikologis yang terganggu dimunculkan mengingat turnamen tersebut sejak awal tidak menjadi agenda persiapan.
Meski demikian publik mulai ketar ketir akan nasib timnas muda ini.
Di turnamen selevel asia tenggara saja babak belur apalagi saat harus meladeni Uni Emirat Arab, Australia dan Uzbekistan pada fase grup piala Asia U 19 di Myanmar nanti.

Pembenahan mental pun dilakukan dengan mengirim Evan Dimas dkk ke Spanyol untuk "menimba ilmu" dalam laga ujicoba melawan tim junior klub papan atas negeri matador.
Sempat memberikan harapan saat hanya kalah tipis dari Atletico Madrid dan menahan seri Valencia, timnas U 19 takluk dengan skor telak di hadapan Barcelona dan Real Madrid.
Laga ujicoba melawan calon-calon bintang papan atas La Liga plus bonus kekalahan adalah gambaran hasil kunjungan ke Spanyol.
Banyak pelajaran dan masukan dari pelatih tim junior di klub-klub tersebut.
Tinggal sekarang semua menunggu....akan seperti apakah penampilan Evan Dimas dkk dalam laga sesungguhnya di Myanmar?

Menilik performa timnas U 19 sejak meraih kejayaan di AFF U 19 dan secara perkasa menaklukkan tim kuat Korea Selatan, sesungguhnya belum terlihat peningkatan performa yang signifikan dari tim ini.
Tim asuhan Indra Sjafri ini masih saja kebingungan dan cenderung monoton menghadapi lawan dengan pertahanan yang kuat dan mengandalkan serangan balik.
Keberhasilan Kamboja dan Brunei Darussalam menaklukkan timnas U 19 adalah buah eksploitasi kelemahan ini.
Evan Dimas dkk boleh saja memenangi penguasaan bola menghadapi tipe lawan seperti Kamboja dan Brunei Darussalam, tapi bukankah inti kemenangan dari sepakbola adalah siapa yang berhasil memasukkan gol lebih banyak?

Barcelona ikut memberikan pelajaran berharga kepada timnas U 19.
Melawan tim yang sudah lebih fasih memainkan tiki taka, Evan Dimas dkk tidak berkutik.
Jangankan mencoba memenangi penguasaan bola, sekedar memberikan ancaman ke gawang lawan pun timnas muda ini sulit melakukannya.
Barcelona mengajarkan pressing ketat kepada lawan saat kehilangan bola dan kreatifitas dalam membangun serangan....dan harga pelajaran itu adalah kekalahan telak 6-0 bagi timnas U 19.
Real Madrid lain lagi.
Laga melawan anak-anak Castilla membuka lebar-lebar kelemahan yang selama ini dicemaskan publik mengenai gap antara pemain inti dan pemain cadangan.
Turun dengan sebagian besar pemain cadangan, tampak terlihat para pemain pelapis ini belum bisa mendekati level pemain inti.

Seburuk itukah timnas U 19?
Ternyata tidak.
Pelatih tim junior Valencia memberikan kredit atas identitas bermain tim garuda jaya.
"saya pernah mendampingi Valencia menghadapi timnas Indonesia senior di Jakarta dan kali ini menghadapi juniornya, ada perbedaan yang terlihat. Tim muda ini memiliki identitas dan sebaiknya hal tersebut dijaga"
Demikian komentar pujian bagi Evan Dimas dkk.
Dari pelatih tim junior Barcelona pun tidak sungkan memberikan pujian meski timnas U 19 sukses diberondong setengah lusin gol.
Evan Dimas, Ilham Udin, Dinan Yahdian Javier dipandang sebagai pemain yang potensial.
Tentu bukan sembarang penilaian jika disampaikan oleh pelatih tim junior yang menjadi tempat "lahirnya" bintang sepakbola sekelas Lionel Messi, Andres Iniesta dan Cesc Fabregas.

Semua kekurangan tim sudah terdeteksi.
Apa yang menjadi kelebihan dan senjata tim sudah terlihat.
Saatnya menunggu penampilan sesungguhnya Evan Dimas dkk dalam laga menuju dunia pada piala Asia U 19 di Myanmar.
Selamat berjuang garuda jaya, doa ratusan juta rakyat Indonesia dibelakang kalian.
Semoga sujud syukur dan selebrasi kemenangan kalian akan selalu terlihat diatas lapangan hijau.

Komentar

Posting Komentar