Ulas Taktik - Kejelian Fernando Santos Membuat Portugal Beradaptasi Dengan Kehilangan CR7

Hasil gambar untuk Portugal euro 2016 eder
Kemenangan Portugal 1-0 atas tuan rumah Prancis dalam final Piala Eropa 2016 menyisakan cerita tentang cedera dini yang menimpa Cristiano Ronaldo (CR7).
Cedera yang didapati CR7 usai dihantam Dimitri Payet itu memang sejenak mengambil atensi laga cukup banyak.
Orang-orang terhenyak dan menyadari sekaligus sedih bahwa panggung final Piala Eropa itu kehilangan salahsatu actor utamanya.
Ibarat pementasan sandiwara, tokoh utamanya terlalu cepat mati di awal cerita.
Kehilangan terbesar jelas dirasakan oleh Portugal.
Dengan koleksi 3 gol sampai laga final, CR7 memang tidak sehebat yang diharapkan jika merujuk pada perfoma gila-gilaan yang ditunjukkannya kala berseragam Real Madrid.
Namun 3 gol mantan pemain Manchester United dan Sporting Lisbon itu sulit dipungkiri sangat berharga bagi tim nasional negaranya.
Dua gol CR7 menolong Portugal menahan imbang Hongaria dan lolos sebagai salahsatu tim peringkat tiga terbaik.
Kala melawan Kroasia, satu tembakannya yang mental menjadi jalan bagi Quaresma mencetak gol kemenangan.
Puncaknya kala CR7 mencetak 1 gol dan 1 assist ketika Portugal menundukkan Wales 2-0 di semifinal.
Maka, ketika CR7 harus mengakhiri laga di menit ke 25, Portugal tampak sangat terpukul, harapan juara seperti memudar.
Untungnya, cerita berbeda kemudian tertulis di lembar sejarah, Portugal lah yang menjadi juara.
Portugal tetap mampu menjaga tren mereka yang tidak pernah kalah sepanjang Piala Eropa 2016 dan menghukum lawan di babak kesukaan mereka, babak perpanjangan waktu.

Adalah seorang Fernando Santos yang menjadi kunci mengapa Portugal bisa tetap meredam serbuan Prancis dan balik memenangkan pertandingan di waktu yang tepat.
Portugal memainkan formasi 4-4-2 yang kemudian diterjemahkan menjadi 4-1-3-2.
William Carvalho menjadi gelandang bertahan di depan duet bek Fonte dan Pepe yang kembali dimainkan setelah pulih dari cedera dan memang dipersiapkan untuk berduel dengan Olivier Giroud di udara.
CR7 dan Luis Nani masih meneruskan strategi unik Santos yang mengubah dua penyerang sayap ini menjadi penyerang tengah.
Dibelakang mereka terdapat Joao Mario, Adrien Silva dan Renato yang menjadi trio gelandang serang saat Portugal melancarkan serangan dan balik membantu William mengcover pertahanan saat Portugal diserang.

Petaka sekaligus ujian taktik bagi Portugal dan Fernando Santos terjadi kala CR7 ditimpa cedera.
Keluarnya CR7 pada menit 25 membuat Quaresma masuk menggantikan sang kapten.
Disinilah Santos mulai memainkan strateginya untuk beradaptasi atas kehilangan CR7.
Ricardo Quaresma yang bertipikal penyerang sayap seperti Luis Nani tidak serta merta masuk mengisi posisi CR7 mendampingi Nani.
Quaresma ditempatkan disisi sayap kanan Portugal menggeser Renato yang bermain lebih kedalam untuk berduet dengan Adrien Silva.
Dengan perubahan ini, Portugal memainkan pola 4-1-4-1 dimana 4 gelandang di depan William Carvalho diisi oleh Mario di sayap kiri, Quaresma di sayap kanan dan duet Renato bersama Adrien Silva di tengah.
Santos tampaknya mulai memikirkan opsi untuk menguatkan lini tengah sekaligus membentengi pertahanan.
Hal tersebut dilakukan karena Santos melihat beberapa kali Matuidi dan Pogba leluasa menguasai lini tengah dan berujung pada tusukan Sissoko dan ancaman Griezmann.
Disamping itu, pola 4-1-4-1 menjadi bagian strategi Santos untuk memaksimalkan serangan dari sayap.
Sayangnya, rencana tersebut tidak berjalan sempurna.
Serangan Portugal dari sayap tetap berjalan namun tidak ada eksekutor buas di kotak penalty.
Luis Nani bukan tipikal penyerang sayap yang bisa bertransformasi menjadi penyerang haus gol seperti halnya CR7.
Meski demikian, sejumlah momen kala umpan lambung silang Portugal berhasil masuk ke kotak penalty Prancis memberikan ide lain bagi Santos.

