Liga Europa 2014/2015 dan Kebangkitan Klub-Klub Italia di Eropa
Babak 32 besar Liga Europa 2014/2015 yang sudah berlalu dan akan segera berlanjut ke fase perdelapan final memunculkan satu fenomena yang sudah cukup lama tidak terlihat. Fenomena itu adalah kebangkitan dominasi klub Liga Italia di kompetisi Eropa.
Yap…sudah cukup lama kita tidak menyaksikan dominasi klub-klub Italia di kompetisi Eropa.
Terakhir kali klub Italia meraih trofi juara
kompetisi Eropa adalah saat Inter Milan meraih juara Liga Champions 2010
bersama the special one Jose Mourinho.
Setelahnya, klub Italia tidak sanggup berbicara
banyak dan kedigdayaan mereka tenggelam oleh keperkasaan klub-klub dari Liga
Spanyol, Liga Inggris dan bahkan Liga Jerman yang bagi sebagian penggemar
sepakbola di Indonesia masih kalah tenar daripada Liga Italia.
Di kompetisi kasta kedua Eropa yaitu Liga Europa
(dulunya bernama UEFA Cup), catatan statistiknya bahkan lebih menyedihkan lagi.
Terakhir kali klub Italia meraih juara di kompetisi
ini adalah pada tahun 1999 yang saat itu diwakili oleh masa-masa terbaik Parma,
klub yang notabene saat ini terancam kebangkrutan.
Sejatinya klub-klub Italia layak untuk berbicara
banyak di kompetisi Eropa dan bersaing dengan klub dari liga-liga utama di
Eropa seperti Liga Inggris dan Spanyol.
Coba kita lihat bagaimana dalam rentang waktu sepuluh
tahun terakhir 2004 -2014, klub Italia mampu “tetap berbicara” di tengah dana
transfer klub yang tidak sebaik klub-klub Inggris dan Spanyol serta persoalan
internal berupa Calciopoli yang merusak imej Liga Italia.
Dalam rentang waktu sepuluh tahun terakhir yang
bergelimang masalah itu, Italia mampu meraih dua kali juara Liga Champions
lewat AC Milan (2007) dan Inter Milan (2010).
Tanpa pencapaian positif di kompetisi kasta kedua
(Liga Europa) dan berakibat penurunan peringkat koefisien Liga Italia, timnas
negara ini masih mampu meraih trofi juara Piala Dunia 2006 dan runner up Piala
Eropa 2012.
Artinya klub-klub dari Liga Italia dan produk liga
dalam bentuk timnas negara ini tetap memiliki potensi untuk merajai Eropa.
Dan tampaknya hal tersebut mulai terlihat dari
dominasi wakil Liga Italia di ajang Liga Europa musim ini.
Perhatikanlah bagaimana Liga Italia masih menyisakan
AS Roma, Inter Milan, Napoli, Fiorentina bahkan klub sekelas Torino sampai pada fase perdelapan final disaat Liga
Spanyol hanya menyisakan Sevilla dan Villareal.
Bagaimana dengan liga terpopuler di dunia, Liga
Inggris?
Mereka hanya menyisakan Everton.
Yap…bahkan klub dengan tradisi Eropa sebaik Liverpool
pun tidak mampu bertahan lebih lama dan menyusul gugurnya Tottenham Hostpurs
yang secara meyakinkan disingkirkan oleh Fiorentina, wakil Liga Italia!!.
Gambaran kebangkitan wakil Italia di kompetisi Eropa
semakin terlihat jelas setelah undian perdelapan final dilakukan.
Dengan “menyayangkan” pertemuan dini AS Roma dan
Fiorentina (yang seharusnya bisa menjadi final ideal), Italia masih berpotensi
menyisakan banyak wakil di fase perempat final setelah Napoli dan Inter Milan tidak
ikut-ikutan saling sikut di perdelapan final. Sederhananya, Italia sudah pasti
memiliki satu wakil di fase perempat final nanti.
Bandingkan dengan dua wakil Spanyol yang tersisa.
Sevilla dan Villareal harus saling bunuh di perdelapan final sekaligus memastikan satu wakil Spanyol akan hadir di perempat final.
Wakil Inggris satu-satunya, Everton, akan menghadapi
jagoan Ukraina yang sudah kenyang pengalaman di kompetisi Liga Champions yang
levelnya lebih tinggi, Dynamo Kyiv.
Bukan hal yang mudah, apalagi Dynamo Kyiv akan
menjadi tuan rumah pada leg kedua dan lawatan ke Eropa Timur biasanya selalu
memberikan hasil yang buruk bagi klub-klub dari luar Eropa Timur.
Dengan melihat komposisi undian perdelapan final ini,
bolehlah Liga Italia berharap Liga Europa musim ini menjadi awal kebangkitan
klub-klub Italia di kompetisi Eropa.
Kalaulah Liga Champions belum mampu diraih, tidak ada
salahnya klub-klub Italia membangun kejayaan baru di Eropa lewat kompetisi
kasta keduanya dulu.
Apalagi dalam sejarah kompetisi ini, Italia sejatinya
adalah pengumpul gelar terbanyak dengan catatan sembilan gelar juara (Italia 9,
Spanyol 8, Inggris 7)
Dan satu lagi, juara Liga Europa musim ini akan
mendapat jatah bermain di Liga Champions musim depan…hmm…menarik bukan?