Francesco Totti, Legenda Minim Gelar Yang Penuh Kesetiaan
Apakah
anda masih ingat poster pesepakbola yang menempel di dinding kamar anda pada
tahun 1990-an?
Francesco
Totti adalah salahsatu pemain dimasa-masa kala poster Alessandro Del Piero dan
David Beckham menghiasi kamar remaja-remaja penggila sepakbola seluruh dunia.
Nama
Totti bersanding dengan nama dua ikon sepakbola tahun 1990-an tersebut sebagai
pemain berlabel bintang.
Berbicara
mengenai Totti bukan berbicara tentang berapa jumlah raihan trofi juara seorang
pemain bintang.
Ada
saatnya ketika seseorang mendapatkan tempat spesial karena kesetiaan yang
diberikannya.
Masa
dan saat tersebut adalah milik seorang Francesco Totti.
Kapten,
Pangeran dan Legenda AS Roma tersebut mendapatkan penghargaan, penghormatan dan
tempat spesial di hati seluruh fans AS Roma karena kesetiaan yang diberikannya
kepada klub.
Bayangan
trofi juara yang bakal direngkuh jika bergabung dengan klub-klub besar yang
rutin meraih gelar tidak menyilaukan Totti untuk berpaling dari AS Roma.
Klub
ibukota Italia tersebut adalah klub pertama sekaligus satu-satunya klub yang
pernah dibela pemenang Piala Dunia 2006 itu selama berkarir 25 tahun sebagai
seorang pesepakbola profesional.
Wajar
jika kemudian penghormatan tertinggi diberikan kepada Totti pada laga
terakhirnya kala AS Roma menundukkan Genoa 3-2 pada pekan terakhir Serie A
Italia.
Totti
yang masuk sebagai pemain pengganti di awal babak kedua menuntaskan
kesetiaannya pada kostum AS Roma dalam laga tersebut.
Seremoni
digelar untuk menghormati pencetak gol terbanyak sepanjang masa AS Roma itu.
Tangis
dan haru fans AS Roma melepas kepergian seorang legenda yang berkostum AS Roma
diatas lapangan untuk kali terakhir.
Tangis
dan haru yang juga meliputi wajah Totti saat melambaikan tangan terimakasih dan
perpisahan kepada klub yang sudah dibelanya sejak umur 16 tahun.
Grazie! Ya, hanya ucapan terimakasih yang
bisa Totti ungkapkan di akun twitternya.
Totti
adalah sebuah monumen sepakbola sejati kala seorang bocah menjadi fans sebuah
klub lalu menjadi pemain klub tersebut dan tumbuh dewasa bersama menjadi
seorang legenda tanpa pernah sekalipun beranjak dari klub tersebut.
Sebuah
pemandangan langka di era sepakbola modern yang mengedepankan hasil dalam
bentuk raihan trofi juara.
Karir
Totti sesungguhnya bukanlah sebuah karir yang bergelimangan gelar jika melihat
panjangnya masa pengabdian 25 tahun berseragam Roma.
BBC mencatat, sepanjang 25 tahun
tersebut, Totti "hanya" memenangkan satu scudetto, dua coppa Italia
dan dua gelar Piala Super Italia.
Tidak
ada titel Liga Champions disana, tidak ada trofi juara di level Eropa dan
dunia.
Inilah
yang membedakan seorang Totti dengan legenda yang bermain lama di satu klub
seperti Ryan Giggs untuk MU dan Paolo Maldini saat berseragam AC Milan.
Keduanya
memenangkan banyak titel juara Liga dan ditambahi dengan raihan trofi Liga
Champions.
Tapi
bagi fans AS Roma, kesetiaan Totti adalah jauh lebih berharga karena mereka
paham bahwa kapten mereka bisa saja hengkang ke klub besar dan bergelimangan
gelar namun memilih untuk bertahan di AS Roma.
"Saya
melihat sesuatu yang tidak normal, sebuah pertarungan melawan sepakbola modern
dengan mengenakan seragam yang sama selama 25 tahun" ujar De Rossi seperti
dikutip Reuters.
Ya,
bertahan begitu lama disebuah klub yang sama tanpa gelimangan trofi juara adalah
sebuah perjuangan.
Pantas
kiranya jika fans AS Roma begitu mencintai Totti.
"Dulu
kita mengenai Pele dan Maradona, hari ini ada Ronaldo dan Messi, namun bagi
fans Roma Totti adalah segalanya" puji Sven Goran Errickson kepada Soccerway.
Terimakasih
bagi Totti rasanya tidak hanya diucapkan oleh fans AS Roma tetapi juga respek
dari seluruh penggemar sepakbola dunia.
"Aku
tidak akan lagi menghiburmu dengan kakiku tetapi hatiku akan selalu denganmu.
Aku akan menuruni tangga dan memasuki ruang ganti yang menyambutku sebagai anak
kecil dan pergi meninggalkannya sebagai seorang pria" ungkap Totti di asroma.com.
Grazie Totti.
Komentar
Posting Komentar