Prediksi Semifinal Euro 2016 - Keberuntungan Portugal Berlanjut Ke Final
Siapa yang ingin dihadapi Portugal di babak
semifinal?
Wales yang mengejutkan ataukah Belgia yang memiliki
skuad bagus?
Itulah pertanyaan yang muncul usai Portugal
memastikan satu tiket ke semifinal Piala Eropa 2016 setelah menyingkirkan
Polandia.
Baik Wales maupun Belgia berpotensi jadi lawan yang
sulit bagi Portugal meskipun jika mau objektif Wales akan menjadi lebih mudah
untuk dihadapi.
Dan kenyataan yang sekaligus mengejutkan adalah Wales
menaklukkan Belgia 3-1 dan melaju untuk bersua dengan Portugal di semifinal.
Nah, objektifitas itu sudah terkabulkan, Wales
sebagai lawan yang dipandang lebih mudah bagi Portugal kini hadir dihadapan
anak asuh Fernando Santos.
Pertanyaannya, benarkah Wales lawan yang bisa
dilewati Portugal? Mengapa bisa demikian?
Wales boleh jadi adalah kuda hitam yang sesungguhnya
di turnamen empat tahunan ini.
Ketika tim-tim kejutan seperti Irlandia Utara,
Hongaria dan Islandia sudah berguguran, Wales tetap melaju sampai tersisa dua
laga ke tangga juara.
Berbeda dengan yang diprediksikan selama ini, anak
asuh Coleman ternyata bukan “One Man Team” meski peran Gareth Bale sebagai
bintang utama mereka tetap paling besar dengan torehan 3 gol sejauh ini.
Ketika Bale tidak menyumbang gol saat menundukkan
Belgia pun Wales bisa tetap melaju ke semifinal.
Kemenangan atas tim kuat Belgia inilah yang kemudian
jadi dasar mengapa Wales dipandang sebagai lawan yang hebat bagi Portugal.
Kemenangan sensasional atas tim dengan peringkat FIFA
terbaik di Piala Eropa 2016 sekaligus tim yang memiliki skuad bagus jelas
menumbuhkan euforia yang besar.
Dan kemudian orang-orang melupakan bahwa Belgia
sesungguhnya bukan tim besar spesialis turnamen yang pantas diratapi
kekalahannya.
Jangan lupa bahwa Belgia baru beberapa tahun
belakangan ini saja berada di deretan papan atas peringkat FIFA seturut
kemunculan pemain-pemain handal mereka yang mengkilap di level klub seperti
Eden Hazard, Radja Nainggolan dan Romelu Lukaku.
Kiprah Belgia di turnamen besar Piala Eropa dan Piala
Dunia bahkan tidak banyak diingat orang selain bahwa kali ini tim asuhan Marc
Wilmost itu hadir di Prancis dengan deretan pemain bintang di setiap lini.
Jadi, keberhasilan Wales menaklukkan Belgia sejatinya
tidak bisa dianggap dasar bahwa Wales sudah sejajar dengan tim-tim elit Eropa.
Lebih tepatnya jika kita menyebut kemenangan Wales
atas Belgia sebagai keberhasilan
menyingkirkan tim dengan skuad bagus BUKAN tim besar.
Faktanya toh Wales kalah ketika dihadapkan pada tim
besar semodel Inggris yang sebenarnya juga sedang tidak berada dalam performa
terbaik.
Mundur ke laga sebelum melawan Belgia, Wales bahkan
dibuat menunggu gol bunuh diri untuk menyingkirkan Irlandia Utara di babak 16
besar.
Praktis sepanjang Piala Eropa 2016, Wales hanya
“berhasil mengalahkan” Slovakia dan Rusia.
Jika sudah demikian, wajar kiranya jika Portugal
lebih dijagokan ketika bertemu Wales di semifinal.
Portugal bukan hanya tim bagus bermaterikan pemain
bintang sekelas Cristiano Ronaldo (CR7), Nani, Ricardo Quaresma, Pepe, Renato
dan Joao Moutinho, tetapi Portugal juga lebih pantas disebut sebagai tim besar
ketimbang Belgia.
Kiprah Portugal menjadi runner up Piala Eropa 2004,
melaju ke semifinal Piala Dunia 2006, semifinal Piala Eropa 2012 dan selalu
lolos dari fase grup di Piala Eropa dan Piala Dunia tidak bisa dibandingkan
dengan kisah Belgia yang baru naik daun beberapa tahun terakhir.
Catatan kiprah Portugal di turnamen besar yang lebih
baik dari lawan-lawan Wales sebelum ini menjadi modal bagus jelang CR7 dkk
melawan Bale dkk.
Portugal bahkan memiliki modal lain yang baru saja
didapati di turnamen ini.
Modal itu adalah keberuntungan.
