Prediksi 2018 : Napoli Scudetto Serie A Italia



Bagi Juventini, musim ini boleh jadi merupakan musim paling ketat dalam upaya Juventus mempertahankan gelar Scudetto yang dimenangkan sejak musim 2011/2012. Sudah enam musim beruntun Juventus menguasai gelar Scudetto Serie A Italia dan musim ini tampaknya akan menjadi musim dimana hegemoni Si NyonyaTua akan berakhir.

Tidak hanya satu atau dua klub yang menjadi penantang Scudetto bagi Juventus, namun setidaknya terdapat tiga klub yang memiliki potensi memenangkan gelar juara Liga Italia. Tiga klub yang dimaksud adalah Napoli, Inter Milan dan AS Roma. Bagaimana dengan AC Milan? Ah, sudahlah. Mereka sedang sibuk memikirkan mengapa gelontoran dana 200 juta euro di awal musim tidak kunjung membuat Bonucci dkk kompetitif di Serie A Italia.

Lalu bagaimana dengan Lazio? Tim asuhan Simone Inzaghi adalah tim yang menundukkan Juventus di kandang Higuain dkk tapi Serie A Italia bukan kompetisi satu dan dua laga saja. Ini adalah sebuah lomba lari maraton dimana kemampuan bertarung sampai akhir musim menjadi modal berharga. Soal ini tampaknya Lazio belum memenuhi syarat. Enam laga terakhir Lazio di Serie A memperlihatkan hal itu.

Who Scored (27/12/2017) mencatat Ciro Immobile dkk hanya meraih 2 kemenangan dalam 6 laga terkini. Sisanya Lazio harus puas dengan hasil 2 seri dan 2 kalah. Sebuah catatan ironis karena sebelumnya Lazio sempat menorehkan hasil 6 kemenangan beruntun yang kemudian berakhir dengan kekalahan 1-2 dari AS Roma dalam derby Ibukota. Kekalahan dari Roma juga menjadi kekalahan kedua dari rival pemburu Scudetto setelah sebelumnya Lazio juga kalah telak 1-4 meski berstatus tuan rumah saat menjamu Napoli.

Lupakan Lazio, mari fokuskan perhatian kita pada tiga klub penantang Juventus dalam perburuan Scudetto. Baik Napoli, Inter Milan dan AS Roma secara matematis masih sangat mungkin berburu Scudetto sampai akhir musim. Napoli masih di puncak klasemen usai memainkan 18 laga dengan mengumpulkan 45 poin. Napoli hanya  memiliki selisih satu poin dengan Juventus di posisi kedua. Jarak Napoli dengan Inter Milan di posisi ketiga berselisih 5 angka dan berjarak 7 poin dengan AS Roma di posisi keempat. Serunya, Roma baru memainkan 17 laga sehingga masih punya potensi besar merangsek naik ke atas. Dengan kondisi seperti ini, apapun masih bisa terjadi sampai akhir musim nanti. Pertanyaannya, siapa yang akan memenangkan Scudetto Serie A Italia musim ini?

Tadinya Inter Milan merupakan kandidat terdepan dalam perburuan Scudetto musim ini, yah tadinya. Tim asuhan Luciano Spalletti tampak sangat percaya diri di puncak klasemen sampai pekan ke 16 berkat status sebagai satu-satunya tim yang belum terkalahkan. Perhitungan menjadi berubah usai Inter Milan kalah dua kali beruntun dari Udinese dan Sassuolo. Kekalahan yang mengejutkan karena sebelumnya Inter Milan bahkan tidak pernah kalah musim ini saat bertemu AS Roma, Juventus dan Napoli.

Bayang-bayang Luciano Spalletti sebagai Mr. Runner Up yang berkali-kali hanya sanggup membawa AS Roma menempel Juventus dalam perburuan Scudetto terlintas lagi. Okelah Inter Milan menjadi lebih kompetitif bersama Spalletti tetapi fakta sejarah tidak bisa berbohong bahwa pria berkepala plontos ini kerap gagal menjaga tim tetap kompetitif sampai akhir musim. Dua kekalahan jelang paruh musim dari tim yang tidak disangka-sangka mulai menguatkan dugaan itu.

Inter Milan melemah, hanya tersisa Napoli dan AS Roma untuk bertarung berebut Scudetto dengan Juventus. Siapa yang akan bertarung sampai akhir? Well, pengalaman Maurizio Sarri membawa Napoli konsisten berada di 3 besar klasemen akhir Serie A Italia sejak menangani Napoli musim 2015/2016 seharusnya berbuah manis musim ini. Napoli di musim ketiga Sarri telah menjadi sebuah tim yang saling mengenal berkat keberadaan pilar utama yang tidak banyak berubah seperti Marek Hamsik, Jose Callejon, Lorenzo Insigne dan Dries Mertens. Komposisi yang dipuji mantan arsitek AC Milan, Carlo Ancelotti sebagai sekumpulan pemain yang mampu bermain bagus dengan mata tertutup karena sudah bermain bersama dalam jangka waktu lama.

