Semangat Baru Newcastle United Bersama Rafa Benitez
Rafael Benitez resmi menjabat sebagai Manager
Newcastle United yang baru menggantikan Steve McClaren yang dipecat pada Jumat
11 Maret 2016.
Pemecatan McClaren adalah buntut dari buruknya
performa Newcastle yang membuat klub tersebut terjebak di zona degradasi.
Dengan kualitas pemain seperti Georginio Wijnaldum, Moussa Sissoko, Papiss
Cisse dan Andros Townsend, terjebak di zona degradasi jelaslah bukan gambaran situasi
yang akan dijalani saat team ini memulai musim kompetisi 2015/2016.
Meski beberapa musim terakhir lebih sering berada di
papan tengah, Newcastle United sesungguhnya bisa dipandang sebagai salahsatu
tim kuda hitam yang setiap musim selalu menyimpan potensi untuk menyodok ke
papan atas klasemen.
Newcastle tidak kalah potensialnya dengan Tottenham
Hotspurs dan Everton yang kerap dipandang sebagai tim papan tengah yang punya
potensi naik status sebagai tim papan atas Liga Inggris.
Termasuk ketika awal musim ini bergulir.
Harapan bahwa Newcastle United akan muncul sebagai
salahsatu kuda hitam di papan atas klasemen Liga Inggris ternyata tinggallah
harapan saja.
Alih-alih mengintai papan atas atau minimal konsisten
berada di papan tengah klasemen, Sissoko dkk justru konsisten berada di zona
degradasi.
Sangat ironis jika mengingat profil Newcastle United
di masa lalu terutama di era tahun 1990-an.
Bagi penggemar sepakbola di tahun 1990-an tentu masih ingat sepak terjang
klub yang bermarkas di Stadiun St. James Park tersebut.
Newcastle United, khususnya di periode tahun 1994 –
1997 menjelma menjadi salahsatu tim papan atas Liga Inggris saat ditangani
Kevin Keegan.
Dua musim beruntun Keegan nyaris membawa Newcastle
juara Liga Inggris meski kemudian harus puas meraih titel Runner Up di musim
1995/1996 dan 1996/1997.
Kegagalan tersebut tidak mengurangi respek pada
Newcastle United.
Tim yang berkostum utama garis hitam putih itu kadung
dipandang sebagai salahsatu klub kuat Liga Inggris.
Saking hebatnya, pada masa itu orang bisa saja
menyamakan Juventus (klub papan atas Serie A Italia) dengan Newcastle United
dari kesamaan corak kostum utama mereka yang sama-sama menonjolkan garis hitam putih.
Jika Juventus punya Alessandro Del Piero dan Zinedine
Zidane maka Newcastle United punya Alan Shearer dan David Ginola.
Kini, dengan kehadiran Rafa Benitez, fans Newcastle
United seluruh dunia boleh berharap banyak klub tersebut bisa bangkit kembali
menjadi salahsatu klub papan atas di tanah Inggris.
“Jelas saya menyukai Liga Inggris dan itu adalah
prioritas”
Bagai pucuk dicinta ulam tiba, Benitez pun sejak awal
memprioritaskan Liga Inggris sebagai tujuan karir berikutnya usai dipecat Real
Madrid.
Terlepas dari periode singkat yang dianggap gagal di
Real Madrid, Rafa Benitez adalah salahsatu pelatih papan atas Eropa.
Curriculum Vitae Benitez bisa dikatakan lebih
berkelas daripada sejumlah pelatih Newcastle United sebelumnya seperti Steve
McClaren, Sam Allardyce, Alan Pardew dan Graeme Souness.
Bahkan jika dibandingkan dengan pelatih yang dianggap
mampu mengangkat performa Newcastle seperti Kevin Keegan dan Boby Robson
sekalipun, riwayat prestasi Benitez masih lebih baik.
Rafa Benitez sudah merasakan tantangan di tiga liga
utama Eropa seperti La Liga Spanyol, Premier League Inggris dan Serie A Italia.
Hebatnya lagi, Benitez terhitung sukses berprestasi
di ketiga liga utama Eropa tersebut jika ukurannya adalah konsistensi dalam
raihan trofi juara.
Ya, sejak menukangi Valencia di La Liga Spanyol,
Benitez konsisten terus mempersembahkan trofi gelar juara di setiap klub yang
ditanganinya.