Ya, Portugal adalah sebuah anomali di Piala Eropa
2016.
Hadir di Prancis sebagai salah satu favorit, CR7 dkk
mendapati Portugal menjalani Piala Eropa yang berat.
Menjadi anomali karena sesungguhnya Portugal berada di grup F yang
relatif ringan.
Portugal tergabung bersama Austria, Islandia dan
Hongaria.
Dengan komposisi diatas, jadi kebangetan jika Portugal hanya lolos dari fase grup sebagai runner
up.
Faktanya? Anak asuh
Fernando Santos lolos sebagai tim peringkat tiga terbaik!
Diperkuat salahsatu pemain terbaik dunia dalam diri
CR7 dan bek yang baru saja memenangkan Liga Champions dalam diri Pepe tidak
lantas membuat Portugal impresif.
Tiga laga berlalu di fase grup dan tidak sekalipun
Portugal meraih kemenangan, tiga laga berakhir imbang.
Portugal bahkan cukup beruntung bisa lolos ke fase
gugur dengan status sebagai salahsatu tim peringkat tiga terbaik meski tidak
pernah meraih kemenangan.
Pun ketika memasuki fase gugur.
Portugal memang berhasil menyingkirkan Kroasia di
babak 16 besar dengan skor 1-0, tetapi lagi-lagi Portugal tidak mampu
memenanginya dalam kurun waktu normal 90 menit.
Sebuah gol Ricardo Quaresma jelang babak perpanjangan
waktu berakhir menamatkan perjalanan Luka Modric dkk.
Sampai disini, Portugal tampak mulai akrab dengan keberuntungan.
Ya, Kroasia yang disingkirkan Portugal bukan lawan
yang biasa karena Kroasia lah yang mengalahkan juara bertahan Spanyol di fase
grup dan memenangkan status juara grup sekaligus memaksa Spanyol bertemu Italia
lebih awal.
Penguasaan permainan sebanyak 59% milik Kroasia
berbanding lurus dengan 17 percobaan tembakan ke gawang Portugal.
Portugal sendiri hanya memenangkan 41% penguasaan
bola yang menghasilkan 5 percobaan tembakan ke gawang.
Singkat cerita, Portugal “beruntung” bisa melewati
Kroasia.
Akrabnya Portugal dengan keberuntungan semakin nyata
ketika anak asuh Fernando Santos menyingkirkan Polandia dan melaju ke
semifinal.
Sekali lagi, CR7 dkk tidak mampu meraih kemenangan di
waktu normal dan kali ini membutuhkan babak adu penalty untuk meraih
kemenangan.
Bukan rahasia lagi jika babak adu penalty kerap
memenangkan tim yang dinaungi keberuntungan.
Dan Portugal adalah tim yang paling dinaungi
keberuntungan di Piala Eropa kali ini.
Bagaimana anda menyebutkannya ketika ada sebuah tim
yang tidak pernah menang di waktu normal mampu melaju sampai ke semifinal?
Butuh keberuntungan tingkat tinggi untuk menjadi tim
seperti itu, dan Portugal adalah tim itu.
Hebatnya lagi, Portugal sejatinya tidak hanya
mengandalkan keberuntungan.
Deretan pemain berkelas yang dimiliki Portugal
mungkin saja menunggu waktu yang tepat untuk meledak.
Jangan lupakan ledakan 2 gol dan 1 assist CR7 kala
Portugal bermain imbang 3-3 dengan
Hongaria.
Pemandangan CR7 bangkit dan membungkam orang-orang
yang meragukannya adalah pemandangan umum di Real Madrid.
Pemandangan itu sudah terlihat kala CR7 diragukan
performanya usai gagal penalty ke gawang Austria dan bangkit di laga melawan
Hongaria.
Bukan tidak mungkin, rival utama Lionel Messi itu
menunggu saat terbaik untuk meledak lagi.
“CR7 tetap berbahaya walau tidak tampil dengan
performa terbaiknya” kata Wojciech Szczesny kiper Polandia.
Bahkan kalo pun CR7 sedang off, Portugal masih punya
Luis Nani, Ricardo Quaresma dan Renato yang siap mengambil alih peran kunci
sang kapten.
Jadi, keberuntungan Portugal yang sedemikian kuat
sampai fase semifinal dipadu dengan deretan pemain berkualitas dan pengalaman
mereka di turnamen besar adalah modal yang tidak dimiliki lawan-lawan Wales
sebelumnya.
Keberuntungan Portugal sejauh ini memegang peranan
terbesar membawa anak asuh Fernando Santos ke sisa dua laga menuju tangga
juara.
Hal non teknis ini yang jadi modal besar Portugal
sekaligus jadi hambatan Wales yang akan menahan kiprah kuda hitam itu sampai
disemifinal saja.
Komentar
Posting Komentar