Keberadaan Sarri disebut-sebut sebagai faktor utama Napoli tetap kompetitif meski Napoli sudah tidak memiliki Edinson Cavani atau Gonzalo Higuain sebagai sumber gol utama. Secara jenius Sarri menjadikan Dries Mertens sebagai penggedor di lini serang. Napoli lantas menjelma menjadi salahsatu tim dengan kemampuan menyerang terbaik di Seria Italia bahkan di Eropa menurut Pep Guardiola. Kematangan Sarri di musim ketiga bersama Napoli dan komposisi skuad klub yang sudah saling mengenal sebagai satu kesatuan unit yang kuat ini tidak dimiliki Inter Milan dan AS Roma. Kedua klub itu tengah menjalani musim perdana bersama manager baru masing-masing.

Roma yang tengah menjalani musim perdana bersama Eusebio Di Francesco memang tampak menjanjikan. Klub berjuluk Serigala Ibukota itu mampu bersaing di papan atas Serie A dan lolos ke fase gugur Liga Champions dari grup berat yang berisikan Chelsea dan Atletico Madrid. Namun sekali lagi, kematangan sebagai sebuah tim lebih condong kepada Napoli.

Who Scored (27/12/2017) memperlihatkan Roma selalu kalah saat melawan rival langsung dalam perebutan Scudetto. Edin Dzeko dkk takluk dikandang sendiri dari Inter Milan dan Napoli serta yang teraktual kalah saat bertandang ke markas Juventus. Tidak cukup disitu, Roma juga kehilangan dua poin saat ditahan imbang tim sekelas Chievo dan Genoa. Catatan-catatan yang tidak meyakinkan untuk melabeli tim asuhan Di Francesco sebagai kandidat kuat peraih Scudetto.

Catatan diatas tidak terjadi pada Napoli. Marek Hamsik dkk baru satu kali kalah dari Juventus. Ketika bertemu dengan rival petarung Scudetto lainnya seperti AS Roma dan Lazio, tim asuhan Sarri meraih kemenangan serta seri kala melawan Inter Milan. Performa ini memperlihatkan kesiapan Napoli sebagai sebuah tim untuk memenangkan gelar Scudetto.


Bagaimana dengan kans Juventus sendiri? Sejujurnya Juventus masih jadi yang terdepan. Tim asuhan Massimiliano Allegri sudah berpengalaman merasakan ketatnya persaingan berebut Scudetto dan selalu berhasil keluar sebagai pemenang dalam 6 musim beruntun, termasuk ketika masih ditangani Antonio Conte. Bagaimana mereka bangkit dari ketertinggalan di awal musim dan kini hanya berjarak satu poin dari puncak klasemen memperlihatkan tim ini memang jagoan papan atas di Italia. Tim ini memang raksasa yang sulit ditundukkan. Sulit tetapi tidak mustahil.

Ya, kematangan Napoli yang konsisten berburu gelar juara sejak ditangani Sarri pada musim 2015/2016 akan menemukan klimaksnya musim ini. Tersingkirnya Napoli dari fase grup Liga Champions jadi sebuah berkah tersendiri karena membuat Marek Hamsik dkk dapat lebih fokus berburu gelar Scudetto. Liga Europa akan menjadi sampingan saja jika peluang merebut Scudetto pertama sejak musim 1989/1990 sudah di depan mata. Kondisi ini tidak didapati Juventus dan Roma yang masih bertarung di ajang Liga Champions.

Napoli musim ini adalah tim terbaik mereka sejak era Diego Maradona. Bagaimana Marek Hamsik memecahkan rekor gol legenda asal Argentina itu seperti menjadi penanda beralihnya tongkat estafet dari era Maradona ke era Hamsik. Juventus memang masih jadi lawan yang berat untuk bertarung berebut gelar Scudetto namun sebuah kekuasaan selalu memiliki masanya untuk berakhir. Tahun 2018 akan menjadi momen berakhirnya hegemoni Juventus yang ditandai keberhasilan Napoli meraih gelar Scudetto di akhir musim nanti. Tidak percaya? Namanya juga prediksi. Bisa benar dan bisa salah.

Tulisan ini juga dimuat di UC News We Media
Sumber foto : zimbio.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketika Fergie Time MU Menjadi Guardiola Time Di Tangan Man City