Beda Chelsea, Manchester City dan Bayern Muenchen Mensikapi Pengumuman Manager Baru
Chelsea takluk 0-3 dari Manchester City dalam
lanjutan Liga Inggris pekan ke -33.
Kekalahan tersebut menjadi kekalahan kedua secara
beruntun yang dialami Chelsea setelah pekan sebelumnya anak asuh Guus Hiddink
ditaklukkan Swansea, klub yang sedang bertarung menghindari degaradasi.
Kemenangan Swansea atas Chelsea semakin memuluskan
perjuangan Swansea untuk lepas dari zona degradasi.
Tetapi ulasan yang akan diangkat disini bukanlah
mengenai kemenangan langka klub sekelas Swansea atas klub sebesar Chelsea.
Ada satu ulasan menarik ketika Chelsea kalah dua kali
beruntun.
Kekalahan dari klub sekelas Manchester City mungkin
masih bisa diterima tetapi karena kekalahan tersebut dialami Chelsea dihadapan
pendukung mereka yang memadati Stamford Bridge, maka kekalahan tersebut menjadi
terasa menyesakkan.
Makin terasa menyesakkan karena tadinya Manchester City
dianggap akan kesulitan melawan Chelsea karena baru saja berjuang keras lolos
ke semifinal Liga Champions usai meladeni PSG.
Nah, ketika akhirnya City menang telak 3-0 di kandang
Chelsea, sebuah ulasan muncul bahwa penurunan performa Chelsea diakibatkan
pengumuman Antonio Conte sebagai manager baru untuk musim depan.
Meski posisi Guus Hiddink sejak awal memang
diperkirakan hanya akan menangani The Blues sampai akhir musim, tetap saja
pengumuman penunjukkan Conte saat
kompetisi belum berakhir dianggap mempengaruhi atmosfer tim.
Sebelum pengumuman penunjukkan Conte, Chelsea
sesungguhnya sedang berada tren perfoma yang bagus.
Hiddink secara luar biasa mengangkat performa Terry
dkk dari team yang terancam degradasi menjadi tim yang berburu tiket ke
kompetisi Eropa….meski hanya untuk level Liga Europa.
Dari posisi 16 alias hanya beda satu trip dengan zona
degradasi, Chelsea bersama Hiddink merangkak naik dan masuk ke posisi 10 besar.
Namun hanya beberapa hari setelah pengumuman Conte
sebagai manager baru musim depan, Chelsea merasakan kekalahan pertama di Liga Inggris
sejak ditangani Hiddink.
Benarkah pengumuman dini manager baru berpengaruh
pada kinerja tim?
Manajemen Chelsea sepertinya tidak belajar pada
kejadian yang menimpa Manchester City usai manajemen The Citizen mengumumkan
penunjukkan Guardiola sebagai pengganti Pellegrini musim depan.
Sampai akhir Januari 2016, Manchester City adalah tim
yang masih bertarung ketat dengan Leicester dalam perebutan titel juara Liga
Inggris.
Pada periode tersebut, City hanya berjarak 2 poin
dengan Leicester di posisi puncak klasemen.
Petaka bagi perfoma City di Liga Inggris mulai hadir
setelah manajemen City mengumumkan Pep Guardiola sebagai manager baru musim
depan menggantikan Pellegrini.
Usai pengumuman tersebut, City kalah dalam sejumlah
laga penting bulan Februari.
City takluk dari Chelsea, Tottenham Spurs dan Leicester
City.
Yang paling menyakitkan, kekalahan tragis dari
Leicester dan Spurs yang jadi rival perebutan titel juara Liga Inggris terjadi
di kandang City.
“Kekalahan dari Leicester dan Tottenham menyingkirkan
kami dari gelar juara” Pellegrini mengakui kekalahan di kandang tersebut sangat
krusial.
Secara tidak langsung Pellegrini menyebutkan pengumuman
penunjukkan Guardiola sebagai manager baru musim depan berpengaruh pada
penurunan perfoma mereka di Liga Inggris.
Dari tim yang bersaing ketat berburu titel Liga
Inggris, kini City turun level hanya bertarung agar bisa tetap berada di posisi
empat besar klasemen dan lolos ke Liga Champions.
“Pada awal Februari muncul kabar soal pergantian
manager. Tidak mudah bagi para pemain ketika mereka membaca berita di koran
soal apa yang akan terjadi musim depan. Tidak mudah bagi para pemain untuk
tetap fokus" Pellegrini menegaskan pengaruh negative pengumuman
penunjukkan Guardiola.
Pengumuman penunjukkan manager baru musim depan yang
dilakukan di tengah musim kompetisi sebenarnya bertujuan untuk meredakan rumor
diseputaran tim terutama mengenai siapa yang akan menjadi nakhoda tim di musim
depan.
Tujuan tersebut bisa berjalan baik jika pemain segera
fokus dan menginterpretasi dengan baik maksud pengumuman tersebut.
Bayern Muenchen adalah contoh bagus bagaimana
pengumuman penunjukkan manager baru untuk musim depan yang dilakukan di tengah
musim berdampak positif.
Pada pertengahan musim 2012/2013, manajemen FC
Hollywood mengumumkan kehadiran Pep Guardiola sebagai pengganti Juup Heynckes
yang saat itu sebenarnya sedang membawa Bayern dalam perfoma positif.
Meski dikritik karena dianggap tidak etis, manajemen
Bayern tetap mengumumkan kehadiran Guardiola itu.
Yang terjadi selanjutnya sungguh luar biasa.
Phillip Lahm dkk termotivasi memberikan persembahan
terakhir bagi Heynckes.
Di akhir musim, klub raksasa Jerman itu merasakan
treble winner yang luar biasa.
Kejadian serupa berpotensi terulang lagi pada musim
ini.
Pada akhir Januari 2016 Bayern mengumumkan kehadiran
Carlo Ancelotti seturut kepastian Guardiola menangani City musim depan.
Apakah performa Bayern anjlok?
Well,
sejauh ini Bayern menjadi kandidat terdepan juara Bundesliga dan sudah menapaki
fase semifinal Liga Champions.
Pemain-pemain Bayern tampaknya mampu cepat fokus dan
menginterpretasi penunjukan manager baru musim depan dengan baik.
Hal tersebut mulai mampu ditiru para pemain City.
Meski sudah tercecer dalam persaingan perebutan titel
juara Liga Inggris, City berhasil mencatatkan sejarah mereka sendiri dengan
lolos ke semifinal Liga Champions.
Para punggawa City secara terbuka menyatakan akan
habis-habisan mempersembahkan gelar Liga Champions untuk Pellegrini.
Semangat seperti ini sudah terbukti ampuh saat Bayern
menjuarai Liga Champions musim 2012/2013.
Menarik ditunggu bagaimana motivasi pemain-pemain
City jika mereka lolos ke final Liga Champions dan bertemu dengan Bayern
Muenchen yang ditangani Guardiola, manager mereka musim depan?
Komentar
Posting Komentar