Prediksi 2016, Inter Milan Punya Rumus Meraih Gelar Scudetto (Prediksi Juara Serie A 2015/2016)

    Hasil gambar untuk inter milan
Seperti yang sudah diduga sebelumnya, Serie A Italia musim ini berjalan lebih sengit dan ketat.
Juventus, pemegang gelar Scudetto empat musim berturut-turut mendapati upaya mereka mengejar raihan lima Scudetto beruntun tidaklah mudah.
Juventus bahkan harus menunggu jelang akhir tahun 2015 untuk bisa merasakan berada di papan atas klasemen.
Performa buruk anak asuh Allegri di awal musim yang hanya mampu meraih 3 kemenangan dalam 10 laga awal kini terbayarkan dengan 8 kemenangan beruntun sampai 6 Januari 2016.
Si Nyonya Tua meramaikan kembali perebutan gelar Scudetto yang pada awal musim terlihat seperti akan menjadi milik Inter Milan.
Ya, Inter Milan tampil sangat efektif musim ini.
Sampai jelang paruh musim, tim asuhan Roberto Mancini sudah meraih 12 kemenangan dalam 18 laga.
Dahsyatnya, Mauro Icardi dkk mencatatkan 9 kemenangan dengan skor tipis 1-0.
Inter Milan seperti tahu cara terbaik untuk tetap meraih poin maksimal ditengah sulitnya mendominasi lawan di atas lapangan.
Ketiadaan formasi baku dan pemilihan strategi yang selalu disesuaikan dengan lawan menjadi kunci konsistensi Inter Milan sejauh ini disamping status Inter sebagai tim dengan pertahanan terkuat di Serie A musim ini (Inter baru kebobolan 12 gol dalam 19 laga).

Di luar Inter Milan, cukup mengejutkan ketika kita harus perlahan-lahan mengeliminasi AS Roma dan AC Milan dari perburuan gelar Scudetto (lupakan Lazio yang sudah kebobolan 27 gol dan jadi tim dengan pertahanan terburuk di 10 besar klasemen).
Dua musim beruntun menjadi pesaing utama Juventus dalam perebutan gelar Scudetto, Rudi Garcia seperti kehabisan ide musim ini.
Kedatangan penyerang sekelas Edin Dzeko dan Mohamed Salah serta kiper timnas Polandia Szczesny untuk memperkuat lini penyerangan dan lini pertahanan ternyata tidak menolong AS Roma untuk makin kompetitif.
Meski memiliki selisih poin yang tidak terlalu jauh dari puncak klasemen, saya meyakini AS Roma musim ini hanya akan bertarung untuk mendapatkan jatah tiket ke Liga Champions.
AS Roma adalah tim dengan jumlah kebobolan terbanyak di posisi lima besar klasemen saat ini dan inilah penyakit Napoli musim lalu yang menjadi tim dengan pertahanan terburuk di lima besar klasemen. Kita semua tahu, catatan kebobolan yang buruk ini kemudian menjadi salahsatu alasan kegagalan Rafael Benitez membawa Napoli menembus zona Liga Champions musim lalu.

Bagaimana dengan AC Milan?
Sempat diprediksi akan menjadi kandidat kuat Scudetto bersama klub sekotanya Inter Milan, Rossoneri  ternyata tidak mampu konsisten meraih hasil maksimal walau sudah mendatangkan sejumlah pemain bintang seperti Bonaventura, Carlos Bacca, Luiz Adriano dan Romagnoli.
Bersama Mihajlovic, Milan sudah kalah 6 kali musim ini dan baru 8 kali merasakan kemenangan.
Tentu tidak sebanding dengan 12 kemenangan yang sudah diraih Inter dalam 19 laga.
Saat beradu melawan tim-tim elit Serie A pun Milan hanya sekali menang dan sisanya kalah.
Satu-satunya kemenangan Milan atas tim elit sebenarnya masih bisa digugat keabsahannya.
Milan menang atas Lazio yang musim ini  tidak bisa sepenuhnya dikatakan sebagai tim elit.
Posisi Lazio di klasemen sementara masih berada di bawah klub sekelas Sasuolo dan Empoli, tentu bukan gambaran posisi klasemen untuk tim yang dikatakan sebagai tim elit.
Catatan ini menegaskan bahwa Milan musim ini bukanlah petarung gelar Scudetto.
Mihajlovic baru menjadikan Milan sebatas tim pemburu tiket Liga Champions.

Jika AS Roma dan AC Milan sudah tereliminasi dalam perburuan gelar Scudetto, maka klub mana lagi yang sejauh ini masih pantas menjadi kandidat pemburu Scudetto bersama Inter Milan dan Juventus?
Mudah untuk melihat bahwa Fiorentina dan Napoli lah dua klub itu.
Meski “secara mengejutkan” kalah telak 1-3 atas Lazio di kandang sendiri pada laga penutup paruh musim, tim asuhan Paulo Sousa masih merupakan kandidat peraih Scudetto.
Fiorentina masih menjadi tim dengan lini penyerangan tertajam kedua setelah Napoli dengan 37 gol dalam 19 laga.
Catatan ini membawa La Viola cukup konsisten terus berada di posisi papan atas.
Soal lini serang tajam ini pula yang menjadi salahsatu kunci keberadaan Napoli di papan atas klasemen.
Bersama Gonzalo Higuain yang tengah on fire dengan 18 gol dalam 19 laga, Napoli menjadi tim tertajam saat ini dan masuk dalam pertarungan perebutan Scudetto.
Hasil gambar untuk gonzalo higuain
Jangan lupakan peran Lorenzo Insigne yang masih bertengger sebagai pencetak assist terbanyak sampai saat ini.
Komplit, penyerang tajam dan pemberi assist hebat…..Napoli sah menjadi kandidat perebut Scudetto.
Jika sudah demikian, terlihat jelas nama empat klub yang masih bertarung ketat untuk mengejar status sebagai klub terbaik Italia musim ini.
Ada Inter Milan berbekal efektivitas strategi permainan yang kemudian berbuah 9 kemenangan dengan skor tipis 1-0 serta catatan pertahanan terbaik sejauh ini.
Kemudian sang juara bertahan Juventus mengusung mental juara yang terlihat lewat kebangkitan dari hasil minim di awal musim dan kemudian menggebrak dengan 8 kemenangan beruntun.
Lalu ada Fiorentina yang membawa modal sebagai tim dengan lini penyerangan tertajam kedua sejauh ini, serta Napoli yang mengedepankan perpaduan penyerang hebat dalam diri Gonzalo Higuain dan pencetak assist mumpuni bernama Lorenzo Insigne.
Siapa dari keempat klub ini yang akan mengangkat trofi Scudetto di akhir musim 2015/2016?

