Prediksi 2015, Faktor Allegri dan Kualitas Pemain Kunci Membawa Juventus Meraih Scudetto

Hasil gambar untuk massimiliano allegri
Liga Italia musim ini menampilkan kembali pertarungan dua kuda pacu yang merujuk pada pertarungan ketat antara dua klub yang sulit diprediksi pemenang akhirnya.
Kondisi yang sulit ditemui di Liga Jerman saat Bayern Muenchen tampak sangat superior dan “satu-satunya” penantang Die Rotten, Borussia Dortmund mendadak jadi tim medioker.
Mungkin ini yang menjadi salahsatu alasan mengapa Liga Italia (walaupun peringkat liganya sudah berada dibawah Liga Jerman) tetap terasa lebih “bergengsi” dibandingkan Liga Jerman.
Lalu bagaimana akhir dari pertarungan sengit dua kuda pacu di tanah Italia tersebut?
Prediksi berikut bisa memberikan gambaran bagaimana musim nanti akan berakhir.

Liga Italia masih menampilkan dua kuda pacu yang sama seperti musim lalu yaitu Juventus dan AS Roma.
Kejutan Rudi Garcia dimusim pertamanya bersama AS Roma musim lalu yang menempel ketat Juventus di posisi atas papan klasemen berlanjut pada musim ini.
Disisi lain, Allegri yang awalnya diragukan mampu menggantikan Antonio Conte di Juventus sejauh ini cukup mampu membuktikan kepantasannya dengan menjaga si Nyonya Tua terus berada diposisi pemuncak klasemen.
Saya memprediksikan dua klub ini masih akan menjadi dua kuda pacu utama dalam perebutan Scudetto.
Artinya, Napoli beserta Lazio dan Sampdoria sebagai klub kuda hitam diantara keduanya belum mampu tampil sekonsisten Juventus dan AS Roma.
Bertarung memperebutkan posisi terakhir ke Liga Champions adalah tujuan yang paling realistis bagi ketiganya disamping menjaga diri dari kejaran Genoa, AC Milan dan Fiorentina yang mempunyai misi serupa.
Posisi terakhir di papan klasemen per awal Januari 2015 mengkonfirmasi bagaimana peta persaingan hanya akan tercipta diantara Juve dan AS Roma.
Juve dan AS Roma hanya berselisih 3 poin dimana selanjutnya terdapat perbedaan 9 poin antara AS Roma dengan peringkat ketiga sampai kelima.
Jika mengacu pada performa Juve saat ini sebagai klub dengan kekuatan penyerangan tertajam (mencetak 34 gol sementara AS Roma hanya mampu mencetak 28 gol) dan lini pertahanan terkuat (hanya kebobolan 7 gol dan AS Roma sudah kebobolan 11 gol), maka prediksi Juventus sebagai Scudetto untuk keempat kali berturut-turut tampak sangat masuk akal.
Juventus memiliki lini penyerangan terbaik saat ini di Italia dengan keberadaan Carlos Tevez, Llorente dan Morata, Tevez sendiri sejauh ini menjadi pemuncak top skor Liga.
Kondisi penyerangan ini yang tidak terdapat di AS Roma…terbukti tidak ada satupun pemain AS Roma yang nangkring dalam tiga besar pencetak gol terbanyak sejauh ini.

Satu factor kunci lain yang mendukung prediksi Juve merebut Scudetto musim ini adalah factor Allegri.
Allegri??...bukankah sosok ini yang menjadi keraguan terbesar Juventini saat Antonio Conte meninggalkan Juve??
Yap…Allegri adalah kunci keberhasilan Juve di akhir musim nanti.
Masih ingat saat Allegri dimusim pertama bersama AC Milan merebut Scudetto?
Yap…Allegri saat itu dibekali amunisi skuad yang sangat mumpuni dalam diri Zlatan Ibrahimovic, Kevin Prince Boateng dan Thiago Silva.
Dengan bekal skuad kelas atas tersebut, Allegri tampak mudah saja membawa AC Milan meraih scudetto dimusim pertamanya.
Terbukti, setelah Ibra dan Thiago Silva dilego ke PSG, Allegri tampak kepayahan menjaga AC Milan mempertahankan Scudetto….masih untung AC Milan selalu mampu lolos ke Liga Champions…dan disinilah letak kualitas seorang Allegri.
Allegri adalah tipikal pelatih yang mampu memaksimalkan komposisi bintang dalam skuadnya untuk meraih gelar juara namun pada kondisi minim bintang pun sudah cukup teruji dengan secara konsisten membawa AC Milan tetap mampu lolos ke Liga Champions.
Keberhasilan Allegri mengubah komposisi tiga bek Juve yang identik di masa Antonio Conte ke formasi empat bek adalah bukti keberhasilannya masuk ke dalam team secara utuh.
Nah…dengan materi pemain terbaik di Italia saat ini yang ada dalam skuad Juve, rasa-rasanya bukan hal yang mengejutkan jika melihat posisi Juve di papan atas klasemen saat ini dengan catatan menakjubkan sebagai tim tertajam di lini penyerangan dan tertangguh di lini pertahanan.