Pengecualian di periode singkat terakhirnya bersama
Real Madrid……yang mungkin bisa saja berujung trofi juara jika manajemen Real
Madrid mau bersabar sampai akhir musim.
Di La Liga Spanyol bersama Valencia, Benitez
mempersembahkan 2 titel juara La Liga untuk tim berjuluk Kelelawar itu dimana
salahsatunya berbuah double winner saat Benitez mempersembahkan titel juara
Piala UEFA dan titel juara La Liga 2004.
Semusim sebelumnya, Benitez sudah sukses menerobos
persaingan Real Madrid dan Barcelona dengan menjuarai La Liga pada musim
perdananya di liga domestik level atas seperti La Liga.
Nama Benitez sontak dikenal sebagai pelatih papan
atas Eropa bersama dengan Jose Mourinho kala itu.
Setelah mencatatkan prestasi di La Liga, Benitez
menerima tantangan Premier League Inggris untuk menangani Liverpool di musim
2004/2005.
Meski tidak pernah bisa menghadirkan gelar juara
Premier League Inggris, Benitez tetap dianggap berprestasi karena mampu membawa
Liverpool meraih berbagai trofi juara seperti trofi FA Cup, Community Shield,
Super Cup Eropa dan yang paling dramatis adalah keberhasilan memenangkan gelar
juara Liga Champions musim 2004/2005 alias di musim pertamanya bersama The
Reds.
Kemenangan dramatis atas AC Milan di final Liga
Champions (Liverpool tertinggal 0-3 saat babak pertama berakhir) makin
melambungkan nama Benitez di mata publik sepakbola dunia terutama fans
Liverpool.
Saking cintanya fans Liverpool pada Benitez, muncul
istilah Rafalution untuk
menggambarkan perubahan besar yang dihadirkan Benitez bagi Liverpool.
Lepas dari Liverpool, Benitez mengambil tantangan
untuk menjajal Serie A Italia di musim 2010/2011 dengan menangani Inter Milan
yang baru saja meraih sukses besar treble winner bersama Jose Mourinho.
Bekerja dalam bayang-bayang Jose Mourinho, Benitez
masih mampu berprestasi dalam periode singkatnya di Inter dengan meraih trofi
juara Super Coppa Italy dan Piala Dunia Antar Klub.
Tidak heran jika pada pertengahan musim 2012/2013 Chelsea
berani mendatangkan Benitez untuk menggantikan Roberto Di Matteo meski tahu
sang manager punya hubungan masa lalu tidak baik dengan fans The Blues.
Hebatnya, Benitez mampu “memaksa” fans The Blues memaafkan
dirinya setelah membawa Chelsea meraih trofi juara Liga Europa di musim
tersebut.
Pencapaian itu membuat Benitez menjadi manager yang
mampu meraih semua gelar bergengsi di Eropa dan dunia seperti juara Piala UEFA
/ Europa League, Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar Klub.
Meski sebelumnya dipandang gagal saat menjajal Serie
A bersama di Inter Milan, catatan prestasi Benitez saat menukangi Valencia,
Liverpool dan Chelsea serta raihan trofinya bersama Inter Milan membuat Napoli
ngotot mendatangkan pelatih asal Spanyol tersebut di awal musim 2013/2014.
Dan kehebatan Benitez dibuktikan dengan raihan trofi
Coppa Italy dan Super Coppa Italy di musim perdananya.
Raihan tersebut membuat Benitez tercatat selalu mampu
menghadirkan trofi juara di musim perdananya bersama sebuah klub sejak
menangani Valencia, kecuali saat menukangi Real Madrid.
Nah, dengan sejumlah modal prestasi tersebut, layak
kiranya jika fans Newcastle United berharap klub mereka akan bangkit bersama Benitez.
Tantangan buat Benitez di Newcastle United saat ini jelas
bukan untuk meraih trofi juara karena lolos dari degradasi di akhir musim sudah
akan menjadi trofi juara tersendiri bagi Sissoko dkk.
Dan Newcastle akan memulai perjuangan meraih “trofi
juara” tersebut dengan menjalani 10 laga tersisa Liga Inggris bersama semangat
baru atas kedatangan Manager sekelas Rafa Benitez.
Komentar
Posting Komentar