Beruntunglah Cristiano Ronaldo Karena Maradona Bukan Orang Portugal

Hasil gambar untuk cristiano ronaldo portugal
Tidak ada yang menyangsikan kehebatan Maradona saat berseragam klub.
Meski tidak sedahsyat pencapaian Messi bersama Barcelona, penggemar sepakbola tetap mengapresiasi tinggi kejayaan Maradona bersama klub, terutama saat berseragam Napoli.
Bayangan seorang Maradona mampu mengangkat klub kecil seperti Napoli menerobos persaingan Liga Italia Serie A pada tahun 1990-an yang saat itu merupakan liga sepakbola terpopuler sekaligus terketat di dunia masih sangat jelas dalam ingatan.
Napoli merebut Scudetto disaat Serie A Italia memiliki Inter Milan, AC Milan dan Juventus yang menjadi hegemoni penguasa Serie A saat itu.
Keberhasilan Maradona memimpin Napoli memenangkan Scudetto dan kemudian berlanjut dengan memenangkan UEFA CUP dinilai sama fantastisnya dengan kejayaan Messi bersama Barcelona memenangi La Liga dan gelar juara Liga Champions.
Bahkan dari sisi yang lain penggemar sejati Maradona selalu memunculkan fakta bahwa Maradona berhasil meraih kejayaan bersama Napoli, klub tanpa sejarah prestasi yang kuat di tanah Italia apalagi Eropa.
Maradona juga tidak dikelilingi pemain-pemain bintang yang selalu siap "melayaninya".
Cerita heroisme Maradona bersama Napoli seperti replikasi kisah kepahlawanan Maradona saat mengantarkan Argentina meraih gelar juara Piala Dunia 1986.
Gelar juara yang konon dimenangkan sendiri oleh kehebatannya...sampai-sampai ada pernyataan unik bahwa timnas Argentina yang meraih juara Piala Dunia 1986 adalah Maradona ditambah 10 pemain lain diatas lapangan.

Sebaliknya semua kejayaan Messi bersama Barcelona yang mengantarkannya meraih 4 penghargaan pemain terbaik dunia FIFA pada 2009,2010,2011 dan 2012 dianggap belum sebanding untuk melewati status legenda seorang Diego Maradona.
Messi boleh jadi hebat bersama Barcelona....sangat hebat malah.
Tetapi selalu muncul ulasan bahwa kehebatan Messi bersama Barcelona terjadi karena dirinya berada di klub besar dengan sejarah prestasi yang kuat.
Messi juga dianggap sangat beruntung karena dikelilingi pemain-pemain hebat seperti Xavi, Iniesta, Thierry Henry, Samuel Etoo, Deco dan Ronaldinho.
Bagaimana jika tidak ada pemain-pemain hebat tersebut di sekitar Messi?
Lihatlah performa Messi bersama Argentina.

Messi saat berkostum klubnya Barcelona adalah seorang pemain terbaik dunia tetapi lain hal nya ketika berbicara Messi saat berkostum timnas negaranya Argentina.
Bersama Argentina, Messi belum sekalipun mempersembahkan gelar juara di level senior.
Pencapaian terbaik Messi saat berkostum Argentina adalah saat masih memperkuat tim di level junior, yaitu saat memenangkan Piala Dunia Junior 2005 dan medali emas Olimpiade 2008.
Sisanya bersama timnas level senior, Argentina nihil gelar.
Dan inilah yang kemudian menjadikan Messi sebagai sasaran kritik pendukung Argentina karena tidak kunjung mampu mentransformasikan kehebatannya bersama Barcelona di level timnas.
Satu hal yang juga tidak bisa dilakukan kompetitor utama Messi, Cristiano Ronaldo.

