Balotelli Kembali Menjadi "nice" di Nice
“Hanya Messi yang bisa lebih baik dari aku”
Percaya tidak percaya, ini bukanlah komentar yang
diucapkan seorang Cristiano Ronaldo (CR7)
Komentar tersebut diutarakan Mario Balotelli ketika
ditanyakan pendapatnya mengenai Lionel Messi.
Beberapa tahun kemudian, nyaris tidak ada klub yang menginginkan
Super Mario.
Sangat kontradiktif dengan sesumbarnya diatas.
Kisah Mario Balotelli di bursa transfer kemarin
sungguh menyedihkan.
Semua perbincangan mengenai bakat hebat Balotelli
yang disebut-sebut akan membawanya pada jajaran calon pemain terbaik dunia
menggantikan dominasi CR7 dan Messi sirna.
Kisah lama kehebatan anak muda ini tertutup oleh
cerita negatif soal perangai buruknya di luar lapangan hijau.
Orang lebih sering ingat kejadian
Balotelli saat membela Man City yang nyaris membakar tempat tinggal sendiri
ketimbang mengenang umpan kuncinya kepada Sergio Aguero di menit-menit akhir laga yang
berujung pada gelar juara Liga Inggris nan dramatis bagi Man City pada tahun
2012.
Kisah heroiknya dalam balutan
seragam timnas Italia dengan memborong dua gol kemenangan Gli Azzuri atas
Jerman di fase semifinal Piala Eropa 2012 meredup jika disandingkan dengan
cerita dirinya kena tilang karena aksi kebut-kebutan di jalan.
Penampilan Balotelli di setengah musim
2012/2013 bersama AC Milan dengan catatan 12 gol dalam 13 laga terlupakan
begitu saja saat Super Mario hanya mencetak 14 gol dari 30 laga di Liga Italia berikutnya.
Penurunan kinerja itu untungnya
tidak mengurangi minat Liverpool memboyongnya demi menggantikan posisi Luis
Suarez.
Hasilnya?
Performa Balotelli memang sedang
mentok.
Total dalam 28 laga berseragam
The Reds, Super Mario hanya bisa bikin 4 gol.
Wajar jika kemudian dirinya
dipinjamkan kembali ke AC Milan.
Parahnya, performa anak muda ini
makin terjun bebas dengan hanya mencetak satu gol saja selama 20 kali turun
bertanding, bayangkan, satu gol saja!?
Deretan perfoma buruk tersebut
ditambah kisah-kisah negatifnya di luar lapangan hijau jadi paket lengkap untuk
menjustifikasi bahwa pemuda yang memproklamirkan diri hanya kalah dari Messi
ini diambang kejatuhan karir secara dini.
Tidak ada klub yang menginginkan
dirinya.
Juergen Klopp tidak memasukkannya
ke dalam rencana masa depan klub, walhasil alih-alih ikut pra musim, Super
Mario bahkan harus berlatih bersama tim junior.
Kisah keterpurukan Balotelli
makin diperparah dengan penolakan dari sejumlah klub pada dirinya.
Detail ceritanya makin
mengenaskan karena penolakan klub-klub seperti Sampdoria dan Chievo pada
Balotelli bukan semata gajinya yang ketinggian tetapi karena kekuatiran bahwa
Balotelli tidak bisa menjaga sikap di luar lapangan dan akan mempengaruhi
kinerjanya diatas lapangan hijau.
Sampai kemudian Nice, klub papan
tengah di Ligue 1 Prancis meminangnya.
Ada kisah dibalik pemilihan Nice
sebagai klub pilihan Balotelli.
Super Mario menolak tawaran Lyon,
klub Ligue 1 Prancis yang notabene lebih bergengsi dan berprestasi daripada
Nice.
“Ini adalah keputusan murni
sepakbola untuk datang ke Nice. Saya harus bermain, terutama di tahun ini”
ungkap Balotelli terkait alasannya memilih Nice.
Ya, Lyon sesungguhnya lebih
menjanjikan pentas kompetisi Eropa bagi Balotelli seturut level mereka yang
bisa dikatakan hampir setara dengan PSG.
Namun Balotelli menyadari bahwa
dirinya perlu bermain rutin untuk mengembalikan kinerjanya yang dulu memukau
banyak orang.
Lyon sudah memiliki Alexandre Lacazette
di lini depan sehingga ada kemungkinan Balotelli harus berbagi tempat bahkan
jadi pilihan kedua.
Balotelli butuh kepercayaan untuk
terus dimainkan.
“Saya bicara kepada pelatih Nice
dan ia yakin pada saya begitu juga sebaliknya” tambah Balotelli.
Nice memang berniat menjadikan Balotelli
sebagai striker utama mereka.
Hasilnya?
Pilihan Balotelli untuk
mempercayai Nice sebagai klub barunya dan keberanian Nice untuk mendatangkan
Balotelli berbuah positif.
Dalam dua laga awal Balotelli bersama
Nice, Super Mario sudah mencetak 4 gol dimana pada setiap laga dirinya mencetak
2 gol.
Alhasil Nice kini memuncaki
klasemen sementara Ligue 1 Prancis.
Sungguh kinerja mengagumkan di
awal musim bagi seorang pemain yang datang ke sebuah klub dan kompetisi baru
untuk menjalankan misi pembuktian.
Balotelli dalam misi untuk
membuktikan bahwa dirinya belum habis.
Dengan umurnya yang baru
menginjak usia 26 tahun, masih banyak waktu baginya untuk merintis jalan
kebangkitan.
Anggap saja jika Balotelli
konsisten menampilkan performa bagus di Nice musim ini, maka pada usia 27 tahun
yang dianggap sebagai umur emas pesepakbola, Balotelli bisa menunjukkan pada
dunia bahwa dirinya sudah kembali.
Balotelli menjadi “nice” kembali
di sebuah klub bernama Nice.
Komentar
Posting Komentar