Lacazette Memantapkan Formasi 3-4-2-1 Arsenal
Dulu, sebelum Samsung menguasai pangsa pasar ponsel dunia, adalah
Nokia yang terdepan dalam urusan menjual ponsel.
Kini, Samsung merajai daftar penjualan ponsel dunia meninggalkan
Nokia.
Dulu, sebelum Android digunakan dimana-mana, adalah Blackberry
yang menjadi pegangan banyak orang.
Kini, Android masuk kedalam kehidupan banyak orang dan hanya
menyisakan Blackberry untuk aplikasi chat Blackberry Messenger.
Inovasi ditenggarai sebagai kunci dari rotasi
"kekuasaan" dalam dunia bisnis.
Siapa yang mau, mampu dan sukses melakukan inovasi akan menuai
hasil yang positif.
Demikian juga yang terjadi dalam dunia sepakbola, setidaknya yang
terlihat pada keberhasilan Antonio Conte mengantarkan Chelsea menjuarai Liga
Inggris musim 2016/2017.
Adalah formasi 3-4-3 yang menjadi inovasi Conte pada perjalanan
sukses Chelsea musim lalu.
Kekalahan telak beruntun dari Liverpool dan Arsenal membuat
manager asal Italia itu berinovasi meninggalkan formasi 4 bek dan menjajal
formasi 3 bek dalam pola 3-4-3.
Inovasi tersebut ternyata sukses dan membawa The Blues menjuarai
Liga Inggris dengan catatan 13 kemenangan beruntun usai Conte menerapkan
formasi baru.
Entah latah atau memang mendapatkan keseimbangan dengan formasi 3
bek, seteru sekota Chelsea, Arsenal pun menjajal formasi 3 bek dalam pola
3-4-2-1 pada pekan-pekan terakhir Liga Inggris.
Inovasi Wenger sukses.
Meski gagal mengamankan tiket lolos ke Liga Champions lewat posisi
4 besar klasemen, Arsenal memenangi 7 pertandingan terakhir mereka di Liga
Inggris.
Puncak kesuksesan inovasi Wenger adalah saat formasi 3 bek mereka
membungkam formasi 3 bek Chelsea dalam final FA Cup.
Berangkat dari sukses tersebut, Arsene Wenger memilih untuk tetap
memainkan formasi tersebut musim depan.
" Kami sudah mencoba banyak sistem. Di beberapa laga kami
memainkan 4 bek dan pada laga lain dengan 3 bek. Pada awal musim nanti kami
memastikan bermain dengan 3 bek" ujar Wenger.
Jika benar Wenger memenuhi perkataannya untuk bermain dengan 3 bek
dalam formasi 3-4-2-1, maka kedatangan Lacazette menjadi pelengkap kekuatan
dari formasi tersebut.
Formasi 3-4-2-1 Arsenal menempatkan Mesut Oezil dan Alexis Sanchez
sebagai dua gelandang serang di belakang penyerang tunggal yang saat itu diisi
oleh Olivier Giroud.
Nah, hadirnya Lacazette bisa dipastikan menggeser Giroud ke bangku
cadangan.
Secara statistik, Lacazette yang mencetak 28 gol di Liga Prancis
musim lalu lebih baik daripada Giroud yang mencetak 12 gol di Liga Inggris.
Lacazette lebih tajam karena bermain di Liga Prancis sedangkan
Giroud bermain di Liga Inggris? Tidak juga.
Kualitas Lacazette memang lebih baik daripada Giroud tidak hanya
dari kemampuan mencetak gol tetapi juga pada aspek lain seperti kemampuan
melepaskan umpan dan tendangan.
Pada ajang yang sama di Liga Champions, Lacazette tercatat 74.5%
mampu melepaskan umpan berbanding 62% statistik Giroud.
Lacazette juga mampu melesakkan 2.5 shoot per game berbanding 1.5
shoot per game Giroud di ajang yang sama.
Keberadaan Lacazette akan menambah daya ledak dari formasi 3-4-2-1
Arsenal yang pada musim lalu menghasilkan 16 gol dalam 8 kesempatan formasi
tersebut diterapkan.
"Saya percaya pemain baru mampu berintegrasi dengan baik
kedalam formasi 3 bek. Seorang penyerang dengan catatan mencetak gol yang
sangat bagus" tambah Wenger merujuk pada kehadiran Lacazette.
Keputusan Wenger meninggalkan formasi 4 bek berarti sebuah inovasi
besar karena sejak menangani Arsenal lebih dari dua dekade yang lalu, Wenger
selalu menerapkan formasi 4 bek.
Inovasi tampaknya dipahami Wenger sebagai jalan untuk dirinya
tidak tergerus oleh perubahan terutama agar dirinya tidak terus-terusan
mendapat sorakan permintaan mengundurkan diri dari fans Arsenal seperti musim
lalu.
Komentar
Posting Komentar