Prediksi Derby Manchester - Selama Tidak Ada Kartu Merah, MU Tidak Akan Kalah
Akhirnya, hari
yang ditunggu itu tiba juga.
Kota Manchester
akan menjadi pusat perhatian dunia pada Sabtu 10 September 2016.
Derby Machester
kini menjadi salahsatu laga antar klub paling dinanti seperti halnya laga El
Classico.
Nama Jose
Mourinho dan Pep Guardiola (plus ditambah keberadaan Zlatan Ibrahimovic)
meningkatkan tensi laga antar dua klub Manchester tersebut.
Sejak Mourinho
dan Guardiola dipastikan menangani MU dan Man City, duel keduanya
ditunggu-tunggu sebagai salahsatu sajian utama Liga Inggris musim ini.
Rekam jejak
prestasi keduanya yang sama-sama sudah memenangkan 2 kali trofi Liga Champions
serta sejumlah trofi juara lainnya membuat laga MU vs Man City menjadi ajang
adu strategi yang paling dinantikan saat ini.
Sejarah
rivalitas keduanya juga turut jadi bumbu yang membuat pertemuan keduanya selalu
menarik untuk ditonton.
Mou dan Pep
sudah bertemu 16 kali dengan Guardiola mencatatkan kemenangan 7 kali dan
Mourinho hanya memenangi adu taktik sebanyak 3 kali.
Indikasi bahwa
Guardiola lebih unggul dan akan memenangkan derby bersama Man City?
Nanti dulu,
jangan terburu-buru.
Jika melihat
kembali rekam jejak pertemuan keduanya, baik ketika Mourinho menangani Inter
Milan, Real Madrid dan Chelsea serta Guardiola berada di kubu Barcelona dan
Bayern Muenchen, potensi derby Manchester nanti berakhir imbang sangat besar.
Jumlah 6 laga
yang berakhir imbang dari 16 pertemuan sudah cukup menggambarkan perimbangan
kekuatan taktik Mourinho dan Guardiola.
Lho, bukannya
Guardiola lebih banyak meraih kemenangan?
Benar, tetapi
jika mau fair melihat kembali riwayat laga keduanya, Mourinho punya potensi
lebih besar untuk memenangkan derby Manchester akhir pekan ini DENGAN SYARAT
kedua tim bermain full 11 lawan 11.
Ada sebuah
catatan unik yang memperlihatkan dalam 7 kekalahan Mourinho, 4 diantaranya
dialami ketika tim asuhan Mourinho bermain kurang dari 11 pemain alias
mendapatkan hukuman kartu merah.
Dua kartu merah
terjadi di akhir laga yang artinya tidak mempengaruhi hasil diatas lapangan,
namun dua kartu merah terjadi di tengah laga dan (tentunya menurut Mourinho)
mempengaruhi hasil akhir.
Di luar 4
kekalahan itu, terdapat 2 laga berakhir imbang yang juga diwarnai kartu merah
untuk anak asuh Mourinho.
Satu kartu merah
terjadi di akhir laga dan satu lagi terjadi di tengah laga dan (tentu menurut
Mourinho lagi) mempengaruhi hasil akhir laga.
Hanya ada 2
kejadian dimana Mourinho bisa mengalahkan Pep saat anak asuhnya mendapat kartu
merah.
Yang pertama
saat Inter Milan takluk 0-1 dari Barcelona namun tetap lolos ke final Liga
Champions usai menang di leg pertama semifinal Liga Champion 2009/2010.
“ini adalah
kekalahan terindah yang pernah saya alami” ujar Mourinho yang sampai mengisitimewakan
kekalahan itu.
Yang kedua saat
Angel Di Maria mendapatkan kartu merah 2 menit jelang perpanjangan waktu final
Copa Del Rey yang dimenangkan Real Madrid.
Nah, dengan
mengesampingkan kartu merah yang terjadi pada laga Mourinho vs Guardiola, hanya
terdapat 9 laga yang benar-benar mengadu 11 pemain pilihan Mou dan Pep sampai
akhir laga.
Hasilnya?
Mourinho 3 kali
menang, Pep 3 kali menang dan keduanya seri 3 kali
Terlihat bukan
perimbangan yang sesungguhnya?
Pantas jika ada
prediksi bahwa laga derby nanti berpotensi memunculkan hasil imbang.
Sama pantasnya
jika Mourinho diprediksi akan melalui derby Manchester pertamanya dengan
kemenangan atas Guardiola.
Dalam 3 laga
terakhir keduanya, Mou meraih sekali kemenangan dan 2 kali imbang.
Itu jika melihat
pada 3 laga terakhir.
Mourinho juga
merupakan seorang pembelajar hebat yang bisa menganalisa kekalahan dan
membalikkannya.
“Dia adalah
Manager yang tahu bagaimana caranya meraih kemenangan” Ibrahimovic sampai ikhlas
memuji talenta pria Portugal itu.
Perhatikan saat
Mou bersama Inter kalah 0-2 dari Barcelona dalam laga fase grup Liga Champions
2009/2010.
Lima bulan
setelahnya, The Spesial One dengan jitu menemukan cara untuk menyingkirkan
Guardiola bersama Barcelona di semifinal Liga Champions musim tersebut. (Inter
menang 3-1 dan hanya kalah 0-1 di dua leg).
Cerita identik
berulang kala Mourinho yang sudah menangani Madrid dipermalukan 0-5 dalam laga
El Classico perdana.
Mourinho
benar-benar belajar dari kekalahan di laga tersebut.
Hasilnya, tiga
laga sesudah kekalahan telak itu Guardiola tidak pernah bisa mengalahkan Mourinho.
Pada laga ketiga
Mourinho bahkan menaklukkan Pep dan Barcelona 1-0 (meski lewat perpanjangan
waktu) pada final Copa Del Rey 2011.
Seminggu
kemudian, Barcelona memang menaklukkan Madrid 2-0 pada semifinal Liga Champions
tetapi saat itu kemenangan Guardiola diwarnai kartu merah Pepe.
Terakhir kali
Mourinho kalah dari Guardiola (di waktu normal 90 menit) adalah pada perempat
final Copa Del Rey 18 Januari 2012.
Tiga laga
terakhir sampai derby Machester nanti, Mou tidak terkalahkan dalam 90 menit dan
sekali meraih kemenangan saat Madrid menaklukkan Barcelona 2-1 di Camp Nou pada
21 April 2012.
Singkat kata,
Mourinho membentuk dirinya dan tim asuhannya sebagai lawan paling tangguh bagi
Pep dan tim asuhannya.
Mou tampaknya
menyadari bahwa setelah Sir Alex pensiun, Pep Guardiola adalah lawan tangguh
paling alot baginya saat ini.
Bisa dipastikan
Mourinho menyiapkan betul MU agar menjadi representasi kemampuan manajerial
dirinya yang lebih superior daripada Pep Guardiola.
Asalkan tidak
ada kartu merah bagi tuan rumah, MU bisa memenangi derby prestisius ini,
minimal seri.
Komentar
Posting Komentar