Menunggu Keajaiban Manchester City
Liga Inggris sudah memasuki bulan Maret dan tinggal
tersisa sekitar 10 laga sebelum kita semua mengetahui siapa yang akan
mengangkat trofi juara di akhir musim.
Sejauh ini persaingan memperebutkan trofi juara Liga
Inggris masih berlangsung ketat dan sepertinya semakin mengerucut pada tiga
kandidat utama yaitu Leicester City, Tottenham Hotspurs dan Arsenal.
Ketiga klub yang menempati secara berurutan posisi 1
sampai 3 klasemen sampai pekan ke 28 ini terpisahkan selisih poin yang cukup tipis.
Leicester City yang sudah memainkan 28 laga
bertengger di posisi puncak klasemen dengan 57 poin berbanding 3 poin dengan
Spurs yang juga sudah memainkan 28 laga.
Dengan jumlah laga yang sama, Arsenal di posisi 3
klasemen hanya berselisih 3 poin dengan Spurs di atasnya.
Dengan komposisi demikian, jelas sekali bahwa dalam
10 laga sisa segala sesuatunya masih mungkin terjadi.
Ini pula yang menjadi dasar mengapa Manchester City di
posisi keempat klasemen jangan dulu disingkirkan dari daftar kandidat juara
Liga Inggris musim ini.
Meski baru saja kalah telak 0-3 dari Liverpool dan gagal
menipiskan jarak 10 poin dengan Leicester di posisi pertama, City sesungguhnya
masih mempunyai potensi ledakan untuk membuyarkan semua prediksi juara Liga
Inggris yang mengarah kepada Leicester, Spurs dan Arsenal.
City baru memainkan 27 laga alias memiliki tabungan satu
laga sisa.
Satu laga sisa tersebut bisa menjadi sangat krusial
mengingat Liga Inggris sudah mendekati akhir musim dan tim-tim kandidat juara
mulai kesulitan menjaga konsistensi untuk meraup poin penuh.
Tengok Leicester yang menjalani dua laga terakhir mereka
dengan susah payah.
Jamie Vardy dkk butuh gol di menit-menit akhir untuk
menaklukkan Norwich dan setelahnya malah ditahan imbang WBA.
Leicester juga akhirnya kebobolan dalam laga kandang
sejak pergantian tahun.
Pertanda belum punya mental juara?
Adapun Spurs yang diprediksi akan menyalip Leicester
malah ditaklukkan West Ham pada laga ke 28 mereka.
Kekalahan ini seperti mengingatkan bahwa Spurs juga
bukan tipikal tim yang berpengalaman berburu gelar juara Liga Inggris seperti
halnya Leicester.
Faktor pengalaman ini bukan tidak mungkin akan
memberi pengaruh pada sisa laga akhir musim yang penuh tekanan.
Arsenal yang sebenarnya punya pengalaman berburu
gelar juara bahkan mencatatkan hasil lebih parah.
Dua laga terakhir mereka berakhir dengan kekalahan
dari MU dan Swansea.
Beberapa pengamat meyakini kekalahan Arsenal dari MU
merupakan indikator bahwa Arsenal tidak cukup mampu bersaing sampai pekan
terakhir menuju tangga juara.
“kekalahan dari MU adalah sebuah langkah mundur dalam
persaingan gelar” Petr Cech mengakui peluang Arsenal menjadi juara Liga Inggris
terganggu atas kekalahan di Old Trafford itu.
Faktanya langsung tersaji.
Usai takluk dari MU, Arsenal kembali menelan
kekalahan dari Swansea di kandang mereka sendiri.
Well, data
diatas jadi petunjuk bahwa dalam sisa 10 laga semuanya masih sangat mungkin
terjadi.
Keajaiban masih sangat mungkin terjadi.
Dan untuk urusan makna keajaiban dalam menjuarai Liga
Inggris, City termasuk tim yang sangat memahami makna tersebut.
The Citizen mengangkat dua trofi Liga Inggris
terakhir mereka pada tahun 2012 dan 2014 dengan cara luar biasa yang sepadan
dengan makna keajaiban.
Semua pengemar sepakbola terutama pendukung
Manchester City dan Manchester United (MU) tentu tidak melupakan keajaiban saat
Aguero memastikan gelar Liga Inggris City di musim 2011/2012 lewat gol di
detik-detik akhir injury time pada pertandingan terakhir di musim tersebut.
Keajaiban City sebenarnya sudah mulai tampak saat
anak asuh Mancini mampu mengejar ketertinggalan 8 poin dari MU saat Liga
Inggris hanya menyisakan 6 laga lagi.
Puncaknya tentu saat City memenangi trofi juara Liga
Inggris dengan keunggulan selisih gol dan salahsatunya karena berhasil menang
3-2 di menit akhir laga terakhir mereka melawan Queen Park Rangers (QPR).
Keajaiban makin bermakna bagi The Citizen sekaligus
menyesakkan bagi MU karena keberhasilan City menjuarai Liga Inggris musim
2011/2012 diraih dengan hanya memenangi selisih gol dari seteru abadi mereka
itu.
MU bahkan sempat merasakan menjadi juara selama
beberapa menit sebelum informasi tentang gol dramatis Aguero memenangkan City
3-2 atas QPR sekaligus memastikan gelar Liga Inggris pertama City sejak era
Premier League.