Ketiadaan CR7 memang meniadakan unsur ketajaman di lini depan saat serangan balik dan sekaligus juga membuat Portugal kehilangan target man yang bisa menyambut umpan lambung silang seperti kala CR7 mencetak gol sundulan ke gawang Hongaria dan Wales.
Atas dasar itu, Santos mulai menimbang untuk memasukkan seorang penyerang murni seperti Eder (sepanjang turnamen belum sekalipun Santos memainkan seorang penyerang murni sebagai starter dalam taktiknya).
Rencana Santos itu mulai direalisasikan dengan memasukkan Moutinho menggantikan Adrien Silva pada menit 66.
Secara taktikal, penggantian ini lebih banyak ditujukan untuk menjaga stamina di lini tengah karena Santos menyadari penggantian terakhir mereka nanti adalah seorang penyerang tengah.

Hasil gambar untuk Portugal euro 2016 fernando santos
Stamina yang terjaga ditengah akan memberikan fokus bagi para pemain sayap untuk mengirimkan umpan lambung silang.
Pilihan Santos memasukkan Eder yang memiliki tinggi 190 cm adalah bagian dari taktik untuk memaksimalkan serangan-serangan dari umpan lambung silang.
Menit 79, Eder akhirnya masuk menggantikan Renato.
Masuknya Eder sebagai penyerang tengah menggeser Luis Nani ke posisi aslinya di sisi sayap berduet dengan Quaresma di sisi sayap seberangnya (pada beberapa momen keduanya bertukar sisi sayap).
Joao Mario bergeser ke tengah untuk berduet bersama Moutinho di depan William Carvalho.
Praktis Portugal tetap memainkan pola 4-1-4-1 dengan perubahan ke 4-3-3 saat menyerang.

Serunya, Didier Deshamps membaca taktik itu dan menginstruksikan pemainnya untuk memberikan pressure pada sisi sayap Portugal.
Alhasil, umpan-umpan lambung silang yang direncanakan Portugal tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Tidak banyak umpan lambung silang yang dapat diberikan kepada Eder.
Gagal dengan umpan lambung silang dari sayap, pemain Portugal berkreasi dengan mengirimkan umpan datar dari sayap.
Adalah gol Eder pada menit 109 menjadi buah manis kreatifitas itu.
Moutinho yang menguasai bola di sisi kanan area permainan Prancis memberikan umpan datar pada Eder yang sedikit melebar ke sayap untuk menjemput bola.
Dengan kerja kerasnya membawa bola dari sisi sayap ke depan kotak penalty Prancis, Eder menuntaskannya dengan tembakan keras yang menghujam gawang Hugo Lloris, gol!
Keunggulan satu gol membuat Deshamps memasukkan Anthony Martial sebagai penyerang tambahan menggantikan Sissoko.
Terlambat, Portugal sudah nyaman dengan pola 4-1-4-1 yang dikondisikan untuk bertahan dan menjaga skor tetap 1-0.

Fernando Santos dengan jeli membuat Portugal berhasil beradaptasi atas kehilangan pemain utama mereka, CR7.
Meski jangan juga dilupakan bahwa ada peran Pepe dan Rui Patricio di lini pertahanan Portugal yang meredam serbuan tuan rumah, Eder yang mengejutkan serta CR7 yang mendadak jadi Asisten Manager di pinggir lapangan.
Selamat Portugal.

Komentar

Posting Komentar