Mengapa Harus Balotelli Milan?

Hasil gambar untuk mario balotelli
Antusiasme Milanisti atas kedatangan kembali Balotelli ke AC Milan dengan status peminjaman dari Liverpool tampaknya tidak sebesar jika dibandingkan dengan saat pertama kali Balotelli hadir sebagai bagian dari Rossoneri pada pertengahan musim 2012/2013.
Saat pertama kali hadir di Milan, banyak cerita positif yang mengiringi kehadiran Super Mario.
Cukup mengejutkan memang jika melihat antusiasme Milanisti saat itu mengingat reputasi Balotelli yang terlanjur dianggap sebagai Bad Boy.
Dibalik cerita pertikaian Balotelli dengan Roberto Mancini serta ulahnya di luar lapangan hijau saat berkostum Man City, Milanisti kadung terpukau dengan penampilan istimewanya saat menaklukkan Man United di Old Trafford.
Siapa yang bisa melupakan tulisan "Why Always Me" dibalik seragam Balotelli saat dirinya merayakan gol ke gawang Setan Merah?
Jangan lupakan pula kontribusi umpan kuncinya kepada Sergio Aguero di menit-menit akhir laga yang berujung pada gelar juara Liga Inggris nan dramatis bagi Man City.
Antusias Milanisti saat Balotelli menginjakkan kaki di Milan pada awal tahun 2013 itu juga dipicu memori beberapa bulan sebelumnya saat Balotelli dalam balutan seragam timnas Italia dengan perkasanya memborong dua gol dan menaklukkan Jerman di fase semifinal Piala Eropa 2012.
Secara keseluruhan, penampilan Balo di ajang itu sangat memikat, menuai pujian sampai digadang-gadang sebagai calon pesepakbola terbaik dunia di masa depan.
Dan yang paling personal adalah rahasia umum bahwa Balotelli berkali-kali menunjukkan ke public bahwa AC Milan adalah klub idolanya sedari dulu, bahkan ketika dirinya masih berseragam Inter Milan sekalipun...wow...Milanisti mana yang tidak trenyuh dengan kisah ini.
Jadi wajar jika antusiasme Milanisti atas kedatangan Balotelli saat itu sangat besar.
Antusiasme yang dijawab dengan sangat baik oleh Balotelli.

Memulai debut bersama AC Milan pada 3 Februari 2013, Balotelli langsung mencetak 2 gol saat Milan menundukkan Udinese 2-1.
Penampilan Balotelli di setengah akhir musim 2012/2013 terbilang positif dengan catatan 12 gol dalam 13 laga....sangat memuaskan.
Milan mendapatkan ganjaran dari perekrutan Balotelli dengan keberhasilan meraih tiket ke Liga Champions.
Milanisti menemukan sosok predator baru setelah kepergian Ibrahimovic ke PSG.
Tidak perlu menunggu lama bagi Super Mario untuk menjadi tokoh sentral Milan....sama hal nya saat Ibra menjadi tokoh sentral Milan.
Ya, kontribusi positif Balotelli di setengah musim pertamanya bersama Milan sangat positif....bayangkan jika anak muda ini datang ke Milan sejak awal musim?
Tak ayal Milan sangat optimis saat akan memulai musim 2013/2014, musim penuh pertama Balotelli.
Sayangnya harapan tinggal harapan.
Performa bagus Balotelli ternyata tidak sepenuhnya berlanjut.
Dengan catatan 12 gol dalam 13 laga, sangat wajar jika Balotelli diprediksikan bisa mencetak gol lebih banyak (secara matematis jumlah golnya diperkirakan sebanyak minimal 24 gol atau lebih).
Apa dinyana, boro-boro mencetak 24 gol, jumlah gol berkepala dua pun tidak pernah berhasil dicapainya.
Balotelli total hanya mencetak 14 gol dari 30 laga di Liga Italia musim itu alias hanya bertambah dua dari koleksi 12 gol nya dimusim lalu.
Dengan jumlah laga yang dimainkan lebih banyak, jumlah 14 gol di Serie A jelas menjadi indikator performa Balotelli yang menurun.
Masa bulan madu bersama Milanisti tampak segera berakhir.
Balotelli tampaknya belum siap secara mental untuk menjawab tantangan sebagai tokoh sentral. Bahkan untuk pertama kali sepanjang karirnya, Balotelli merasakan kegagalan dalam mengeksekusi penalti....lengkap sudah penurunan performa Super Mario.
Gemilang di setengah musim pertama lalu menurun saat memasuki musim penuh pertama menjustifikasi pendapat yang beredar bahwa problem Balotelli adalah konsistensinya untuk terus bermain brilian.
Di satu waktu dirinya bisa sangat mengerikan dan menggetarkan barisan pertahanan lawan tetapi di lain waktu dirinya terlihat biasa-biasa saja tanpa ancaman berarti.
Pujian atas kemampuan seorang Balotelli lantas dianggap sebagai pujian berlebihan dan tidak sepenuhnya teruji.
Dan Liverpool tergoda untuk mengujinya.
Hasil gambar untuk mario balotelli
Tidak tanggung-tanggung, ujiannya adalah menggantikan posisi seorang Luis Suarez sebagai tokoh sentral di lini penyerangan yang mencetak banyak gol.
Dipandang sebagai kesempatan terakhir untuk membuktikan kapabilitasnya sebagai pesepakbola hebat, Balotelli bahkan semakin menurun dan melempem di Liverpool.
Berbekal 28 kesempatan turun ke lapangan hijau, hanya ada total 4 gol yang berhasil dibukukan Balotelli.
Pengganti Suarez? sangat jauh panggang dengan api.
Ekspektasi publik Anfield yang melihat dirinya sebagai calon pengganti Suarez namun kemudian ternyata tidak banyak yang bisa diharapkan darinya kemudian semakin menenggelamkan karir Top Skor Italia di fase kualifikasi Piala Dunia 2014 itu.
Kesempatan terakhir bernama Liverpool itu ternyata gagal dimanfaatkannya untuk bersinar kembali.
Bayang-bayang kehancuran karir semakin terlihat saat Balotelli tidak diikutsertakan Brendan Rodgers dalam tur pramusim.
Makin diperparah saat Fiorentina yang berniat menariknya kembali ke Italia justru ditentang oleh fans La Viola....kehadirannya tidak diinginkan.
Sampai kemudian AC Milan menawarkan opsi kembali ke San Siro dalam bentuk peminjaman.

