Mampukah Zidane Meneruskan Magis Mantan Asisten Pelatih?
Orang-orang yang meragukan kepantasan Zinedine Zidane
untuk menangani tim sebesar Real Madrid tampaknya harus menarik kembali segala
pernyataan yang meragukan kapabilitas pria asal Prancis tersebut.
Keraguan memang mengiringi langkah Zidane saat menggantikan
Rafael Benitez Januari 2016 lalu mengingat statusnya yang belum pernah
menangani tim utama di kompetisi level
tertinggi.
Pengalaman kepelatihan Zidane hanyalah sebagai
pelatih Real Madrid Castilla dan Asisten Carlo Ancelotti kala Madrid mewujudkan
impian La Decima Liga Champions dimusim 2013/2014.
Namun, catatan statistik Madrid hari ini tampaknya
berbicara banyak untuk memupus keraguan pada mantan Kapten Timnas Prancis ini.
Usai laga melawan Malaga yang berakhir imbang 1-1,
Zidane sudah menjalani 8 laga sebagai juru taktik El Real.
Hasilnya? Real Madrid versi Zidane belum sekalipun
merasakan kekalahan!
Sergio Ramos dkk mencatat 6 kemenangan dan 2 imbang
selama ditangani Zidane.
Pria yang juga akrab dipanggil Zizou ini juga
menjadikan Madrid akrab dengan kemenangan-kemenangan telak.
Laga pertama Zidane bersama Madrid yang ditandai
kemenangan besar 5-0 atas Deportivo La Coruna ternyata menjadi awal pertunjukan
pesta gol ala Real Madrid racikan Zidane.
Berikutnya Sporting Gijon dibantai 6-1 dan Espanyol
dibuat menderita setengah lusin gol dalam kekalahan telak 6-0.
Real Madrid bersama Zidane juga sudah menghasilkan 26
gol dan baru kebobolan 6 gol dalam 8 laga yang sudah berlalu.
Istimewanya lagi, dalam laga debutnya di Liga
Champions, Zidane membawa Real Madrid menaklukkan AS Roma di Stadion Olimpico
Roma, Italia dengan skor 2-0.
Istimewa karena ini adalah kemenangan perdana Real
Madrid di kandang klub Italia setelah menunggu selama 12 tahun.
Pencapaian bagus Zidane sejauh ini memunculkan
kembali fakta bahwa dalam sepuluh tahun terakhir cukup sering kita mendapati
tim-tim Eropa yang berjaya saat ditangani seorang mantan asisten pelatih.
Fakta-fakta yang seakan mengingatkan kepada kita
bahwa dibalik pelatih hebat terdapat asisten pelatih hebat.
Yang paling fenomenal tentu jika kita menyebutkan
nama Roberto Di Matteo.
Hadir di Stamford Bridge London sebagai Asisten Pelatih
bagi Andre Villas Boas, Di Matteo naik pangkat menangani tim utama usai Villas
Boas didepak dari tim pada Maret 2012 karena dianggap gagal mengangkat performa
Chelsea.
Ajaib, Di Matteo secara luar biasa mengangkat
performa Chelsea.
Chelsea yang berada diujung tanduk pada babak 16
besar Liga Champions usai kalah 3-1 dari Napoli pada Leg Pertama mendadak
tampil luar biasa dan membalikkan keadaan
lewat kemenangan dramatis 4-1 atas Napoli pada Leg Kedua.
Tanda-tanda Di Matteo “berjodoh” dengan Chelsea semakin
terlihat saat Chelsea dengan gagah perkasa menyingkirkan juara bertahan Barcelona di semifinal Liga
Champions dengan aggregate 3-2.
Dan puncaknya adalah saat Chelsea meraih gelar juara
Liga Champions pertamanya usai menaklukkan lawan mereka di final, Bayer
Muenchen lewat drama adu penalty.
Gelar yang luar biasa karena laga final Liga
Champions musim 2011/2012 itu dilangsungkan di Allianz Arena, kandang Muenchen
dan Chelsea sendiri turun bertanding tanpa kapten mereka John Terry.
Sebelumnya pada 5 Mei 2012, Di Matteo juga
mengantarkan Chelsea meraih trofi FA Cup setelah mengalahkan Liverpool di final
dengan skor 2-1.
Praktis, sejak resmi menangani tim utama pada Maret
2012, Di Matteo hanya butuh waktu sekitar 3 bulan untuk menghadirkan dua trofi
bergengsi bagi Chelsea….hebat!
Seorang yang tadinya hanya berstatus sebagai asisten
pelatih ternyata mampu memberikan prestasi yang luar biasa saat dipercaya
memegang tim utama.
Uniknya, Andrea Villas Boas, sosok yang digantikan
Roberto Di Matteo adalah termasuk contoh Asisten Pelatih yang juga
bertransformasi menjadi seorang pelatih hebat.
Nama Villas Boas muncul sebagai salahsatu pelatih top
di Eropa usai mengantarkan Porto Portugal meraih treble juara Liga Portugal,
Super Cup Portugal dan Europa League pada musim 2010/2011.
Hebatnya Villas Boas mencapai prestasi luar biasa
tersebut saat dirinya baru berusia 33 tahun!
Masih sangat muda untuk ukuran seorang Manager yang
berprestasi di Eropa.
Catatan sejarah dirinya sebagai mantan asisten
pelatih Jose Mourinho pun terbuka lebar.
Ya, Villas Boas adalah asisten pelatih saat Jose
Mourinho sukses berkarir di Porto, Chelsea dan meraih treble winner bersama
Inter Milan.
