Taktik Mourinho Di MU Memang Membutuhkan Romelu Lukaku

Kedatangan Romelu Lukaku menjadi bagian dari skuad Manchester United musim depan adalah jawaban atas kepergian Zlatan Ibrahimovic yang dilepas MU.
Lukaku meneruskan tradisi Jose Mourinho yang selalu memilki seorang target man dalam tim-tim suksesnya.
Kala membesut Chelsea, The Special One punya Didier Drogba di kesempatan pertama dan Diego Costa pada kesempatan kedua.
Dengan bekal target man di lini serang, Jose Mourinho selalu sukses menghadirkan trofi juara Liga Inggris pada dua kesempatan menangani Chelsea.
Keberadaan target man di lini serang seakan menjadi resep utama keberhasilan Mourinho pada tiap klub yang dipimpinnya.
Kala meninggalkan Chelsea dan bertualang di Seria A Italia dan La Liga Spanyol, pria Portugal itu juga mengandalkan seorang target man di lini serang.
Perhatikan sosok Diego Milito di Inter Milan yang jadi "jimat" Mourinho memenangkan treble winner 2009/2010.
Penyerang asal Argentina itu bahkan mencetak semua gol yang menentukan tiga trofi juara Inter Milan dengan puncaknya adalah 2 gol Milito di partai final Liga Champions saat Inter Milan menundukkan Bayern Muenchen.
Saat menukangi raksasa Spanyol Real Madrid, Mourinho memiliki 2 target man dalam diri Karim Benzema dan Gonzalo Higuain.
Meski kemudian penyerang paling produktif Mourinho justru datang dari seorang Cristiano Ronaldo, tidak dapat dipungkiri ada peran Benzema dan Higuain dalam strategi yang disusun The Special One di tubuh Madrid.
Keberadaan target man tetap jadi salahsatu kunci sukses Mourinho memenangkan trofi La Liga bagi Madrid yang bermakna besar kala itu karena memutus rangkaian hegemoni tim menakutkan Barcelona era Pep Guardiola.

Posisi target man seperti menjadi menu wajib dalam strategi racikan Mourinho.
Hal tersebut diperlihatkannya kembali dalam debut menukangi MU musim lalu lewat keberadaan Zlatan Ibrahimovic.
Bomber asal Swedia itu menjadi pilihan Mourinho meski sudah berumur.
Raihan tiga trofi juara Comunity Shield, Piala Liga Inggris dan Europa League plus kelolosan ke Liga Champions adalah bukti bahwa strategi target man di lini serang terdepan milik Mourinho masih manjur.
Sosok yang memerankan target man memang menjadi sosok kunci dalam tiap tim asuhan Mourinho.
Hal ini berkaitan dengan preferensi taktik mantan pelatih Porto Portugal itu yang menyukai formasi 4-2-3-1 dan 4-3-3.
Whoscored.com (10/7/2017) mencatat Mourinho memainkan pola 4-2-3-1 dalam 19 laga dan pola 4-3-3 dalam 17 laga musim lalu.
Di luar pola itu hanya ada pola 4-4-2 dan 3-5-2 yang masing-masing cuma sekali saja dijajal Mourinho musim lalu.
Keberadaan target man menjadi vital karena pola 4-2-3-1 dan 4-3-3 adalah pola yang memainkan satu penyerang tengah sebagai target man.
Dengan perginya Ibrahimovic yang mengisi posisi penyerang tengah musim lalu, kehadiran Lukaku dianggap sebagai penerus peran tersebut di skuad MU musim depan.
Apakah Lukaku bisa menjawab tantangan tersebut ?
Statistik menjawab Iya.

Sebagai seorang target man, Mourinho membutuhkan seorang penyerang yang ikut terlibat dalam permainan alias tidak hanya menunggu dalam kotak penalti.
Target man kesukaan Mourinho adalah seorang penyerang yang ikut membangun serangan dan sekaligus menuntaskannya dengan gol, minimal dengan umpan kunci.
Data whoscored.com (10/7/2017) menunjukkan Lukaku memilki kemampuan untuk menjadi target man yang diidamkan The Special One.
Penyerang timnas Belgia berusia 24 tahun itu tercatat membukukan 25 gol dalam 36 laga Liga Inggris musim lalu.
Dari sisi tugas untuk mencetak gol jelas sangat mumpuni.
Bagaimana dengan tugas untuk terlibat dalam permainan?
Lukaku mencetak 6 umpan kunci dan persentase 65.6% umpan sukses yang mana tidak buruk bahkan terhitung lumayan untuk seorang penyerang, apalagi untuk seorang pemain yang bermain di klub selevel Everton.
Nah, dengan catatan diatas tampaknya Lukaku memang diproyeksikan menjadi target man berikutnya dari strategi Mourinho.
Fans MU tentu berharap Lukaku akan sama suksesnya dengan Didier Drogba, Diego Costa atau bahkan Diego Milito kala menjadi target man pilihan Mourinho.


Komentar