Menyoal Kepergian Di Maria

Hasil gambar untuk angel di maria
Pasangan pengantin baru sering dikatakan memiliki masa-masa indah dalam 3 bulan pertama.
Jika hal tersebut dianalogikan ke "pernikahan" Angel Di Maria dan Manchester United pada 24 Agustus 2014 (tanggal saat Di Maria menandatangani kesepakatan bergabung ke MU), maka keduanya memiliki masa-masa indah itu hanya dalam hitungan 2 bulan.
Perjalanan Di Maria di musim pertamanya bersama MU terbilang tidak mulus.
Padahal dalam penampilan perdananya berseragam MU, terutama pada periode September dan Oktober 2014, Di Maria tampak sangat menjanjikan.
Dalam penampilan debutnya di Old Trafford pada 14 September 2014, Di Maria mencetak satu gol dan memberikan satu assist kepada Juan Mata untuk kemenangan 4-0 MU atas QPR.
Di pertandingan selanjutnya pada 21 September 2014, meski kalah 3-5 dari Leicester City, Di Maria tetap bisa unjuk gigi dengan kembali mencetak satu gol dan satu assist.
Secara keseluruhan Di Maria mencatat impresi positif di bulan September dengan mencetak 2 gol dan 2 assist dalam 4 laga perdana bersama klub barunya itu.
Penampilan awal yang berbuah penghargaan Player of The Month untuk bulan September.
Di Maria selanjutnya memasuki bulan Oktober masih dengan penampilan yang menjanjikan lewat sebuah gol dan satu assist lagi dalam kemenangan 2-1 MU atas Everton pada 5 Oktober 2014.
Sejauh ini Di Maria benar-benar menjanjikan sebagai pemakai nomor punggung 7 MU yang baru.

Masa-masa indah Di Maria dan MU mulai terlihat suram saat Liga Inggris memasuki bulan November 2014.
Berakhirnya periode September dan Oktober yang memukau kemudian menjadi awal cerita kelabu Di Maria bersama MU, tepatnya saat dirinya mendapatkan cedera hamstring dalam laga melawan Hull City pada 29 November 2014, cedera yang menghentikan laju positifnya bersama MU.
Praktis setelah cedera ini, Di Maria seperti kehilangan momentum bersama MU.
Saat kembali merumput di bulan Januari 2015, keadaan sudah berubah bagi Di Maria.
Ashley Young perlahan tapi pasti semakin mendapatkan tempat di starter awal MU sedangkan Di Maria tidak pernah sanggup mengembalikan momentum positif yang dibuatnya dalam dua bulan pertama yang manis bersama MU.
Di Maria bahkan harus menjadi pesakitan ketika mendapatkan kartu merah saat MU kalah 1-2 dari Arsenal di putaran keenam Piala FA yang berlangsung di Old Trafford.
Puncaknya adalah saat nama Di Maria tidak pernah lagi tercatat sebagai starter dalam 6 laga terakhir MU di musim 2014/2015.

Datang ke Old Trafford dengan membawa status sebagai salah satu pemain sayap terbaik di dunia yang baru saja memenangkan gelar Liga Champion 2014 bersama Real Madrid, Angel Di Maria sesungguhnya punya banyak potensi untuk menjadi pemain bintang di Manchester United.
Status sebagai rekrutan termahal MU plus kehormatan untuk mengenakan kostum bernomor punggung 7 yang dianggap sebagai nomor keramat di MU adalah bukti betapa besar ekspektasi MU terhadap pemain Argentina ini.
Terlepas dari total 3 gol dan 11 assist yang dihasilkannya dalam 27 laga, performa Di Maria yang sebenarnya tidak buruk-buruk amat terlanjur dianggap tidak sepadan dengan nilai transfernya yang mahal.
Pertanyaannya, mengapa Van Gaal tidak memberikan kesempatan sekali lagi bagi Di Maria untuk membuktikan diri?
Dalam satu kesempatan Van Gaal menyatakan bahwa problem Di Maria bukan pada kualitasnya tetapi pada kemampuannya untuk mengikuti gaya bermain tim.
Saat Di Maria mencatat periode 2 bulan (September dan Oktober) yang positif di MU, Van Gaal masih lebih banyak menggunakan formasi 3-5-2 yang bertransformasi menjadi 3-4-3 seturut keberhasilan formasi itu saat Van Gaal menerapkannya di timnas Belanda yang meraih posisi ketiga di Piala Dunia 2014.
Saat Di Maria cedera di bulan November 2014 dan kembali merumput pada Januari 2015, formasi yang dimainkan Van Gaal sudah berubah ke 4-1-4-1 dan terkadang menjadi 4-2-3-1 dan 4-3-1-2.
Dengan kondisi baru pulih dari cedera, Di Maria dituntut untuk segera beradaptasi lagi dengan permainan yang diinginkan Van Gaal......dan Di Maria tidak berhasil.

