Berbekal 4-2-4, Italia Ingin Move On Dari Catenaccio

Italia memenangi laga persahabatan melawan Uruguay dengan skor telak 3-0 di Allianz Riviera Stadium, Nice, Prancis pada Kamis 8 Juni 2017.
Meski Uruguay tampil tanpa beberapa pemain kunci mereka seperti Luis Suarez, Edinson Cavani dan Diego Godin, kemenangan Italia tetap berarti banyak.
Pasalnya Italia seperti mengirim pesan khusus pada laga tersebut.
Pesan yang dimaksud berisikan gambaran skuad dan formasi permainan Italia di masa depan, paling tidak selama masih ditangani Giampiero Ventura.
Jika menyimak starter awal maupun pemain cadangan yang diturunkan mantan pelatih Torino itu, tampak Italia nantinya akan mengkombinasikan deretan pemain-pemain muda potensial yang memang tengah menjamur di Liga Italia dengan sejumlah pemain senior.
Di bawah mistar gawang, sesuai prediksi banyak orang mengenai siapa yang akan meneruskan tongkat estafet dari Buffon, kiper muda AC Milan Gianluigi Donnaruma mengisi posisi tersebut.
Di depannya berdiri kuartet bek yang terdiri dari duet Barzagli dan Bonucci yang diapit Darmian dan Spinazzola.
Barzagli dan Bonucci mewakili pemain senior Italia sedangkan Darmian dan Spinazzola adalah gambaran masa depan lini pertahanan juara dunia 2006 itu.
Lini tengah Italia pada laga melawan Uruguay tersebut dipercayakan pada duet Marchisio dan De Rossi, keduanya mewakili kategori pemain senior di timnas.
Sepintas terlihat Italia akan bermain dengan pola 4-2-3-1, namun kenyataannya bukan 3 gelandang serang yang berdiri di depan duet Marchisio dan De Rossi, melainkan 4 orang penyerang.
Ya, Italia bermain dengan pola 4-2-4.
Situs football-italia.net (7/6/2017) memberitakan bagaimana Ventura memainkan pola 4-2-4 dengan mendorong Insigne dan Candreva untuk memerankan peran sebagai penyerang sayap mengapit duet Immobile dan Belotti.
Pola 4-2-4 adalah sebuah perubahan besar dari sisi taktik bagi timnas Italia setelah sebelumnya lekat dengan formasi 3 pemain bertahan dalam pola 3-5-2 yang diterapkan Conte pada Piala Eropa 2016.
Bagaimana potensi keberhasilan pola ini?
Ventura menggambarkan bagaimana pola yang mengantarkan Brazil  juara di Piala Dunia 1958 ini berjalan dengan baik pada laga melawan Uruguay.
"Kami punya pendekatan yang tepat dan menghasilkan enam sampai tujuh peluang. Sejak awal kami ingin menegaskan cara bermain, kesatuan dan bentuk permainan kami" ujar Ventura pada Football Italia (8/6/2017).
Dengan 4-2-4 yang menjadi formasi favorit Ventura, Italia menampilkan wajah baru sepakbola Italia.
Bagaimanapun jika berbicara mengenai sepakbola Italia dan timnasnya, hal pertama yang terlintas adalah sebuah formasi pertahanan berlapis yang disebut Catenaccio.
Keberhasilan Inter Milan, klub elit Italia menjuarai Liga Champions di masa Helenio Herrera dan Jose Mourinho tidak luput dari strategi bertahan yang diterapkan klub tersebut.
Kisah Catenaccio pula yang mengemuka ketika Italia terakhir kali menjuarai Piala Dunia 2006 dimana Fabio Cannavaro dan Gianluigi Buffon menjadi aktor utamanya.
Buffon menjadi kiper terbaik Piala Dunia edisi itu.
Adapun bek kunci di lini pertahanan sekaligus kapten tim, Fabio Cannavaro bahkan mendapatkan penghargaan sebagai Pemain Terbaik Dunia versi FIFA tahun 2006.
Sebuah penghargaan individu yang sangat jarang diberikan bagi mereka yang bermain di lini pertahanan dapat dimenangkan Cannavaro atas aksinya bersama Italia menunjukkan korelasi pertahanan yang tangguh dengan sebuah prestasi.
Catenaccio terlanjur mengakar di sepakbola Italia dan Ventura tampaknya sedang merintis jalan mencabut akar itu.
Pola favorit Ventura yang terkesan agresif dengan keberadaan 4 penyerang sekaligus ini bisa jadi akan menghapus identitas catenaccio atau pertahanan berlapis ala Italia jika sukses meloloskan Italia ke Piala Dunia 2018 di Rusia tahun depan.


Komentar