Lupakan Saja Serie A, AC Milan Lebih Baik Fokus Ke Coppa Italia Dan Liga Europa



AC Milan rupanya masih sanggup memberikan kebahagiaan bagi Milanisti di seluruh dunia. Fans penggemar Milan tersebut mendapatkan kado akhir tahun berupa kelolosan Leonardo Bonucci dkk ke semifinal Coppa Italia. Kado itu niscaya semakin istimewa karena keberhasilan Milan melewati fase perempat final dilakukan usai memenangi derby Milan melawan rival sekotanya Inter Milan.

Serunya, AC Milan sebenarnya dalam posisi tidak diunggulkan karena memasuki laga derby itu dengan catatan dua kekalahan beruntun di Serie A Italia. Inter Milan pun sesungguhnya masuk ke laga tersebut dengan membawa dua kekalahan beruntun di Liga Italia namun melihat keberadaan Inter Milan yang masih bertengger di papan atas klasemen membuat tim asuhan Luciano Spalletti lebih diunggulkan untuk menang.

Pantas kiranya jika kemenangan Milan atas Inter dianggap sangat krusial bagi tim asuhan Gennaro Gattuso. “Kami baru melewati periode negatif, jadi pertandingan ini fundamental. Kemenangan ini memecahkan semua masalah kami, ini memberi kami ruang untuk bernapas” ujar pelatih Milan itu seperti dilansir dari Football Italia (28/12/2017).

Keberhasilan Milan lolos ke fase semifinal Coppa Italia bagaikan siraman hujan di tengah musim panas. Rasanya sejuk dan adem sekali. Catatan ini adalah satu dari dua hal positif yang ditorehkan Rossoneri musim ini. Selain nyaman dengan pencapaian Milan di Coppa Italia sejauh ini, Milanisti yang ingin merasa happy dengan AC Milan hari ini juga bisa melihat kiprah klub kesayangan mereka di Liga Europa.

Di kompetisi Eropa kelas dua tersebut, Milan sudah berada di babak 32 besar setelah memuncaki fase grup di grup D. Meski kinerja Bonucci dkk di kompetisi ini adalah sumbangsih Vincenzo Montella sebagai pelatih Milan sebelum Gattuso namun tetap saja pencapaian ini patut disyukuri karena Gattuso kini tinggal meneruskan hasil kerja Montella.

Adem ayem sejuk melihat kinerja Milan di Coppa Italia dan Liga Europa, Milanisti dijamin langsung bad mood melihat performa AC Milan di Serie A Italia. Kiprah tim yang kali terakhir merebut Scudetto pada musim 2010/2011 itu sangat tidak sesuai harapan. Belanja sekitar 200 juta euro yang dihabiskan untuk mendatangkan pemain-pemain baru nyaris tidak ada efeknya bagi kinerja Milan di Serie A.

AC Milan kini berada di posisi 9 klasemen sementara usai memainkan 18 laga. Tim asuhan Gattuso baru mengumpulkan 24 poin hasil dari 7 kemenangan, 3 hasil seri dan sudah 8 kali kalah. Di posisi tersebut, boro-boro mengejar gelar Scudetto, untuk mengejar posisi 4 klasemen yang berarti lolos ke Liga Champions pun susahnya minta ampun.

Who Scored (29/12/2017) memperlihatkan 24 poin Milan saat ini berjarak 9 poin dengan posisi degradasi yang dihuni SPAL di posisi 18 dan berjarak 14 poin dengan posisi lolos ke Liga Champions yang dihuni AS Roma di posisi 4 klasemen. Artinya? Jika mau jujur AC Milan lebih baik melupakan mimpi mengejar lolos ke Liga Champions lewat posisi 4 besar klasemen karena jarak 14 poin dengan Roma cukup jauh. Pertimbangkan pula bahwa Roma baru memainkan 17 laga sehingga potensi selisih poin bertambah jauh kian membesar. Ada baiknya Milan memikirkan selisih 9 poin dengan zona degradasi karena itu berarti hanya butuh 3 kekalahan bagi Milan agar terjatuh di zona kelam tersebut. Mengingat Milan sudah kalah 8 kali, syarat 3 kekalahan itu bisa terpenuhi jika tim asuhan Gattuso tidak waspada.