Jika kemudian kegagalan mengikuti gaya bermain tim menjadi alasan kegagalan Di Maria di MU, maka Di Maria sepatutnya melihat apa yang terjadi disekitarnya dan apa yang pernah dialaminya sebelum membuat keputusan untuk hengkang dari MU.
Juan Mata adalah contoh bagaimana pemain yang dianggap tidak bisa berkontribusi banyak pada periode awal kemunculannya di pertengahan musim 2013/2014 (saat MU masih ditangani David Moyes) kemudian berhasil menjadi bagian penting permainan team saat menjalani musim kedua di 2014/2015.
Juan Mata bahkan bisa dikatakan kini menjadi salahsatu penghuni tetap lini penyerangan.
Ashley Young yang sebelumnya dianggap sudah hampir habis pun terbukti mampu berjuang dan membuktikan diri untuk mendapatkan tempat reguler dalam 11 pemain starter, meski untuk itu terkadang dirinya harus rela bertransformasi dari seorang gelandang sayap menjadi bek sayap.
Hal yang sama terjadi pada Antonio Valencia yang bertransformasi menjadi bek sayap.
Uniknya, Valencia terbilang sukses menyingkirkan Rafael Da Silva yang notabene berposisi asli sebagai bek sayap.
Perubahan gaya bermain dan rotasi posisi pun sebenarnya bukan hal yang baru bagi Di Maria.
Dirinya pernah menemukan hal tersebut saat Real Madrid berganti pelatih dari Jose Mourinho ke Carlo Ancelotti.
Jika di masa Mourinho Di Maria sering diposisikan sebagai salah satu dari tiga gelandang serang di belakang striker tunggal, maka di masa Ancelotti yang kedatangan Gareth Bale, Di Maria menjalani posisi baru sebagai salahsatu dari 3 gelandang di tengah dalam formasi 4-3-3 dengan peran sebagai gelandang yang lebih menyerang.....dan Di Maria sukses menjalankan peran itu.
Trofi Copa Del Rey dan Liga Champion 2014 adalah buktinya.
Terlepas mana yang benar, apakah Van Gaal yang menghendaki Di Maria pergi atau Di Maria nya yang memang hendak meninggalkan MU, mari menyimak komentar mantan bek MU, Rio Ferdinand "Saya ingin dia bertahan dan membuktikan bahwa dia bisa tampil untuk Man United"
Ya, Ferdinand benar, karena itulah yang dilakukan Di Maria saat Gareth Bale datang ke Santiago Bernabeu.
Memilih bertahan dan berjuang membuktikan diri, satu hal yang tidak dilakukan Mesut Oezil yang ketika itu memilih hengkang ke Arsenal.
Namun jika dulu Di Maria hanya mendapati Gareth Bale, maka kini dirinya mendapati kedatangan Memphis Depay, anak asuh Van Gaal di timnas Belanda dan santer disebutkan sebagai the next Cristiano Ronaldo.
Belum lagi dirinya tetap mendapati Juan Mata dan Ashley Young yang meemegang posisi inti di lini penyerangan musim lalu dan sudah terbukti mendapati kepercayaan Van Gaal.
"Tapi itu (Di Maria bertahan untuk membuktikan diri) sepertinya tidak terjadi." lanjut Ferdinand.
Dan Di Maria memang akhirnya memilih untuk bertahan, bertahan dengan keinginannya untuk hengkang dan membuktikan kualitas dirinya di klub lain.

Tulisan ini juga dimuat di Harian Top Skor edisi Rabu 5 Agustus 2015


Komentar