Mkhitaryan Perlu Meniru Juan Mata

Apa yang kurang dari Manchester United (MU) musim ini?
Mereka kini ditangani The Special One Jose Mourinho, pelatih yang berpengalaman menjadi juara bersama Porto, Chelsea, Inter Milan dan Real Madrid.
MU juga kedatangan pemain-pemain baru yang punya potensi mengangkat kinerja tim seperti Eric Bailly, Henrikh Mkhitaryan, Paul Pogba dan Zlatan Ibrahimovic.
Kenyataannya?
MU kini tertahan di posisi 8 klasemen sementara dan berjarak 8 angka dari puncak klasemen.
Sejumlah tanya mulai muncul atas kinerja MU sejauh ini dalam mengarungi musim kompetisi yang belum setengah jalan.
Sejumlah tanya jadi misteri dan misteri yang paling santer adalah seputar sangat minimnya kesempatan bermain bagi Henrikh Mkhitaryan.

Mantan pemain Borussia Dortmund ini adalah pemain pilihan Mourinho sehingga makin menjadi tanya mengapa sang pemain tidak banyak mendapatkan kesempatan bermain.
Alasan kebugaran dan adaptasi sempat dilontarkan Mourinho terkait hal ini.
“Mkhitaryan tidak cedera, ia berlatih dengan tim dalam kondisi 100 persen” terang Mourinho soal isu cedera sang pemain.
“Beberapa pemain memiliki profil beradaptasi dengan mudah, tetapi beberapa pemain lain butuh lebih banyak waktu untuk merasakan intensitas” lanjut The Special One soal adaptasi Mkhitaryan.
Bagaimanapun Mourinholah yang paling memahami alasan mengapa pemain pilihannya itu tidak kunjung mendapatkan waktu banyak untuk unjuk diri.
Namun jika persoalan adaptasi jadi alasan Mourinho, bagaimana dengan Eric Bailly dan Zlatan yang juga berstatus pendatang baru di MU?
Kedua pemain ini terus mendapatkan kepercayaan untuk terus unjuk gigi meski MU kebobolan dan kalah atau MU gagal menang karena tidak kunjung mencetak gol.
(Paul Pogba dianggap bukan pendatang baru karena sebelumnya sudah pernah berseragam MU di Liga Inggris)
Apakah Mourinho lupa bahwa Henrikh Mkhitaryan berstatus sebagai pemain terbaik Bundesliga musim lalu dengan torehan 23 gol dan 20 assist dalam 50 laga?
Daily Mail melaporkan Mkhitaryan bahkan melewatkan sarapan paginya demi bisa hadir lebih awal di tempat latihan MU.
Namun etos kerja tersebut belum berujung pada menit bermain yang banyak bagi Mkhitaryan.

Kekecewaan The Special One atas kinerja Mkhitaryan saat dijadikan starter dalam laga derby yang berujung pada kekalahan MU tampaknya menjadi awal mula status “terpenjara” bagi pemain timnas Armenia ini.
“Saya membuat beberapa keputusan dengan starter karena saya pikir kualitas individual pemain tertentu akan memberikan apa yang saya mau, tapi saya tidak mendapatkannya” kata Mourinho merujuk pada performa buruk para pemain yang jadi starter pada kekalahan derby.
Mudah untuk menunjuk bahwa pemain yang dimaksud adalah Jesse Lingard dan Henrikh Mkhitaryan, keduanya langsung digantikan saat jeda.
Namun ucapan diatas tampaknya lebih mengarah pada Mkhirtaryan jika melihat bagaimana saat ini Lingard konsisten mengisi posisi tiga gelandang serang di belakang Ibrahimovic.
Fleksibilitas tampaknya menjadi permasalahan Mkhitaryan.
Pemain berusia 27 tahun ini disinyalir tidak maksimal karena dimainkan pada posisi sayap kanan, bukan pada posisi favoritnya di belakang penyerang.
Pada laga melawan City tersebut, Mkhitaryan mudah kehilangan bola dan tampak bingung menempatkan diri pada posisi bertahan dan menyerang yang dilakukan tim.
Well, bagaimanapun Mkhitaryan mencuat bersama Dortmund dan jadi rebutan tim-tim besar Eropa karena dirinya kerap memainkan posisi nomor 10 di belakang penyerang saat berkostum Dortmund.
Sang pemain memainkan “sepakbola terbaiknya” di posisi tersebut namun seperti kehilangan tuah kala ditempatkan pada posisi lain.
Fleksibilitas menjadi kendala Mkhitaryan meski dirinya pernah menyatakan tidak masalah dimainkan di posisi mana pun.

Fleksibilitas ini yang tadinya tidak dimiliki Juan Mata saat berseragam Chelsea dan kemudian dilengserkan Mourinho kala itu ke MU.
Juan Mata saat itu dianggap tidak mampu bermain fleksibel sebagai trio gelandang serang di belakang penyerang dan hanya terpaku pada posisi di belakang penyerang serta jadi tidak maksimal kala digeser ke sayap.
Fleksibilitas Oscar, Eden Hazard dan Willian kala itu kemudian mencuat untuk mengisi Juan Mata.
Kini Mata mendapatkan posisi di starter MU karena dirinya memperlihatkan mampu tampil fleksibel dibawah arahan Mourinho.
Saat dimainkan sebagai gelandang serang sayap, Mata berkontribusi dengan mencetak gol satu gol ke gawang Bournemouth.
Ketika dimainkan sebagai gelandang serang di belakang penyerang, Mata menjebol gawang  Leicester City.
Puncak dari “penghargaan” atas fleksibilitas Mata adalah dikenakannya ban kapten ke lengan punggawa timnas Spanyol itu kala MU menjamu Burnley.
Jika Mkhitaryan ingin unjuk gigi sebagai pemain MU atau lebih tepatnya sebagai anak asuh Mourinho, dirinya perlu menapak tilas pengalaman Juan Mata yang mengubah statusnya dari pemain yang disingkirkan Mourinho di Chelsea menjadi pemain “kesayangan” The Special One.
Beberapa pemain MU bisa menjadi rujukan bagi Mkhitaryan soal mentas di berbagai posisi.
Antonio Valencia yang tadinya berposisi sebagai gelandang sayap kanan kini bertransformasi menjadi bek sayap kanan.
Marcos Rojo dan Daley Blind pun cukup baik melakoni posisi bek tengah dan terkadang sebagai bek sayap kiri.
Daley Blind bahkan bisa saja bermain sebagai gelandang bertahan.
Paul Pogba juga bisa jadi contoh karena pemain termahal dunia ini bisa melakoni peran sebagai gelandang bertahan dan juga sebagai gelandang menyerang.

Asal Mkhitaryan jangan terburu-buru minta ilmu kepada Wayne Rooney karena sang kapten MU ini belum bisa dikatakan fasih melakoni posisi bermain yang berbeda di atas lapangan.

Komentar