Masih Ada Hidup Bagi MU Setelah Ibrahimovic Cedera

Perjuangan Manchester United (MU) untuk mendapatkan tiket ke Liga Champions musim depan lewat jalur empat besar Liga Inggris dan atau trofi juara Liga Europa benar-benar mendapatkan ujian berat.
Jadwal di Liga Inggris dan Liga Europa membuat Wayne Rooney dkk masih harus menjalani rangkaian laga yang hanya berjarak beberapa hari.
Ketatnya jadwal MU bahkan bisa saja terus terjadi sampai final Liga Europa Mei nanti jika anak asuh Mourinho mencapai partai puncak.
Kondisi yang menuntut kebugaran dan fokus para pemain harus berada pada titik terbaik.
Hal ini yang tidak ditemui oleh Liverpool, Man City dan Arsenal, pesaing MU menuju empat besar Liga Inggris yang sudah tidak memiliki laga di kompetisi Eropa.

Di tengah tantangan jadwal ketat tersebut, MU mendapatkan pukulan hebat dengan cederanya striker utama mereka Zlatan Ibrahimovic.
Pencetak gol terbanyak timnas Swedia itu mendapatkan cedera usai salah mendarat pada Leg Kedua Perempat Final Liga Europa melawan Anderlecht.
Zlatan Ibrahimovic melengkapi daftar pasien tim medis MU bersama Rojo, Juan Mata, Smailing dan Phil Jones.
Munculnya nama Ibra dalam daftar pemain cedera tampak lebih mengkhawatirkan ketimbang absennya Rojo, Mata dan duo bek tengah Smailing dan Jones.
Ketiadaan Mata tidak terlalu terasa efeknya karena MU masih punya Mkhitaryan dan Lingard yang bisa mengisi posisi pemain timnas Spanyol itu dengan baik.
Posisi Mata bahkan masih menyisakan Rashford, Martial dan Rooney yang bisa memerankan gelandang serang di belakang striker utama dalam pola 4-2-3-1.
Adapun absennya Smailing dan Jones  memang membuat MU hanya memiliki Blind dan Bailly di posisi bek tengah namun lini belakang MU tetap kokoh dalam 3 laga terakhir di Liga Inggris.
Pertahanan MU bahkan tidak pernah kebobolan meski diantaranya harus meladeni calon kuat juara Liga Inggris, Chelsea.
Keberadaan gelandang sekelas Carrick, Pogba, Herrera dan Fellaini yang melapis pertahanan dari lini tengah ikut membantu kokohnya lini belakang MU.
Pertanyaannya, bagaimana dengan efek ketiadaan Ibrahimovic?

Ibra sudah membuktikan bahwa umur hanyalah angka yang tertulis diatas kertas.
Performanya diatas lapangan tidak menunjukkan bahwa usianya sudah mendekati akhir karir.
Total 17 gol yang dihasilkannya di Liga Inggris menjadi bukti bahwa legenda timnas Swedia ini memang punya taji untuk memimpin lini depan MU di Liga Inggris.
Dampak Ibra di lini depan MU juga terbukti dengan raihan dua buah trofi juara MU di bawah rezim Mourinho sejauh ini.
Trofi Community Shield dan juara Piala Liga Inggris menghiasi musim pertama The Special One di MU berkat gol-gol penentu kemenangan yang dihasilkan Ibra dalam dua laga memperebutkan trofi-trofi tersebut.
Wajar jika kemudian kekhawatiran merebak kala Ibra divonis tidak akan merumput lagi sampai akhir musim ini akibat cedera yang didapatinya di Liga Europa.
MU dalam bahaya?
Jawabanyan, tidak juga.

Jika kita mencermati 3 laga terakhir MU yang berisikan 2 laga Liga Inggris dan 1 laga Liga Europa, sesungguhnya tanda-tanda ketergantungan MU pada Ibrahimovic perlahan-lahan pudar.
Tanda-tanda tersebut mulai terlihat  kala Mourinho secara mengejutkan membangkucadangkan Ibra meski MU harus meladeni The Blues Chelsea.
Di tengah tuntutan mengejar posisi 4 besar, Mourinho menurunkan Rashford sebagai tumpuan lini depan disokong Jesse Lingard.
Berbekal dua anak muda di barisan penyerang, MU menggelar permainan cepat dengan Rashford memanfaatkan kecepatan dan kelincahan gerakannya untuk membuat trio bek Chelsea kocar kacir.
Gol pertama dicetak Rashford setelah menaklukkan David Luiz dalam duel sprint mengejar umpan terobosan Ander Herrera.
Pada gol kedua gantian Rashford menyodorkan umpan pada Herrera usai menusuk ke kotak penalti The Blues dan susah payah dikawal oleh bek -bek Chelsea.
Kekuatiran akan ketiadaan Ibra di lini depan makin terbantahkan usai Rashford kembali beraksi saat MU melewati hadangan Anderlecht di Liga Europa.
Pemuda yang digadang-gadang sebagai striker masa depan MU ini menyumbangkan assist pada gol pertama MU yang dilesakkan Mkhitaryan.
Gol kedua yang mengantarkan kelolosan MU dicetak dengan elegan oleh Rashford.
Menerima bola dalam kotak penalti, Rashford melakukan gerakan kaki untuk mengelabui dua bek Anderlecht yang menghadangnya.
Lewat sepakan kaki kiri yang tidak terlalu kencang, bola bergulir di sisi kiri gawang tanpa mampu dicegah Ruben, kiper Anderlecht yang malam itu sebenarnya tampil prima.
Di luar gol tersebut, fans MU disajikan fakta bahwa gol kemenangan itu lahir meski Ibra sudah tidak berada di atas lapangan karena harus keluar akibat cedera.
Artinya MU masih bisa memenangkan laga ketat tanpa sosok Ibra di lini depan.

Bukti “kemerdekaan” MU dari peran kunci Ibra di lini depan semakin jelas dalam kemenangan 2-0 MU atas Burnley.
Dua striker lain yang dimiliki MU, Wayne Rooney dan Anthony Martial menyumbang dua gol kemenangan.
Pada laga tersebut, lini depan MU tidak mati kutu meski menghadapi pertahanan berlapis Burnley.
Rashford yang masuk sebagai pemain pengganti pun tetap konsisten menebarkan ancaman ke gawang Burnley yang dikawal Tom Heaton.
Tiga laga yang sudah berlalu tanpa konstribusi Ibra di lini depan namun tetap menelurkan hasil positif bagi MU adalah sinyal bahwa fans MU tidak perlu menangisi cederanya Ibra.
Masih ada kehidupan bagi MU setelah cederanya Ibrahimovic.
Mereka harus bersyukur masih memiliki Rashford yang tengah on fire dengan 2 gol dan 2 assist dalam 3 laga terakhir.
Di belakang pemuda berusia 19 tahun ini , MU masih punya Anthony Martial, Wayne Rooney dan Lingard yang tengah haus pembuktian.
Martial dan Rooney sudah membuktikannya saat MU menekuk Burnley.
Adapun Lingard memiliki catatan unik seperti Ibra yaitu selalu mencetak gol dalam dua keberhasilan MU memenangkan trofi Community Shield dan Piala Liga Inggris.
Tanda-tanda mental juara bukan?

Komentar