Kisah asisten pelatih menjadi pelatih hebat ini makin
seru saat kita menyadari bahwa Jose Mourinho sendiri adalah seorang mantan
asisten pelatih yang kemudian menjadi salahsatu manajer papan atas saat ini.
Jose Mourinho adalah mantan asisten pelatih
legendaris Inggris, Bobby Robson dan berlanjut menjadi asisten Louis Van Gaal
di Barcelona.
Menariknya, saat Inter Milan-nya Jose Mourinho
memastikan raihan treble winner dengan mengangkat trofi Liga Champions 2010, di
final Mourinho mengantarkan Inter Milan mengalahkan Bayer Muenchen yang saat itu
ditangani Louis Van Gaal!
Jika dalam kehidupan rumah tangga kita mengenai
pernyataan bahwa dibalik seorang pria hebat terdapat pendamping wanita yang
hebat maka kiranya dalam dunia sepakbola kita harusnya menyadari bahwa dibalik
pelatih hebat terdapat asisten pelatih yang hebat.
Tanyakan bagaimana pentingnya peran Tito Villanova,
Asisten Pep Guardiola saat meraih puncak kejayaan bersama Barcelona dengan
meraih seluruh gelar di tahun 2009.
Banyak yang menilai bahwa kehebatab racikan Pep
Guardiola di Barcelona tidak lepas dari masukan saran Tito di posisi Asisten
Pelatih.
Tidak heran jika kemudian Tito diangkat menjadi
pengganti Pep saat Pep memutuskan hengkang dari Barcelona.
Kehebatan Tito terlihat saat berhasil membawa
Barcelona menjuarai La Liga Spanyol musim 2012/2013 dengan mengalahkan Jose
Mourinho yang notabene musim sebelumnya berhasil mengalahkan Pep Guardiola.
Seorang Sir Alex Ferguson sendiri membutuhkan asisten
pelatih hebat saat dirinya membawa Manchester United meraih treble winner 1999.
Adalah Steve Mc Claren menjabat sebagai Asisten
Pelatih bagi Manager legendaris MU itu.
Mc Claren dipandang sebagai asisten pelatih terbaik
yang pernah dimiliki Sir Alex jika indikatornya adalah puncak prestasi treble
winner 1999, sebuah pencapaian fenomenal yang belum pernah dan bahkan sampai
saat ini belum mampu disamai klub Inggris manapun.
Steve Mc Claren sendiri terhitung pernah gagal
sekaligus sukses saat menangani tim utama.
Setelah lepas dari posisi Asisten Pelatih Sir Alex
Ferguson, Mc Claren sukses mempersembahkan trofi juara League Cup 2004 untuk
Middlebrough sekaligus menjadi titel juara pertama dalam sejarah klub tersebut.
Sebaliknya saat naik pangkat dari asisten Sven Goran
Errickson menjadi pelatih timnas Inggris, Mc Claren terbilang gagal karena
tidak berhasil meloloskan The Three Lions ke Piala Eropa 2008.
Meski demikian, usai didepak dari timnas Inggris, Mc
Claren tetap menunjukkan kehebatannya sebagai peracik taktik ulung dengan mengantarkan
Twente, klub semenjana Liga Belanda menjuarai Eredivisie untuk pertamakalinya
pada tahun 2010.
Kemampuan Mc Claren menghadirkan gelar juara perdana
dalam sejarah sebuah klub menengah seperti Middlesbrough dan Twente inilah yang
membuat dirinya dipandang sebagai salahsatu Manager terbaik dari tanah
Britania.
Jika Mc Claren gagal saat naik pangkat menjadi
pelatih timnas Inggris, tidak demikian hal nya dengan Joachiem Loew.
Penampilan impresif timnas Jerman pada Piala Dunia
2006 mengundang puja puji pada sosok Juergen Klinsmann yang saat itu menjadi
pelatih kepala.
Kekuatiran timnas Jerman tidak mampu meneruskan
penampilan impresif tersebut muncul saat pengganti Klinsmann bukanlah sosok
pelatih bernama besar seperti Ottmar Hitzfield melainkan seorang Joachim Loew
yang tadinya hanya berstatus asisten pelatih.
Faktanya, Loew bahkan memberikan catatan penampilan
yang lebih impresif dengan membawa Jerman menjadi runner up Piala Eropa 2008,
menembus semifinal Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 serta puncaknya saat
Jerman meraih trofi Piala Dunia 2014.
Well, meski tidak sedikit juga Asisten Pelatih yang
gagal unjuk kemampuan saat mendapatkan kesempatan menangani tim utama, hal
tersebut tidak menutupi fakta bahwa prestasi yang ditorehkan mantan asisten
pelatih saat menjadi pelatih kepala terbilang fenomenal.
Mulai dari menjuarai Liga Domestik, Piala Domestik,
Europa League sampai Liga Champions dan Piala Dunia semuanya mampu dihadirkan
mereka yang tadinya hanya menjadi “orang kedua” dalam urusan meracik strategi
team.
Menarik kini menunggu akan seperti apa pencapaian
Zinedine Zidane, mantan asisten pelatih Carlo Ancelotti yang kini naik pangkat
memegang tim utama.
Tulisan ini juga dimuat pada Harian Top Skor Edisi Sabtu 27 Februari 2016
Tulisan ini juga dimuat pada Harian Top Skor Edisi Sabtu 27 Februari 2016
Komentar
Posting Komentar