Bagaimana dengan AS Roma?
Rudi Garcia sesungguhnya pernah merasakan bagaimana membawa tim sekelas Lille menjuarai Liga Prancis dengan menerobos diantara kekuatan Lyon, Bordeaux dan PSG.
Artinya Rudi punya potensi mengulangi hal serupa di tanah Italia.
Kejutan di musim pertamanya bersama AS Roma dengan menjadi penantang serius Juventus musim lalu adalah sinyalemen kapabilitasnya membawa AS Roma menjadi tim terbaik di Italia.
Sayangnya momentum musim lalu tampak belum meningkat secara signifikan untuk melewati performa Juve di musim ini.
Gervinho yang musim lalu tampak menemukan kembali kegairahan bermain di AS Roma setelah sebelumnya tampak tenggelam di Arsenal belum mampu meningkatkan level kontribusinya kepada tim.
Disisi lain Carlos Tevez makin menancapkan posisi dirinya sebagai pewaris “nomor keramat 10” di Juve sekaligus menjadi actor kunci sebagaimana Platini dan Del Piero dahulu.
Dari sudut pandang ini saja kita bisa melihat bagaimana AS Roma tidak memiliki pemain kunci yang bisa mengubah peruntungan tim secara keseluruhan.
Coba ingat kembali saat AS Roma terakhir kali menjuarai Liga Italia bersama Fabio Capello.
Saat itu AS Roma memiliki pelatih terbaik dalam diri Capello, kemudian saat itu terdapat salahsatu ikon sepakbola Italia yang sedang berada dalam masa emasnya, Francesco Totti, ikon sepakbola Asia Hidetoshi Nakata serta Gabriel Batistuta, seorang penyerang kelas atas di Liga Italia bahkan di eropa saat itu.
Hal ini yang tidak dimiliki AS Roma saat ini.
Totti sudah bukan Totti yang dulu lagi dan tidak ada  lagi sosok yang menggetarkan pertahanan lawan seperti Batistuta dulu.
Awalnya saya berpikir bahwa De Rossi, Gervinho dan “perwakilan Asia” dalam diri Radja Nainggolan  bisa menjadi pewaris pemain-pemain kunci tersebut
Namun jika melihat bagaimana performa ketiganya sejauh ini….apalagi jika dibandingkan dengan peran vital Tevez bersama sejumlah gelandang kelas atas Juve dalam diri Pogba, Vidal dan Marchisio, tampaknya AS Roma memang membutuhkan amunisi tambahan yang lebih berkelas.
So…AS Roma tampaknya kembali hanya akan sekedar menjadi kompetitor utama Juve dalam pertarungan kuda pacu meraih scudetto musim ini.

Lalu benarkah AS Roma tanpa peluang untuk meraih scudetto musim ini?
Menurut saya, satu-satunya peluang yang tersisa hanya pada pilihan Juventus, apakah mengejar scudetto keempat berturut-turut atau meraih kejayaan di Liga Champions.
Jika melihat bagaimana Real Madrid, Bayer Muenchen dan Chelsea tampak superior di Liga Champions musim ini, rasa-rasanya Allegri lebih baik mendahulukan scudetto sebagai bukti kepantasan dirinya berada di bangku cadangan Juventus.
Artinya Juventini bisa tersenyum lebar menyaksikan Buffon dkk mengangkat trofi scudetto di akhir musim nanti.