Seperti halnya Messi, CR7 sudah merasakan semua gelar bergengsi di level klub baik saat berseragam Manchester United maupun saat mengenakan seragam Real Madrid.
Dari pencapaian penghargaan pemain terbaik dunia FIFA pun CR7 hanya beda tipis dengan Messi.
CR7 memenangkan penghargaan ini pada 2008, 2013 dan 2014.
Artinya selama 6 tahun terakhir sejak 2008 sampai 2014, penghargaan pemain terbaik dunia FIFA dikuasai oleh CR7 dan Messi.
Ini juga sekaligus menasbihkan keduanya sebagai pesepakbola terbaik yang ada di muka bumi saat ini.
Dua pesepakbola terbaik yang HANYA berjaya di level klub tetapi nihil kontribusi saat berseragam timnas masing-masing.
CR7 boleh meraih kejayaan saat berseragam klub tetapi bersama Portugal tidak ada satu pun gelar internasional yang dipersembahkannya.
Prestasi terbaik CR7 hanyalah mengantarkan Portugal ke partai puncak Piala Eropa 2004 yang kemudian berakhir tragis saat  Portugal ditaklukkan Yunani.
Setelahnya CR7 tidak pernah lagi sanggup mengantarkan Portugal mencicipi partai puncak sebuah turnamen besar internasional sekelas Piala Eropa dan Piala Dunia.

Jika demikian kesamaan antara Messi dan CR7 (berjaya di klub tapi gagal di timnas), mengapa hanya Messi yang menjadi bulan-bulanan atau setidaknya mendapatkan ekspose lebih besar setiap kali gagal bersama timnas?
Jawabannya adalah karena Diego Maradona bukan berasal dari Portugal.
Andaikan saja Maradona bukan berasal dari Argentina, maka Messi tidak akan mendapatkan tekanan dan kritik hebat setiap kali gagal memberikan performa terbaik saat tampil mengenakan kostum timnas Argentina.
Maradona boleh jadi adalah alasan terbesar mengapa Messi selalu menjadi satu-satunya "terpidana" setiap kali timnas Argentina gagal di turnamen internasional.
Perbandingan keduanya selalu menjadi pembahasan terutama jika menyangkut kehebatan kedua legenda ini saat berkostum Argentina.
Kemunculan awal Messi yang kemudian mendapat julukan Messidona, nomor punggung 10 dan ban kapten timnas Argentina seperti menggiring Messi masuk dalam wilayah pembandingan tanpa henti dengan sang legenda Maradona yang notabene sudah mengakui bahwa Messi tidak seharusnya dibanding-bandingkan dengan dirinya.

Perbandingan seperti ini yang tidak ditemui CR7 di Portugal.
Bersama Portugal CR7 hanya akan mendapat perbandingan dari dua legenda Portugal bernama Eusebio dan Luis Figo.
Status legenda CR7 bahkan bisa jadi sudah dianggap melewati Eusebio dan Luis Figo.
Eusebio dan Luis Figo adalah dua legenda Portugal yang berstatus pemenang Piala Champions bersama klub mereka masing-masing.
Eusebio memenanginya pada tahun 1962 sedangkan Luis Figo pada tahun 2002.
CR7 melebihi pencapaian kedua legenda tersebut dengan memenanginya sebanyak dua kali pada 2008 dan 2014.
Pencapaian CR7 bersama timnas boleh jadi cukup sebanding dengan Luis Figo saat keduanya bersama-sama mengantarkan Portugal berlaga di partai puncak Piala Eropa 2004, artinya gelar runner up Piala Eropa adalah pencapaian tertinggi keduanya di level timnas senior.
Dalam hal ini Eusebio memiliki pencapaian lebih baik dengan meraih peringkat ketiga saat Piala Dunia 1966, pencapaian yang nyaris saja disamai CR7 saat Portugal takluk dari Jerman dalam laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia 2006.
Meski demikian, secara keseluruhan bolehlan dikatakan bahwa status legenda CR7 sudah melebihi dua legenda Portugal yang menjadi pembanding bagi pencapaiannya sebagai pesepakbola.

Kualitas pembanding inilah yang kemudian membuat CR7 praktis tidak terlalu menjadi sorotan tiap kali Portugal gagal di turnamen internasional.
Lain halnya dengan Messi yang dibandingkan dengan seorang megabintang sekelas Diego Maradona.
Pencapaian seorang Maradona yang melebihi pencapaian Eusebio apalagi Figo adalah pijakan yang mesti dilalui Messi untuk mengukuhkan statusnya sebagai legenda sepakbola terbaik yang pernah dimiliki negaranya.
Dan CR7 tidak mendapati pijakan yang tinggi seperti itu di Portugal.
Maka sekali lagi, beruntunglah Cristiano Ronaldo karena Maradona bukan orang Portugal.

Komentar