Kondisi ini seharusnya sudah menjadi isyarat bagi AC Milan agar segera melupakan kompetisi Serie A dengan segala macam ilusi indah akan kebangkitan di paruh musim yang berbuah keberhasilan lolos ke Liga Champions musim depan. Sulit Bro, sulit sekali. Bukan bermaksud menyerah sebelum berjuang tetapi ada saatnya realitas harus diterima dengan lapang dada. Sisa laga Serie A Italia musim ini bagi Milan bukan lagi soal berburu tiket ke Eropa tetapi ini sudah menjadi soal bagaimana Milan tidak terseret ke jurang degradasi.

Jika Milan masih ingin mengincar kejayaan agar gelontoran duit sedemikian banyak di awal musim tidak menjadi sia-sia, tim juara Liga Champions 7 kali itu bisa mulai meniru apa yang dilalukan MU pada musim perdana Jose Mourinho musim lalu. Sadar bahwa MU tersendat di posisi 6 klasemen Liga Inggris musim lalu, Mourinho menyelamatkan musim perdananya di Old Trafford dengan mengincar gelar juara di Piala Liga dan Liga Europa. Hasilnya? MU memang benar-benar tertahan di posisi 6 Liga Inggris sampai akhir musim tetapi mereka tetap bisa tersenyum lebar karena memenangkan trofi juara Piala Liga Inggris dan gelar juara Liga Europa yang bermakna lolos langsung ke Liga Champions.

Pemikiran seperti ini bisa ditiru oleh Gattuso. Lupakan Liga Italia dan fokus saja pada Coppa Italia serta Liga Europa. Cukuplah Milan bertahan dari jeratan zona degradasi atau syukur-syukur bisa bertahan di 10 besar klasemen Serie A Italia. Dengan target yang diturunkan seperti ini rasanya Milan dengan komposisi skuad sekarang bisa mengamankan posisi 10 besar klasemen di akhir musim.

Pencapaian atas target tersebut tidak akan menuntut effort besar dari Bonucci dkk sehingga sebagian besar fokus konsentrasi dan stamina tim asuhan Gattuso bisa dialihkan untuk mencapai kejayaan di Coppa Italia dan Liga Europa. Apalagi Copa Italia sudah memasuki fase semifinal sehingga tidak terasa hanya beberapa laga saja untuk menuntaskan gelar perdana yang bisa dipersembahkan Gattuso sebagai pelatih Milan.

Di Liga Europa pun Milan cukup beruntung karena diundi bertemu dengan klub yang saya yakin anda mungkin juga baru mendengarnya, Ludogorets Razgrad. Performa Milan di Liga Europa tergolong positif. Perhatikan saja bagaimana Andre Silva yang “tidak kelihatan” di Serie A Italia memuncaki daftar pencetak gol terbanyak dengan 6 gol di kompetisi kelas dua Eropa itu. Ini salahsatu indikasi bahwa Milan punya kans bersaing berebut juara.

Jangan lupakan bahwa pemenang Liga Europa akan mendapatkan hadiah lolos langsung ke Liga Champions musim depan. Menarik bukan? Apalagi Milan dikenal punya “jimat” yang namanya DNA Eropa. Nah, ini saat yang tepat menggunakan jimat tersebut. Jadi Milan, sekali lagi, lupakan Liga Italia, fokus saja ke Coppa Italia dan Liga Europa.

Tulisan ini juga dimuat di UC News We Media
Sumber foto espnfc.com, thesun.co.uk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Fergie Time MU Menjadi Guardiola Time Di Tangan Man City