Karma Istanbul Bagi Liverpool Di Kandang Sevilla
Siapa
yang paling berbahagia dengan hasil imbang 3-3 kala Sevilla menjamu Liverpool
pada match day kelima Liga Champions? Rasanya tidak semua fans Sevilla
tersenyum dengan hasil imbang melawan Jordan Henderson dkk. Liverpool adalah
tim yang mereka tahan imbang 2-2 saat bertandang ke Anfield sehingga harapan
fans Sevilla tentu sederhana saja.
Jika di kandang Liverpool mereka bisa memaksakan hasil imbang, logikanya ketika ganti menjamu seharusnya Sevilla bisa memetik kemenangan. Fakta yang tersaji diatas lapangan justru sebaliknya. Sevilla hanya meraih hasil imbang dan bahkan sempat-sempatnya menutup babak pertama dengan ketertinggalan 0-3.
Oke, jika tidak semua fans Sevilla merasa senang dengan hasil imbang ini maka siapa yang paling berbahagia dengan hasil seri ini? Saya menduga ada fans klub lain selain pendukung Sevilla yang tersenyum lebar dengan hasil imbang ini. Ya, fans klub lain yang dimaksud disini adalah Milanisti, sebutan untuk fans AC Milan.
Milan
memang membalas kekalahan di Istanbul dengan kemenangan pada final Liga
Champions 2007 di Athena tetapi luka atas kekalahan itu diyakini tidak pernah
benar-benar sembuh, apalagi Milan “hanya menang tipis” 2-1 di Athena.
Keberhasilan Sevilla memaksakan skor imbang 3-3 setelah tertinggal 0-3 dari
Liverpool diyakini jadi “pembalasan setimpal” atas sakit hati fans Milan kepada
The Reds. Setidaknya hal itu turut dirasakan salahsatu punggawa Sevilla.
Pada akun Twitternya (22/11/2017), Wissam Ben Yedder me-mention akun twitter resmi AC Milan usai laga tersebut dengan kata-kata “ Semoga AC Milan menyaksikan ini”. Pemain asal Prancis yang mencetak 2 dari 3 gol Sevilla ke gawang Liverpool itu tampaknya paham bahwa Milanisti sungguh masih menyimpan perih atas kekalahan dari Liverpool di Istanbul. Hasil imbang 3-3 setelah Liverpool unggul 3-0 atas Sevilla seakan-akan menjadikan Sevilla sebagai perpanjangan tangan AC Milan untuk melakukan pembalasan.
Jika di kandang Liverpool mereka bisa memaksakan hasil imbang, logikanya ketika ganti menjamu seharusnya Sevilla bisa memetik kemenangan. Fakta yang tersaji diatas lapangan justru sebaliknya. Sevilla hanya meraih hasil imbang dan bahkan sempat-sempatnya menutup babak pertama dengan ketertinggalan 0-3.
Oke, jika tidak semua fans Sevilla merasa senang dengan hasil imbang ini maka siapa yang paling berbahagia dengan hasil seri ini? Saya menduga ada fans klub lain selain pendukung Sevilla yang tersenyum lebar dengan hasil imbang ini. Ya, fans klub lain yang dimaksud disini adalah Milanisti, sebutan untuk fans AC Milan.
Buat
penggemar berat Liverpool dan AC Milan tentu sudah bisa membaca kemana arah
tulisan ini. Skor 3-3 yang dihasilkan dari laga Sevilla menjamu Liverpool
adalah skor yang identik dengan skor di waktu normal pada laga final Liga
Champions 2005 di Istanbul Turki antara AC Milan melawan Liverpool. Semakin
identik karena babak pertama ketika itu berakhir dengan skor 3-0, sama dengan
skor di akhir babak pertama Sevilla melawan Liverpool.
Keajaiban Istanbul, begitu fans Liverpool menyebut kemenangan sensasional di final Liga Champions itu. Sebaliknya bagi fans Milan, mereka menyebutnya dengan tragedi Istanbul. Tertinggal 0-3 di babak pertama dari Milan, Steven Gerrard dkk bangkit menyamakan skor menjadi 3-3 dan memaksakan perpanjangan waktu yang berujung pada babak adu penalti yang mereka menangkan.
