Drama David De Gea
Selasa pagi 1 September 2015, sebuah presenter berita olahraga mengabarkan kepindahan David De Gea dari Manchester United (MU) ke Real Madrid.
Ada nama Keylor Navaz dalam proses perpindahan itu.
Ulasan mengenai bagaimana kemungkinan performa De Gea
di Madrid ditampilkan bersamaan dengan berita tersebut.
Setelahnya, tidak sampai 10 menit kemudian, presenter
tersebut secara mengejutkan mengabarkan bahwa transfer tersebut dianggap batal.
Ya, dokumen transfer De Gea telat diterima otoritas
La Liga Spanyol.
Itulah gambaran berita menghebohkan seputar kegagalan
transfer David De Gea dari MU ke Real Madrid masih menjadi perbincangan hangat.
Ada dua kemungkinan alur cerita utama yang
menyebabkan transfer David De Gea dari MU gagal di detik-detik akhir (atau
lebih tepatnya beberapa saat setelah berlalu) penutupan bursa transfer pemain.
Kemungkinan pertama kegagalan transfer tersebut
disebabkan Real Madrid yang bermain api dengan strategi transfer mereka.
Real Madrid sepertinya sengaja menunda pendekatan
intensif dan serius kepada MU demi menempatkan MU dalam posisi terjepit.
Ya, Madrid berniat memojokkan MU dalam posisi
menerima berapa pun penawaran Madrid terhadap De Gea atau MU akan kehilangan David De Gea musim
depan tanpa mendapatkan sepeser pun dari transfer De Gea.
Niat itu tampaknya berhasil di awal.
MU tampak berada dalam posisi terjepit dengan
mengiyakan penawaran Madrid yang jumlahnya di bawah ekspektasi awal diatas 35
juta Euro.
Namun permasalahan muncul karena Madrid rupanya
terlalu lama menahan untuk melancarkan strategi penawarannya.
Madrid lupa bahwa bukan hanya mereka yang melakukan
aktivitas transfer.
Di hari yang sama, MU juga merealisasikan transfer
Javier Chicharito Hernandes ke Bayer Leverkusen, Anders Lindegaard ke West Brom
dan peminjaman Adnan Januzaj ke Borrussia
Dortmund.
Intensitas kesibukan transfer di hari itu membuat
pengurusan transfer De Gea sedikit terhambat, apalagi transfer ini juga
melibatkan Keylor Navaz yang dalam prosesnya sempat terjadi perubahan
kesepakatan personal, dan tentu hal tersebut memakan waktu yang terus berjalan.
Alhasil, berkas dokumen transfer terlambat hanya
sedikit saja setelah bursa transfer pemain dinyatakan berakhir.
De Gea gagal ke Madrid akibat strategi El Real
bermain api dihari-hari terakhir bursa transfer.
Ceritanya mungkin akan berbeda jika Madrid mulai
intens mengajukan penawaran pada H-3 penutupan bursa transfer.
Kemungkinan kedua penyebab kegagalan transfer De Gea
ke Madrid boleh jadi akibat “balas dendam” MU atas kegagalan transfer Sergio
Ramos dari Madrid ke MU.
Fakta bahwa Madrid menuduh MU terlambat dalam
mengirimkan dokumen transfer boleh jadi benar adanya jika mendasarkan pada
dugaan ini.
Namun sesungguhnya dalam hal ini Madrid juga ambil
peran karena tidak mampu membaca isi hati dan jalan pikiran pelaku transfer di
MU.
MU sebenarnya kadung merasa dikibuli setelah berita
yang intens mengenai rencana mereka mendatangkan Sergio Ramos musnah begitu
saja kala petinggi Real Madrid memenuhi permintaan kenaikan gaji Ramos.
Padahal Sergio Ramos adalah buruan utama MU musim
ini.
Saking seriusnya mengejar Ramos, MU sampai memasukkan
nama David De Gea kedalam paket transfer.
Status David De Gea sendiri selama dua musim terakhir sebagai pemain
terbaik MU menjelaskan betapa vital keberadaan calon kiper nomor satu Spanyol
ini sekaligus menunjukkan betapa besar keinginan MU untuk mendatangkan Sergio
Ramos di Old Trafford.
Ya, pemain terbaik harus berganti dengan pemain
terbaik.
Konyolnya, Madrid menyertakan nama Keylor Navaz dalam
proses transfer De Gea.
Apakah Madrid berpikir bahwa MU membutuhkan pengganti
De Gea?
Tidakkah Madrid melihat bagaimana Sergio Romero tetap
mendapatkan pembelaan dari Van Gaal setelah penampilan dibawah performa saat MU
ditundukkan Swansea?
Fakta tersebut menguatkan kesan sejak awal bahwa
Sergio Romero adalah kiper yang memang didatangkan untuk menggantikan David De
Gea.
Dengan penawaran di bawah ekspektasi plus memasukkan
nama pemain yang tidak pernah terbersit dalam pikiran MU untuk dikejar, wajar
saja kemudian jika MU tidak terlalu antusias untuk bergerak cepat menuntaskan
transfer De Gea….setidaknya jika kita menduga bahwa MU memang sengaja
memperlambat proses transfer ini.
Mungkin ceritanya akan berbeda jika saja Madrid
memasukkan nama Gareth Bale dalam proses transfer ini.
Pertanyaannya kini, apa yang dirasakan De Gea saat
mengetahui bahwa dirinya sudah hampir terbang ke Madrid namun kemudian
mendapati dirinya masih berada di kota Manchester?
Atau bagaimana perasaan Keylor Navaz yang melihat
dengan mata kepala sendiri bagaimana Madrid hendak “membuangnya” setelah dirinya
berjuang keras memberikan penampilan mengesankan selama pra musim dan pekan
awal La Liga?
Ada drama disini…ya...drama David De Gea.
Komentar
Posting Komentar