Manchester United Sudah Sangat Siap
Musim baru Liga Inggris 2016/2017 diprediksi menjadi
salahsatu musim kompetisi paling menarik tidak hanya di Liga Inggris sendiri
tetapi juga jika dibandingkan dengan musim baru kompetisi domestic lain seperti
La Liga Spanyol, Bundesliga Jerman dan Serie A Italia.
Kedatangan sejumlah manager papan atas memberi gengsi
baru bagi Liga Inggris.
Siapa yang tidak ingin menyaksikan Pep Guardiola,
Jose Mourinho, Antonio Conte, Arsene Wenger, Juergen Klopp serta Ranieri dan
Pochettino beradu taktik dalam satu liga domestic?
“Kejuaraan dunia bagi para Manager” demikian Arsene
Wenger mengungkapkan fenomena berkumpulnya manager-manager berkelas di Liga
Inggris.
Memang terlalu dini untuk memprediksi siapa juara
Liga Inggris musim 2016/2017, tetapi jika mengambil indikator dari persiapan
tim sebelum liga bergulir maka Manchester United (MU) bisa dianggap sebagai tim
yang paling siap.
MU memilki kesiapan terbaik dari sudut pandang
menjaga pemain penting tetap berada dalam tim dan mendatangkan pemain yang
dibutuhkan.
MU berhasil menjaga pemain terbaik mereka David De
Gea tetap berada di bawah mistar gawang, meski isu kepindahannya ke Real Madrid
musim lalu tetap saja santer terdengar (padahal Keylor Navas sudah membuktikan
kemampuannya di El Real dengan raihan trofi Liga Champions).
MU juga memastikan pemain paling senior mereka saat ini
Wayne Rooney tetap menjadi bagian tim.
Meski perannya dipandang tidak sekrusial dulu lagi,
keberadaan Rooney di ruang ganti masih dianggap penting.
Profil Rooney yang datang ke Old Trafford sebagai
seorang remaja dan tumbuh menjadi dewasa di Theatre of Dream sangat pantas diserahi
tanggung jawab sebagai kapten tim sekaligus senior bagi anak-anak muda seperti
Anthony Martial, Marcus Rashford dan Jesse Lingard yang tengah berkembang
menuju usia emas mereka.
Bertahannya trio Martial, Rashford dan Lingard
sendiri menjadi salahsatu keberhasilan MU menjaga keutuhan komposisi utama tim
jika melihat bagaimana gembar gembor media bahwa Mourinho akan “mengkebiri”
peran-peran pemain muda.
Terbukti Mourinho kerap melibatkan Martial, Rashford
dan Lingard dalam sejumlah laga pra musim (bandingkan dengan kasus
Schweinsteiger yang “dipaksa” berlatih” diluar skuad utama).
Rooney bisa membagi pengalamannya tumbuh dari remaja
sampai menjadi kapten MU kepada trio Martial, Rashford dan Lingard.
Serunya lagi, Rooney dipastikan tidak sendirian
menjadi mentor bagi anak-anak muda ini.
Adalah Zlatan Ibrahimovic menjadi sosok kuat lain
yang hadir di Old Trafford.
Pencetak gol terbanyak timnas Swedia itu adalah sosok
yang dibutuhkan untuk menaikkan percaya diri yang terus menurun sejak MU ditinggal
Sir Alex Ferguson pensiun.
Raihan gelar domestic di semua liga yang pernah
dikunjungi Ibra juga jadi jaminan “diatas kertas” bahwa MU punya jimat untuk
memenangkan titel Liga Inggris musim ini.
Bisa dikatakan Ibra adalah pemain pertama yang
terlintas dalam pikiran Mourinho sejak dirinya dipastikan menangani MU.
Sama halnya dengan 3 rekrutan Mourinho selain Ibra.
Usai memastikan pemain-pemain kunci tetap berada di
dalam tim, MU juga berhasil merealisasikan semua rencana pembelian pemain baru
mereka.
“kami akan mendatangkan 4 pemain” seru Mourinho
tentang rencana MU di bursa transfer.
Empat pemain yang diminta Mourinho semuanya berhasil
didatangkan.
Ibra, Mkhitaryan, Baily dan Pogba adalah
pemain-pemain yang diinginkan The Special One untuk melengkapi komposisi
terbaik bagi MU.
Dan pria Portugal itu mendapatkanya.
Ibra di lini depan adalah jaminan ketajaman lini
serang MU.
Gol penentu kemenangan yang membawa MU memenangi
Community Shield adalah bukti awal dari dampak besar kedatangan Ibra bagi lini
depan MU.
Dengan Rashford, Martial dan Lingard yang makin
matang, lini serang MU bisa dipastikan tidak seret gol lagi seperti dulu.
Tambahkan lagi rencana Mourinho mengembalikan posisi
sang kapten Rooney lebih dekat ke kotak penalty untuk berkolaborasi dengan Ibra
di depannya.
Beralih ke Mkhitaryan.
Pemain yang didatangkan dari Borussia Dortmund ini
mungkin tidak memiliki profil sekuat Ibra tetapi kehadirannya membuat MU punya
banyak pilihan di lini serang kedua bersama Juan Mata, Jesse Lingard, Memphis
Depay dan Ashley Young (Martial dan Rashford juga bisa bermain sebagai striker
di lini depan).
Selanjutnya, Eric Baily.
Penampilan debutnya dalam laga kompetitif resmi
pertama bersama MU di Community Shield langsung melambungkan namanya sebagai
bek tengah utama MU musim ini.