Pertanyaannya adalah, mengapa harus Balotelli?
AC Milan sudah mendatangkan dua penyerang baru, Carlos Bacca dan Luis Adriano untuk melengkapi Jeremy Menez dan Alessio Cerci...lini depan Milan sudah mumpuni.
Seberjasa apakah dirinya sehingga Milan mau bersusah payah mendatangkannya lagi?
Jika dulu saat Shevchenko dan Kaka didatangkan kembali ke Milan dan kemudian Milanisti terlihat antusias, hal tersebut sangat wajar karena keduanya bertatus bintang bahkan legenda yang mencatatkan diri di buku sejarah Milan dengan raihan Scudetto dan Liga Champions.
Balotelli? tidak ada gelar dan prestasi yang dicapainya bersama Milan selain "penampilan awal yang menjanjikan".
Jadi wajar jika kemudian Milanisti tidak seantusias dulu lagi menyikapi kedatangan kembali Balotelli.
Bahkan dalam sebuah jajak pendapat di Stasiun Televisi Italia Rai, 62% suporter AC Milan menentang kedatangan kembali Balotelli.
Bisa apa pemain yang tengah berada dalam tren penurunan performa?
Meski konon Mihajlovic ikut terlibat pembicaraan dengan Balotelli dalam proses kembalinya ke Milan, sesungguhnya Balotelli bukan sosok yang dinanti-nantikan untuk membangkitkan kembali kejayaan Milan. 
Di lini depan sudah ada Bacca, Adriano, Cerci dan top skor Milan musim lalu Jeremy Menez.
Milan jauh lebih membutuhkan sosok sentral di lini tengah sebagaimana lini belakang sudah menemukan calon sosok sentral itu dalam diri Romagnoli.
Jika dulu Andrea Pirlo mampu menjadi sosok sentral di lini tengah maka sosok seperti itulah yang dibutuhkan di lini tengah Milan seturut tidak kunjung berhasilnya Ricardo Montolivo menjadi tokoh sentral di lini tengah.
Tidakkah kedatangan Balotelli ini menjadi terasa mubazir karena terkesan tidak sesuai dengan kebutuhan team?
Waktu yang akan menjawab apakah keputusan Milan memulangkan Balotelli sudah tepat atau belum.
Namun jangan lupakan sejarah bahwa kedatangan kembali Shevchenko yang gagal di Chelsea dan Kaka yang melempem di Real Madrid, ternyata tidak berujung manis.
Kedua pemain tersebut gagal mengulangi performa menawan seperti saat pertama kali berseragam AC Milan.
Rossoneri terbukti tidak berjodoh dengan cinta lama mereka.
Dan Balotelli adalah cinta lama yang berusaha bersemi kembali.

Komentar