Keajaiban Istanbul, begitu fans Liverpool menyebut kemenangan sensasional di final Liga Champions itu. Sebaliknya bagi fans Milan, mereka menyebutnya dengan tragedi Istanbul. Tertinggal 0-3 di babak pertama dari Milan, Steven Gerrard dkk bangkit menyamakan skor menjadi 3-3 dan memaksakan perpanjangan waktu yang berujung pada babak adu penalti yang mereka menangkan.
Pada akun Twitternya (22/11/2017), Wissam Ben Yedder me-mention akun twitter resmi AC Milan usai laga tersebut dengan kata-kata “ Semoga AC Milan menyaksikan ini”. Pemain asal Prancis yang mencetak 2 dari 3 gol Sevilla ke gawang Liverpool itu tampaknya paham bahwa Milanisti sungguh masih menyimpan perih atas kekalahan dari Liverpool di Istanbul. Hasil imbang 3-3 setelah Liverpool unggul 3-0 atas Sevilla seakan-akan menjadikan Sevilla sebagai perpanjangan tangan AC Milan untuk melakukan pembalasan.
Proses
Sevilla bangkit dari ketertinggalan 0-3 di babak pertama saat menjamu Liverpool
dan lantas menyamakan skor membangkitkan kembali memori kebangkitan Liverpool
di Istanbul. Bedanya kali ini The Reds yang menjadi korbannya. Pada situasi
seperti inilah fans Milan ikut merasakan kebahagiaan Sevilla. Klub La Liga
Spanyol itu seperti jadi perwakilan mereka untuk membuat Liverpool merasakan
sakitnya keunggulan tiga gol disamakan oleh lawan. Sederhananya fans Milan
ingin berkata “Nah rasain tuh apa yang dirasakan Milan dulu”.
Disisi lain Sevilla memang pantas meraih hasil lebih baik daripada kekalahan di depan pendukung mereka. Who Scored (22/11/2017) memperlihatkan Ben Yedder dkk menguasai 70.4 % penguasaan bola berbanding 29.6% yang dimenangkan Liverpool. Untuk urusan percobaan ancaman ke gawang, kedua tim tampak berimbang dengan Sevilla melesakkan 11 tendangan (6 on target) dan Liverpool 13 tendangan (7 on target).
Disisi lain Sevilla memang pantas meraih hasil lebih baik daripada kekalahan di depan pendukung mereka. Who Scored (22/11/2017) memperlihatkan Ben Yedder dkk menguasai 70.4 % penguasaan bola berbanding 29.6% yang dimenangkan Liverpool. Untuk urusan percobaan ancaman ke gawang, kedua tim tampak berimbang dengan Sevilla melesakkan 11 tendangan (6 on target) dan Liverpool 13 tendangan (7 on target).
Kebangkitan
Sevilla di babak kedua terlihat nyata pada statistik Sportradar (22/11/2017).
Liverpool tercatat hanya melakukan dua kali percobaan mencetak gol sebaliknya
Sevilla menjadi lebih agresif dengan melesakkan 6 percobaan. Kebangkitan yang
membuat tiga gol Liverpool dari Firmino (2 gol) dan Mane mampu dibalas Yedder
(2 gol) dan Pizzaro. “Kami harus bereaksi dan menggantungkan harga diri kami”
ujar Eduardo Berizzo, manager Sevilla di laman resmi UEFA (22/11/2017) mengenai
kebangkitan Sevilla di babak kedua.
Nah, dengan hasil ini rasanya fans Milanisti sedunia pantas berterimakasih pada Sevilla. Klub itu sukses membuat Liverpool merasakan apa yang dirasakan Milan pada malam di Istanbul tahun 2005. “Rasanya seperti kalah. Masih ada satu pertandingan tapi saat ini rasanya sangat buruk” sesal Juergen Klopp seusai laga pada BT Sport (22/11//2017). Well Klopp, begitulah yang dirasakan AC Milan dulu.
Nah, dengan hasil ini rasanya fans Milanisti sedunia pantas berterimakasih pada Sevilla. Klub itu sukses membuat Liverpool merasakan apa yang dirasakan Milan pada malam di Istanbul tahun 2005. “Rasanya seperti kalah. Masih ada satu pertandingan tapi saat ini rasanya sangat buruk” sesal Juergen Klopp seusai laga pada BT Sport (22/11//2017). Well Klopp, begitulah yang dirasakan AC Milan dulu.
Tulisan ini juga dimuat di UC News
Sumber foto : 24jambola.com, taringa.net
Komentar
Posting Komentar