Chris Smailing dipastikan kini mendapat pasangan yang
tepat di jantung pertahanan setelah musim lalu terus berganti pasangan dengan
Daley Blind dan Marcos Rojo.
Jangan lupakan, keberhasilan MU menguasai Liga
Inggris biasanya selalu ditandai dengan keberadaan duet tangguh di lini
pertahanan seperti pada era Jaap Stamp – Ferdinand atau Nemanja Vidic –
Ferdinand.
Terakhir dan ini yang paling menguras perhatian
(sekaligus uang), Paul Pogba.
Kedatangan Paul Pogba kembali ke Old Trafford sebagai
pemain termahal dunia membuat MU harus memecahkan rekor transfer dunia untuk
memulangkannya.
Harga yang selangit dipertanyakan tetapi sejatinya
pemuda berusia 23 tahun ini sudah sangat siap untuk beraksi kembali dengan
seragam MU setelah tidak banyak mendapat kesempatan di kesan awalnya bersama MU
dulu.
Gelar 4 Scudetto, 2 Coppa Italy dan trofi Piala Dunia
U 20 adalah bekal Pogba untuk kembali ke MU.
Pogba adalah kepingan yang dibutuhkan Mourinho di
lini tengah MU.
“Dia bisa bermain menyerang seperti Scholes dan
memegang lini tengah seperti Gerrard” Mourinho menggambarkan sosok sekaligus
gambaran rencananya untuk Pogba di lini tengah MU.
Dengan empat kepingan puzzle pemain baru yang sudah
didatangkan, MU pantas berharap banyak di musim perdana mereka bersama
Mourinho.
Meski rival mereka juga terus berbenah tetapi
sejatinya MU adalah tim yang paling siap, setidaknya dalam penilaian awal musim
ini.
Man City memang berhasil mendatangkan John Stones dan
Nolito tetapi sosok Pep Guardiola adalah pendatang baru di Liga Inggris yang
tentu butuh adaptasi.
Hal yang sama berlaku juga untuk Chelsea bersama
Conte.
Meski berhasil mendatangkan Kante di lini tengah,
sejatinya Chelsea gagal mendapatkan buruan mereka Bonucci di lini belakang.
Conte juga punya tantangan sejarah yang sama dengan
Guardiola sebagai pendatang baru di Liga Inggris.
Jangan lupakan bahwa dalam 10 musim terakhir hanya
ada 2 manager yang baru merasakan Liga Inggris berhasil menjadi juara, sisanya
dimenangkan mereka yang sudah mengenai atmosfer sepakbola di liga ini.
Adapun Arsenal
boleh jadi sudah mendatangkan Granit Xhaka untuk memperkuat lini tengah
mereka, tetapi lini depan mereka belum mendapatkan suntikan tenaga baru untuk
memback up Giroud yang angin-anginan.
Liverpool bersiap menjalani musim penuh perdana
bersama Juergen Klopp.
Tetapi nyaris serupa dengan Arsenal, The Reds memang
berhasil mendatangkan Wijnaldum dan Sadio Mane tetapi lubang di sector bek
sayap kiri belum kunjung tertangani.
Rencana Klopp menempatkan James Milner yang sejatinya
berposisi sebagai gelandang di posisi itu sudah memberikan gambaran bahwa tim
ini belum sepenuhnya siap memasuki musim baru Liga Inggris.
Bagaimana dengan kontestan utama titel Liga Inggris
musim lalu, Tottenham Hotpurs dan Leicester City?
Spurs mendatangkan top skor Liga Belanda Vincent
Janssen untuk melengkapi top skor Liga Inggris musim lalu, Harry Kane.
Cukupkah itu?
Spurs memilki gambaran kesiapan yang sama seperti MU,
menjaga pemain penting tidak pergi dan mendatangkan pemain yang diperlukan.
Lalu kenapa MU dipandang jauh lebih siap?
Karena MU punya pemain-pemain seperti Ibrahimovic,
Pogba dan Rooney yang terbiasa menjadi juara dan tahu bagaimana caranya menjadi
juara.
Mental juara itu yang tidak hadir di pekan-pekan
terakhir Liga Inggris musim lalu dan membuat Spurs tidak kuasa menahan laju
Leicester City.
Bicara soal Leicester City, jangan berharap keajaiban
Cinderella punya sekuelnya.
Kepergian N’Golo Kante ke Chelsea sudah menghilangkan
satu kunci utama keberhasilan mereka musim lalu di lini tengah.
Siapa yang bisa menjamin Ranieri akan menemukan
pengganti yang sepadan?
Atau mampukah Riyad Mahrez mencegah dirinya mengikuti
jejak Eden Hazard sebagai pemain kunci yang membawa Chelsea juara Liga Inggris dan langsung anjok di musim
berikutnya?
Sederhananya, kedalaman skuad Leicester tidak sebaik
kontestan penantang juara Liga Inggris yang lain.
Tentu modal semangat bertarung tim tidak bisa
selamanya dijadikan senjata utama untuk mengarungi salahsatu musim terberat
Liga Inggris ini.
MU tidak mengalami “tetapi” yang dialami
pesaing-pesaingnya.
Tidak ada kata tetapi dalam persiapan MU.
MU sudah sangat siap mengarungi musim Liga Inggris
yang bertajuk “kejuaraan dunia bagi para Manager”.
Twitter @rizkimaheng
Komentar
Posting Komentar