Kunci jawabannya terletak pada rumus juara Liga Italia 4 musim terakhir atau saat Juventus mulai menguasai Liga Italia.
Perhatikan 3 besar klasemen akhir Liga Italia di empat musim terakhir berikut ini :

Musim 2011/2012
Posisi 1, Juventus, mencetak 68 gol dan kebobolan 20 gol
Posisi 2, AC Milan, mencetak 74 gol dan kebobolan 33 gol
Posisi 3, Udinese, mencetak 52 dan kebobolan 35 gol
Kesimpulan : Tim juara adalah tim yang kebobolan paling sedikit.

Musim 2012/2013
Posisi 1, Juventus, mencetak 71 gol dan kebobolan 24 gol
Posisi 2, Napoli, mencetak 73 gol dan kebobolan 36 gol
Posisi 3, AC Milan, mencetak 67 dan kebobolan 39 gol
Kesimpulan : Tim juara adalah tim yang kebobolan paling sedikit.

Musim 2013/2014
Posisi 1, Juventus, mencetak 80 gol dan kebobolan 23 gol
Posisi 2, AS Roma, mencetak 72 gol dan kebobolan 25 gol
Posisi 3, Napoli, mencetak 77 dan kebobolan 39 gol
Kesimpulan : Tim juara adalah tim yang mencetak gol paling banyak dan kebobolan paling sedikit.

Musim 2014/2015
Posisi 1, Juventus, mencetak 72 gol dan kebobolan 24 gol
Posisi 2, AS Roma, mencetak 54 gol dan kebobolan 31 gol
Posisi 3, Napoli, mencetak 71 dan kebobolan 38 gol
Kesimpulan : Tim juara adalah tim yang mencetak gol paling banyak dan kebobolan paling sedikit.

Ketemu benang merahnya?
Ya, sejak Juventus menguasai Liga Italia dalam empat musim beruntun, tim juara selalu bertatus sebagai tim dengan pertahanan terkuat.
Pada musim 2011/2012 dan 2012/2013, tim dengan lini penyerangan tajam seperti AC Milan dan Napoli tidak menjamin gelar Scudetto selama tidak memiliki pertahanan yang tangguh.
Sebagai negara yang terkenal dengan strategi pertahanan Cattenaccio nya, rumus pertahanan yang tangguh sepertinya masih menjadi rumus gelar Scudetto.
Juventus boleh saja “melengkapi” rumus tersebut dengan status sebagai tim tertajam saat meraih Scudetto dua musim terakhir, tetapi jika melihat konsistensi Inter Milan menguasai papan atas klasemen Serie A saat ini dengan bekal lini pertahanan yang tangguh dan “cukup” menang tipis 1-0 atas lawan-lawannya, tampaknya faktor kekokohan lini pertahanan masih lebih bernilai gelar juara dimusim ini.
Pertahanan Inter yang solid merupakan buah dari kedatangan Murillo dan Miranda di jantung pertahanan mereka.
Duo latin ini bahkan sampai menggeser posisi salahsatu bek potensial Italia dan kapten Inter Milan musim lalu, Andrea Ranocchia.
Soliditas lini pertahanan Inter juga berlanjut ke lini tengah yang dihuni gelandang semodel Gary Medel, Kondogbia dan Fredy Guarin.
Hasil gambar untuk fredy guarin
Meski bukan pemain tengah yang stylish, keberadaan mereka efektif menjaga lini tengah Inter bertenaga menghadang setiap serangan dan sebaliknya tetap mampu mengkreasikan serangan.
Tambahkan pula lini depan mereka yang “minimalis” dalam urusan bikin gol.
Cukup mengejutkan memang jika melihat jumlah gol Inter menjadi yang terendah diantara semua tim papan atas padahal mereka memiliki Mauro Icardi, Stevan Jovetic dan Ivan Perisic.
Lini depan Inter bahkan kalah tajam dari lini serang Milan di peringkat 8 klasemen.
Apapun itu, modal pertahanan tangguh dan hasil-hasil maksimal dengan skor minimalis 1-0 terbukti sudah membawa Inter menjadi penguasa papan atas klasemen sejauh ini.
Dan jika benar bahwa pertahanan yang kokoh masih menjadi rumus peraih gelar Scudetto Serie A, maka Erick Thohir harus siap-siap ditagih pesta juara oleh Interisti sedunia, termasuk di Indonesia.
Catatan prestasi hebat yang ditorehkan anak bangsa dari Indonesia sebagai pemilik salahsatu klub besar di Eropa ini.
Saya membayangkan koran-koran di Indonesia nanti menuliskan headline “ Erick Thohir, Anak Indonesia Yang Membawa Inter Milan Menjuarai Liga Italia”
Selamat buat Interisti.

Komentar