Musim 2011/2012 ini kemudian dinobatkan sebagai musim
terbaik dalam penghargaan 20 musim Liga Inggris (mungkin salahsatunya karena juara Liga Inggris di musim tersebut ditentukan
lewat sebuah proses yang sangat dramatis) .
Lepas dari musim 2011/2012, City kembali melakukan
keajaiban dengan menjuarai Liga Inggris musim 2013/2014.
Kali ini bersama Manuel Pellegrini, Sergio Aguero dkk
mengulangi dramatisasi yang terjadi pada akhir musim 2011/2012.
Bayangkan, saat Liga Inggris hanya menyisakan 3 laga,
Liverpool masih kokoh memimpin klasemen dengan selisih 5 poin dari Manchester
City.
Performa Liverpool juga sedang bagus-bagusnya.
The Reds merangkai 12 kemenangan beruntun termasuk
dengan menaklukkan Arsenal 5-1, Spurs 4-0 dan yang paling fenomenal saat
menundukkan MU 2-0 di Old Trafford.
Singkat kata, hanya keajaiban yang akan menggagalkan
Liverpool menjadi juara.
Dan…….kita menjadi saksi sejarah bahwa Manchester
City memiliki keajaiban itu.
Pada pekan ke 36, dengan modal 12 kemenangan
beruntun, Liverpool malah takluk 0-2 dari Chelsea.
Gol pertama Chelsea yang dicetak Demba Ba bermula
dari insiden terpelesetnya Steven Gerrard yang membuat bola dikuasai Ba dan
kemudian mengkonversinya jadi gol.
Insiden yang kemudian seringkali dianggap sebagai
biang kerok kegagalan Liverpool menjadi juara musim itu.
Selisih poin dengan City yang memiliki dua laga tunda
menipis dari 5 menjadi 2 poin
Parahnya, pada pekan ke 37 Liverpool ditahan imbang
Crystal Palace sementara City berhasil memaksimalkan dua laga tunda mereka
dengan meraup poin penuh dari Everton dan Aston Villa.
Liverpool disalip City saat kompetisi sudah memasuki
laga terakhir.
Keajaiban City terulang, mereka menjuarai Liga
Inggris dengan hanya bertahta di puncak klasemen pada dua pekan tersisa.
Kondisi City saat ini bisa dikatakan hampir
menyerupai masa-masa penuh keajaiban itu.
Pada musim 2011/2012, Manchester City mengejar
ketertinggalan 8 poin saat Liga hanya menyisakan 6 laga lagi.
Musim 2013/2014, City yang memiliki dua laga
tunda mampu mengejar selisih 5 poin saat Liga hanya
menyisakan 3 laga lagi.
Kondisi City musim 2015/2016 ini bahkan bisa dianggap
“lebih ringan” karena dengan tabungan satu laga tunda, Liga masih menyisakan 10
laga.
Artinya, masih ada peluang untuk City membuat
keajaiban.
“jika secara matematika bilang anda bisa melakukannya
maka anda harus percaya bisa melakukannya” Pellegrini mengamini bahwa semuanya
masih sangat mungkin terjadi.
Musim 2011/2012 dan 2013/2014 City harus mengejar MU
dan Liverpool, dua tim yang memiliki sejarah prestasi panjang di tanah Inggris.
Musim ini, City hanya
harus mengejar Leicester City (dan mungkin Spurs), tim yang mendadak tampil
trengginas di jalur perebutan gelar juara Liga Inggris.
Logikanya, City masih sangat mungkin kembali ke jalur
juara dan bersaing dengan Leicester, Spurs dan Arsenal.
Sergio Aguero dkk mendapatkan motivasi ekstra untuk
bertarung terus dalam jalur perebutan gelar juara Liga Inggris usai menjuarai
Piala Liga Inggris dengan menaklukkan Liverpool.
Motivasi ekstra ini adalah bagian tidak terpisahkan
dalam dua momen keajaiban saat City menjuarai Liga Inggris.
Di musim 2011/2012, City mendapatkan motivasi ekstra
untuk terus mengejar defisit 8 poin saat Liga tersisa 6 laga ketika menaklukkan
MU 1-0 dalam laga Derby yang menentukan.
Banyak yang menilai kemenangan saat itu sangat
krusial membangkitkan semangat Sergio Aguero dkk untuk terus berjuang sampai
titik finis penentuan juara Liga Inggris.
Di musim 2013/2014, motivasi ekstra datang ketika
Liverpool takluk dari Chelsea jelang kompetisi berakhir dan disaat bersamaan
City mampu memanfaatkan dua laga tunda mereka.
Juara Piala Liga Inggris juga menjadi motivasi ekstra
bagi anak asuh Pellegrini dimusim tersebut.
Motivasi ekstra, laga tunda dan dewi fortuna menjadi
kunci jika City ingin membuat keajaiban.
Musim ini, motivasi ekstra berupa juara Piala Liga
Inggris sudah diperoleh.
Satu laga tunda sudah masuk dalam jadwal City.
Jika dewi fortuna berpihak pada City maka jangan
kaget jika The Citizen mengulangi keajaiban musim 2011/2012 dan 2013/2014.
Komentar
Posting Komentar