Prediksi Final Piala Konfederasi 2017 - Cile Lebih Matang Untuk Jadi Juara

Generasi emas Cile ataukah talenta muda Jerman yang akan menjuarai Piala Konfederasi 2017?
Sebelum membahas prediksi siapa pemenang partai puncak nanti, mari melihat kembali cerita seputar kedua tim di turnamen ini.
Rasanya hanya fans fanatik timnas Jerman saja yang meyakini bahwa juara Piala Dunia 2014 itu akan melaju ke final Piala Konfederasi 2017.
Meski tetap dipandang sebagai tim unggulan di turnamen yang mempertemukan para juara di tiap benua ditambah juara Piala Dunia edisi terakhir dan tuan rumah penyelenggara, tim asuhan Joachim Loew sesungguhnya bukan favorit untuk menjuarai Piala Konfederasi 2017.

Adalah Portugal dan Cile yang lebih difavoritkan untuk mengangkat trofi juara turnamen pemanasan Piala Dunia tersebut.
Juara Piala Eropa dan Copa America itu datang ke Rusia dengan membawa skuad terbaik yang mereka miliki.
Bandingkan dengan keputusan Joachim Loew meninggalkan pemain-pemain senior utama Jerman dan hanya membawa tim yang rataan usianya dibawah 25 tahun.
Tim yang dikapteni Julian Draxler itu dianggap hanya menjadikan Piala Konfederasi sebagai ajang untuk mengistirahatkan Mesut Ozil dkk sekaligus menempa talenta muda Jerman seperti Timo Werner, Amin Younes dan Leon Goretzka.
“Tidak masalah dimana kami akan finis di Piala Konfederasi. Suatu hari Piala Konfederasi akan penting untuk mereka yang bermain disana” ungkap Loew beberapa hari sebelum turnamen dimulai seperti dilansir dari Soccerway (10/6/2017).
Nah, dengan Jerman kini melaju ke final lewat kemenangan telak 4-1 atas Meksiko, apakah Loew sedang memainkan mind games dengan seakan-akan menyepelekan turnamen ini?
Faktanya, dengan melaju ke partai puncak Jerman muda kini tidak dipandang sebelah mata lagi meski lawan mereka di final adalah Cile, tim yang menjungkalkan Portugal, juara Piala Eropa 2016 bersama mega bintang Cristiano Ronaldo.

Cile sendiri menjelma menjadi kekuatan baru dari Amerika Selatan saat ini.
Hari ini jika kita berbicara tim hebat dari zona Conmebol maka bukan hanya Argentina atau Brazil saja yang menjadi bahan pembicaraan tetapi juga timnas Cile.
Keberhasilan Claudio Bravo dkk memenangkan Copa America 2015 dan Copa Centenario 2016 memperlihatkan kepantasan mereka memegang status sebagai salahsatu tim terkuat zona Conmebol saat ini.
Pengalaman Cile menaklukkan tim besar seperti Argentina dengan mega bintang Lionel Messi dalam dua final beruntun dalam dua tahun rupanya bukan sebuah kebetulan.
Kiprah luar biasa itu diulangi lagi saat menyingkirkan jagoan Eropa Portugal dengan mega bintang Cristiano Ronaldo.
Lalu dengan Jerman muda yang menjadi lawan mereka di final, apakah Cile akan berjaya memenangkan turnamen internasional ketiga dalam 3 tahun beruntun?
Inilah laga generasi emas Cile melawan masa depan timnas Jerman.
Ini pertemuan raja gol Cile bernama Alexis Sanchez melawan calon predator Der Panser di masa depan bernama Timo Werner.
Siapa yang akan berjaya?

Acuan paling tepat untuk memprediksi laga final nanti adalah pertemuan terakhir kedua tim yang kebetulan sempat bermain imbang 1-1 pada fase grup B turnamen ini.
Pada laga yang berlangsung Kamis 22 Juni 2017 itu, gol kilat Alexis Sanchez pada menit ke 6 dibalas menit ke 41 oleh Lars Stindi.
Skor imbang menunjukkan kedua tim memiliki kekuatan setara namun proses laga sesungguhnya menunjukkan tanda-tanda bahwa Cile punya potensi lebih besar untuk memenangkan pertarungan.
Sepanjang pertandingan Cile mendominasi laga dengan melepaskan total 11 tembakan berbanding 9 tembakan dari kubu Jerman seperti dilansir Kompas (23/6/2017)
Tempo (23/6/2017) bahkan menuliskan bagaimana Jerman muda kesulitan mengatasi gaya bermain menekan tinggi dan operan cepat dari tim Amerika Selatan itu.
Dua kali bek Der Panser tertekan dan melakukan kesalahan dimana salahsatunya berbuah gol.
Cile bahkan bisa saja unggul lebih dari satu gol jika sepakan jarak jauh Eduardo Vargas tidak membentur mistar gawang dan aksi Alexis Sanchez tidak diselamatkan oleh Marc Andre Ter Stegen.
Jika anda berpikir tim muda Jerman memiliki keunggulan dari segi fisik maka sebaiknya koreksi lagi pendapat tersebut.
Anak asuh Juan Antonio Pizzi memenangkan dua trofi Copa America dan Copa Centenario melalui babak perpanjangan waktu berlanjut ke adu penalti yang menguras fisik termasuk saat menyingkirkan Portugal di semifinal.
Portugal bahkan seharusnya sudah takluk tanpa adu penalti jika saja dua peluang emas Cile di masa perpanjangan waktu tidak membentur mistar gawang dua kali beruntun.

Nah, jika Portugal sang juara Piala Eropa 2016 saja bisa disingkirkan Cile maka menaklukkan Jerman muda dan menjuarai Piala Konfederasi 2017 seharusnya tidak lebih sulit.
Ini adalah tim yang berisikan talenta terbaik dalam sejarah sepakbola Cile.
Jika Argentina punya Messi dan Brazil memiliki Neymar, maka Cile bangga dengan keberadaan Alexis Sanchez.
“Semua klub ingin memiliki Alexis dalam timnya” ujar Juan Antonio Pizzi seperti dikutip dari juara.net (22/6/2017).
Selain Alexis Sanchez, Cile juga punya Claudio Bravo, salahsatu kiper terbaik dunia saat ini (dengan melupakan debut buruknya di Man City musim lalu).
Lalu di lini tengah mereka punya Arturo Vidal yang menjadi juara di Italia bersama Juventus dan juaradi Jerman bersama Bayern Muenchen.
Ketiganya adalah pilar kunci dalam tim yang menjadi raja di Amerika Selatan selama 2 tahun terakhir.
Tim yang sedang matang-matangnya sebagai generasi sepakbola terbaik Cile menghadapi tim muda Jerman yang belum teruji.

Claudio Bravo dkk bakal menjuarai Piala Konfederasi 2017?

Komentar